Mohon tunggu...
May Lee
May Lee Mohon Tunggu... Guru - Just an ordinary woman who loves to write

Just an ordinary woman who loves to write

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[Novel] A Winter Story [21]

29 November 2020   13:10 Diperbarui: 29 November 2020   13:13 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Nancy baru saja menyiapkan makan malam ketika bel apartemen mereka berbunyi. Andrew sudah beranjak untuk membukakan pintu, tapi Nancy menahannya.

"Biar aku saja."

Ketika Nancy membuka pintu, tampak wajah Yoonsung yang kelelahan. Namun Yoonsung masih berhasil menyunggingkan senyum tampannya.

"Hi Nancy noona, is Valene noona home?"

"Ah sadly she hasn't come home yet. Do you want to leave a message for her?"

"Ah, no need. Thanks noona."

Yoonsung tersenyum lagi sebelum pamit. Nancy terus memandangi punggung Yoonsung yang menjauh. Setelah punggung Yoonsung tak terlihat lagi, Nancy masuk untuk mulai makan malam dengan Andrew. Rupanya wanita yang ditunggu Yoonsung bertemu dengannya di depan lift.

"Ah Yoonsung!"

"Noona, kemana saja? Aku tidak bisa menghubungi noona dan sepertinya noona sibuk sekali," keluh Yoonsung.

"Mianhae Yoonsung-ah... aku lupa memberitaumu nomorku yang baru. Nomor yang lama tidak bisa diselamatkan juga. Tolong berikan nomormu, aku akan menelepon."

Mereka berdua berdiri di depan lift dan Valene mengeluarkan ponsel barunya dari dalam saku celananya. Yoonsung memicingkan matanya ketika menerima ponsel itu.

"Noona beli ponsel ini?"

"Hmm bukan sih... itu... pemberian Kyungju."

Yoonsung menyimpankan nomornya di ponsel Valene dan mengembalikannya pada pemiliknya.

"Kau tidak apa-apa Yoonsung? Kau tampak kelelahan," ujar Valene khawatir.

"Itu karena noona tidak pernah menjengukku lagi."

Valene menggigit bibir bawahnya. Memang, setelah sehari lewat dari Tahun Baru, yang hari itu adalah hari bersejarah untuk Kyungju dan Valene, Valene selalu menghabiskan waktunya bersama Kyungju dan Valene lupa sama sekali untuk mengunjungi Yoonsung.

"Mianhae... aku hanya sedikit sibuk," elak Valene.

"Sibuk? Dengan Kyungju hyong? Kalian pacaran?"

Valene tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya atas pertanyaan Yoonsung. Memang, belum ada satu orangpun yang diberitau Valene tentang hubungannya dengan Kyungju, bahkan dengan Nancy sekalipun (yang rencananya akan diberitaunya malam ini), tapi bagaimana Yoonsung bisa menebak dengan sangat tepat?

"Apakah itu benar?" tanya Yoonsung sekali lagi.

"Itu... lebih baik kau tanyakan pada Kyungju saja..."

"Taukah noona kalau dia selama ini membohongimu?"

Hati Valene mencelos. Aoa maksud dari perkataan Yoonsung ini?

"Menurutku dia hanya merasa noona lucu. Kyungju hyong cukup lancar berbahasa Inggris, tapi noona tidak pernah tau soal itu kan? Dia pernah memberitauku, baginya noona lucu sekali kalau bicara dengan bahasa yang dicampuraduk."

Valene terkejut dan berusaha menenangkan dirinya mendengar informasi ini. Mengapa Kyungju tidak pernah memberitaunya? Bagaimana kalau memang benar yang dikatakan Yoonsung, kalau Kyungju ternyata hanya menganggapnya semacam badut? Bagaimana kalau selama ini Kyungju bohong juga soal perasaannya?

"Tanya saja langsung padanya kalau noona tidak percaya."

Tanpa disuruh dua kali, Valene menaiki lift yang membawanya kembali turun ke lantai satu. Yoonsung benar, dia perlu memastikan semuanya. Dia tidak ingin hatinya dipermainkan. Valene menghela nafas dalam-dalam ketika masuk ke taxi yang berhenti di depannya. Dia berusaha tidak menangis. Tidak... tidak semudah itu...

***

"Ah noona? Kau merindukanku secepat ini? Atau ada sesuatu yang tertinggal?"

Memang baru dua jam mereka berpisah dan Valene kembali masuk ke apartemen Kyungju.

"Why don't you tell me?"

"Noona, kau tau bahasa Inggris-ku sangat jelek..."

"STOP LYING AND TELL ME THE TRUTH!"

Kyungju membelalakkan matanya, lalu sejurus kemudian dia tertawa.

"Apakah Yoonsung memberitaumu? Yah maafkan aku, soalnya noona lucu sekali..." tawa Kyungju.

"Kalau bicara dengan bahasa campur aduk?"

"Yah... ya memang begitu noona. Tapi setelah sekarang noona tau, noona bisa bebas bicara denganku, dalam bahasa Korea atau Inggris, semuanya boleh," ujar Kyungju, masih tertawa.

"INI TIDAK LUCU! KENAPA KAU MEMBOHONGIKU?"

Kyungju berhenti tertawa dan merasakan alarm bahaya.

"Noona, ini tidak seperti yang kau pikirkan," hardik Kyungju.

"JANGAN-JANGAN HINGGA DETIK INI KAU MEMBOHONGIKU JUGA SOAL..."

"Soal apa?" tantang Kyungju.

"PERASAANMU PADAKU."

"KAU PIKIR AKU BERCANDA SAAT AKU BILANG AKU MENCINTAIMU? KAU PIKIR AKU BERCANDA KETIKA AKU MENGKHAWATIRKANMU? KAU PIKIR AKU JUGA BERCANDA SELAMA KITA MENGHABISKAN WAKTU BERSAMA-SAMA?" tanya Kyungju panas.

Sebelum membalas kata-kata Kyungju, Valene teringat... ya, semua ini tampak terlalu nyata untuknya. Kecuali... hanya kecuali... Kyungju mampu berakting dengan sangat baik untuk membohongi perasaannya. Tapi apakah Kyungju sekejam itu? Atau apakah dia kurang mengenal Kyungju?

"Apakah menurut noona, masalah bahasa itu adalah masalah yang begitu besar? Masalah yang membuat noona ragu padaku? Masalah yang harus membuat kita bertengkar dan berpisah?" tanya Kyungju menusuk hati Valene.

Valene menggelengkan kepalanya cepat-cepat dan merasa sudah akan menangis. Tidak... dia tidak ingin berpisah dengan Kyungju. Kyungju meraih Valene ke dalam pelukannya.

"Maafkan aku noona... tapi kumohon jangan ragukan aku... perasaanku pada noona adalah nyata. Aku benar-benar mencintai noona. Aku janji, mulai sekarang tak akan ada lagi hal yang kututupi dari noona. Tolong jangan marah padaku."

Suara Kyungju sekarang terdengar begitu lembut... dan hati Valene luluh. Kyungju benar, sebenarnya ini bukan masalah yang begitu besar. Lagipula bagaimana mungkin hatinya menyimpulkan Kyungju menjadi orang yang begitu kejam hanya karena satu masalah? Kalau dia begitu gampang terpengaruh, bagaimana mereka bisa mempertahankan hubungan mereka, ketika nanti mereka harus terpisah oleh jarak dan waktu?

"Mianhae... Kyungju-ya..." sesal Valene.

Kyungju memandangi wajah Valene yang matanya berkaca-kaca.

"Apakah itu berarti noona memaafkan aku?"

"Ya. Dan aku minta maaf karena tidak mempercayaimu. Aku akan berusaha untuk lebih bisa mempercayaimu," ujar Valene sambil tersenyum.

Kyungju mengajak Valene untuk duduk di sofa, seketika wajah Kyungju cerah kembali. Inilah wajah yang ingin kulihat, tegas Valene dalam hatinya.

"Noona tebak, aku tadi menerima telepon yang sangat menggembirakan."

"Hmm? Dari siapa?"

"Dari haraboji!"

"Apa katanya? Apa tentang event?"

"Ya. Dia bilang ideku lebih menarik dari ide Yoonsung. Dia tinggal menunggu hasilnya saja untuk menentukan pilihannya nanti."

"Benarkah? Syukurlah!" sorak Valene sambil melonjak.

"Kalau begitu beri aku hadiah."

Seketika, Kyungju mengunci tubuh Valene yang terbaring di sofa.

"Ha... hadiah apa?"

Tanpa menjawab Valene, Kyungju mencium lembut bibir Valene. Perasaan lemas yang biasa Valene rasakan kini kembali lagi. Dia langsung tak bisa menolak ciuman Kyungju, atau apapun yang akan dilakukannya... tapi seketika Valene mendorong Kyungju lembut pada dadanya.

"Tidak."

Wajah cemberut Kyungju membuat Valene tertawa keras.

"Aku akan memberimu hadiah kalau kau memenangkan tantangan ini."

"Sudah pasti aku akan menang."

Valene mengecup lembut bibir cemberut Kyungju.

"Jangan terlalu percaya diri. Lakukan dulu, oke?"

"Baiklah! Janji beri aku hadiah ya?" tanya Kyungju sekali lagi.

"Iya aku janji."

***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun