Mohon tunggu...
May Lee
May Lee Mohon Tunggu... Guru - Just an ordinary woman who loves to write

Just an ordinary woman who loves to write

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[Novel] A Winter Story [24]

16 Desember 2020   23:10 Diperbarui: 17 Desember 2020   00:03 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Kyungju melompat masuk ke mobilnya dan mulai memacu mobilnya. Dengan tangan kirinya, dia menekan tombol nomor satu di layar kecil di dashboard mobilnya.

"Sekretaris Kim," layar itu berbicara dan langsung membuat sambungan telepon.

Kyungju mulai mengendarai mobilnya dengan kecepatan tidak menentu, dan pada dering kedua panggilan telepon diangkat.

"Sekretaris Kim, aku tidak tau apa yang terjadi dengan Yoonsung. Dia menyandera Valene dan dia menginginkan dataku. Aku akan kirimkan posisi mereka padamu, tolong bawa beberapa polisi, tapi datanglah dengan rahasia," ujar Kyungju panjang, "yang paling penting adalah keselamatan Valene dan Yoonsung tidak terluka. Aku sedang menuju kesana sekarang. Aku punya waktu 2 jam. Jadi aku mohon... cepatlah."

Sambungan telepon diakhiri Kyungju. Otaknya masih menolak membayangkan Valene saat ini disandera Yoonsung. Mengapa harus Yoonsung? Bagaimana kalau Yoonsung memang tega menyakiti Valene? Memang dia tau sejak dulu Yoonsung sangat ambisius dalam segala hal... bagaimana kalau kekalahannya hari ini adalah puncak dari kekesalannya selama ini? Kyungju tau persis kemana dia harus pergi. Dia memarkir mobilnya tak jauh dari sebuah gedung tinggi yang sudah lama tidak terpakai. Kyungju keluar dari mobilnya dan memandangi gedung yang dulunya indah namun kini sudah menghitam itu. Kyungju bisa membayangkan api yang melalap keindahan gedung itu, walau dulu dia tidak disini untuk melihat peristiwa itu secara langsung. Dan malam itu, dia memandang sepupunya Song Yoonsung, bergandengan tangan dengan ayah Kyungju sendiri, dalam keadaan menyedihkan dan penuh luka lecet. Yoonsung terus terisak dan menolak berbicara bahkan hingga mereka mengantarkan mayat kedua orangtuanya ke peristirahatan terakhir mereka. Kyungju masih ingat, dalam sekitar satu tahun sejak kedatangan Yoonsung kecil, dia harus terus menerus pergi untuk terapi mengatasi shock yang dia alami. Dan meskipun akhirnya Yoonsung tumbuh dalam keadaan baik-baik saja, atau bahkan dia tumbuh menjadi sosok yang sangat tampan dan tenang, Kyungju mulai melangkah perlahan, dia tak yakin telah mengenali sosok Yoonsung yang sebenarnya. Dia terlalu takut, namun tidak berani memikirkan kemungkinan apapun. Yang ada di pikirannya adalah apakah Valene terluka saat ini. Kyungju masuk ke gedung tak bertuan ini, melangkah mencari jalan yang lebih aman untuk diinjak, tidak berani mengeluarkan suara, hanya menerangi langkah dan melihat sekelilingnya dengan cahaya dari ponselnya. Dimanakah mereka: sepupu yang disayanginya dan gadis yang dicintainya berada? Dia tak bisa menemukannya.

***

"Indah bukan, noona?"

Valene memandang ke bawah dengan perasaan takut. Memang, Valene punya sedikit phobia pada ketinggian dan atap gedung ini rupanya cukup tinggi. Angin di sore hari ini bertiup sangat kencang dan Valene tidak heran jika sebentar lagi akan turun salju. Matahari senja sedang melawan kekuatan awan yang berusaha menghalangi cahayanya yang berwarna kemerahan. Pemandangan yang sungguh indah... andaikan kedua tangannya tidak diikat dan Yoonsung terus mencengkeram lengannya dengan kuat. Valene menoleh dan memandangi wajah Yoonsung, dia ingin membencinya, tapi dia tidak bisa. Ada sorot kesedihan dalam mata Yoonsung, meskipun dia tersenyum licik pada saat yang bersamaan.

"Noona tidak ingin Kyungju hyong memberikan datanya untukku, kan?"

Valene menggelengkan kepalanya, "tidak. Kumohon Yoonsung, mari kita hentikan segalanya dan kita akan bicarakan ini baik-baik. Ya? Kumohon..."

"Kalau begitu noona harus memilihku dibanding Kyungju hyong. Jadilah milikku dan aku akan melepaskan segalanya."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun