Mohon tunggu...
May Lee
May Lee Mohon Tunggu... Guru - Just an ordinary woman who loves to write

Just an ordinary woman who loves to write

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[Novel] A Winter Story [14]

11 Oktober 2020   11:01 Diperbarui: 11 Oktober 2020   11:03 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Pikiran Valene berkecamuk hebat penuh adegan menakutkan. Dia bahkan tidak sadar Kyungju sudah membawanya menuju taman yang ada pohon Natal raksasanya dan duduk di salah satu bangku besi panjang yang cukup kering. 

Kesadaran Valene mulai kembali ketika Kyungju menggenggamkan tangan Valene pada minuman cokelat panas yang dibelinya. Valene memandangi Kyungju yang sudah duduk di sebelahnya sambil menyeruput perlahan cokelat panas yang sama, yang ada di tangannya.

"PANAS!" kutuk Kyungju sambil mengipas-ngipaskan tangannya pada bibirnya yang sangat merah.

Valene mendengus, tak terasa kehadiran Kyungju sendiri sudah membuatnya merasa jauh lebih tenang, seakan dia tidak menghadapi kesulitan ini sendirian.

"Kenapa kau bisa ada disini?"

"Aku hanya dalam perjalanan ke kantor dengan mobilku ketika aku melihat Andrew berlarian di jalan raya dan hampir membuat kami semua mengalami kecelakaan, dan semenit berikutnya kau juga berlarian. Aku menduga pastilah terjadi sesuatu, jadi aku menghentikan mobilku dan menyusul kalian tepat pada waktunya," jawab Kyungju panjang (Valene mengernyitkan dahinya berusaha mencerna kata-kata Kyungju), "jadi, apa yang terjadi?"

Seperti biasa ketika Kyungju menginginkan Valene menceritakan sesuatu yang perlu detail, Valene menggunakan tiga bahasa sekaligus yang membuatnya kembali lelah. Dia berharap ada soju disini yang bisa membantunya.

"Aku merasa bodoh mengusulkan ide itu pada Nancy," keluh Valene, "kalau tau hasilnya akan begini."

"Tapi kalau kalian tidak coba, bagaimana kalian bisa tau hasilnya?"

Valene memandang wajah Kyungju tak percaya. Kyungju menyeruput cokelatnya lagi dan tersenyum dengan mata bulatnya yang bersinar dan kedua lesung pipinya tampak sangat jelas.

"Kau mendukung ide konyol itu?" tanya Valene heran.

"Tentu. Soalnya Andrew memang terlihat sedikit tidak peka. Kalau aku jadi dia, aku tadi akan mengejar Nancy, paling tidak. Tapi ketika yang kulihat Yoonsung-lah yang pergi, aku khawatir kalian butuh strategi baru, atau setidaknya, adegan baru."

Valene mendadak menitikkan air matanya dan membuat Kyungju ketakutan. Dia meletakkan cokelat panasnya di bangku dan berlutut menggenggam tangan Valene yang masih mencengkeram cokelat panasnya dengan erat. Valene terus terisak kecil menangis.

"Noona, apa aku salah bicara? I'm really sorry..."

"Tidak... aku... aku hanya merasa... takut... kalau aku malah membuat segalanya berantakan."

"Tidak, noona. Kita hanya butuh sedikit lagi usaha, kurasa begitu."

"Benarkah?" tanya Valene sambil masih terisak.

"Benar! Jangan menangis noona-ya, kau membuatku merasa tidak enak."

Orang-orang yang lewat mulai melemparkan pandangan pada mereka berdua dan pandangan itu berkata: "lihat, pria itu membuat gadis itu menangis" dan membuat Kyungju benar-benar merasa tak enak. Kyungju mengulurkan tangannya untuk menghapus air mata Valene dengan kedua jempolnya. Valene terkesiap.

"Tanganku dingin ya? Maaf noona..."

"Tidak apa-apa, maaf aku mendadak cengeng."

"Noona memang seperti anak kecil."

Valene cemberut dan wajahnya itu membuat Kyungju tertawa kecil.

"Aku akan bantu pikirkan adegan baru, oke?" janji Kyungju.

"Jangan begitu! Biarkan aku, Nancy dan Yoonsung saja yang bekerja."

"Tidak bisa begitu, kan aku terlanjur tau."

"Mmmmm... baiklah."

"Ngomong-ngomong malam ini kan malam Tahun Baru, mau sedikit bersenang-senang?"

"Apa yang akan kita lakukan?"

Mata Valene terlihat berbinar bersemangat dan ini membuat Kyungju sangat lega.

"Aku akan menjemput noona sekitar jam 7 malam, oke?"

"Oke!"

"Dan minum cokelatnya sebelum keburu dingin. Aku akan mengantar noona pulang dan aku masih harus mampir ke kantor sebentar."

Bertukar pandang senang, Valene mulai minum cokelatnya. Dan cokelat panas itu menghangatkan tubuhnya, dan seolah pikirannyapun jauh lebih tenang. 

Sedangkan perasaannya dan hatinya, terasa hangat juga, itu bukan karena cokelatnya, melainkan karena kehadiran Kyungju. Valene terkesiap. Apakah benar yang dikatakan Nancy? Bagaimana kalau dia memang mulai jatuh cinta pada Kyungju?

***

Please support:

You Are (Not) My Destiny -> sequel of I'm (Not) Allow to Love You

Get in touch with author at Instagram: xzmayfzx

Popular hashtag #youarenotmydestiny

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun