Mohon tunggu...
May Lee
May Lee Mohon Tunggu... Guru - Just an ordinary woman who loves to write

Just an ordinary woman who loves to write

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[Novel] A Winter Story [11]

18 September 2020   22:08 Diperbarui: 18 September 2020   22:11 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Ternyata pertengkaran Nancy dan Andrew terlihat serius. Di keesokan harinya ketika mereka dalam pesawat yang akan membawa mereka pulang ke Seoul, tempat duduk yang seharusnya Nancy bersama Andrew dan Valene bersama Yoonsung; atas permintaan Nancy, ditukar, sehingga kedua wanita duduk bersama dan kedua pria duduk bersama. Yoonsung melempar pandangan bertanya pada Valene ketika Valene menyampaikan kemauan Nancy, namun Valene hanya mengucapkan kata-kata tanpa suara "nanti aku jelaskan" padanya. Yoonsung hanya bisa mengedikkan bahunya tapi menuruti kemauan Valene. Valene tak bicara banyak di sepanjang perjalanan hingga mereka pulang ke apartemen. Dia merasa sangat tidak enak hati dengan suasana dingin yang diciptakan suami istri ini, padahal ini bulan madu mereka.

"Noona?"

Valene mengerjapkan matanya. Dia menemukan dirinya duduk sendirian di meja outdoor tempat dia waktu itu makan bersama Kyungju, dengan sebotol soju di hadapannya. Rupanya yang baru saja memanggilnya adalah Yoonsung. Yoonsung menempatkan dirinya di hadapan Valene sambil menggosok-gosokkan kedua tangannya.

"Apa yang noona lakukan disini? Mau jadi manusia salju?" tanya Yoonsung.

Yoonsung menjulurkan tangannya untuk membersihkan salju dari puncak kepala Valene. Valene merasa sangat bodoh ditemukan dalam kondisi begini.

"Jangan sampai noona mimisan lagi."

"Yoonsung... aku ingin minta bantuan padamu."

"Ada apa noona? Jika bisa, aku pasti akan membantu," ujar Yoonsung sambil mengangguk.

Akhirnya setelah menghabiskan waktu beberapa hari dengan Yoonsung, pria itu mulai berbicara dengan bahasa Korea informal dengannya, dan Valene menyukai itu. Sempat ragu sejenak, Valene memandang wajah tulus pria yang lebih muda 4 tahun darinya itu yang tampak serius. Akhirnya dengan perlahan, Valene menceritakan rencana yang dibuatnya bersama Nancy. Yoonsung tidak menunjukkan reaksi apapun sampai Valene selesai menceritakannya.

"Apa... kau mengerti?"

"Aku mengerti. Kurasa tidak masalah."

"Kau mau membantu?"

Yoonsung mengangguk, "kapan kita akan mulai? Besok?"

"Wow! Nancy pasti akan menyukainya! Tunggu, aku akan telepon dan suruh dia kesini menemui kita!"

Namun tangan Yoonsung terjulur untuk menahan lengan Valene dan melihat ke sekitarnya.

"Akan terlalu mencurigakan kalau dia mendadak disini bersama kita. Kita beritau dia lewat chat saja. Kita berada terlalu dekat dengan apartemen, siapa tau Andrew mengintip," ujar Yoonsung.

"Ah benar juga. Baiklah, kuberitau kau secepatnya."

***

Andrew melirik tidak senang pada istrinya yang sibuk dengan ponselnya. Tidak hanya sibuk mengetik, Nancy juga kadang tertawa kecil. Sudah 3 hari sejak pertengkaran mereka di Jeju, mereka belum berbicara sama sekali. Andrew merasa harga dirinya terlalu tinggi untuk mulai bicara dengan istrinya.

"Kau lagi apa?"

Nancy masih sibuk mengetik sesuatu dan tidak mendengar Andrew bicara padanya.

"NANCY!" seru Andrew.

"Apa?"

Nancy memandangi Andrew dengan datar dan membuat Andrew sedikit kecut juga.

"Kau lagi apa, senyum-senyum begitu?"

"Oh, lagi chat."

"Dengan siapa?" tanya Andrew seolah mengintrogasi.

Jarang sekali dia lihat istrinya sibuk chat seperti itu, yang biasanya hanya dia lakukan dengan Valene. Tapi setaunya Valene sedang nonton televisi di depan, jadi dia kan tidak perlu chat dengan Valene. Jadi dengan siapa chat itu?

"Teman."

Andrew menggeram dan memilih diam. Seketika, Nancy ke toilet dan meninggalkan ponselnya tergeletak di ranjang. Masih dirundung rasa penasaran, Andrew meraih ponsel berwarna pink itu, tapi tombolnya terkunci dengan finger print.

"Sial!" gerutu Andrew.

Di dalam hatinya dia merasa panas, bagaimana mungkin Nancy mengabaikannya seperti ini dan malah sibuk dengan orang lain?

***

"Menurut noona caf yang ini bagus?" tanya Yoonsung sambil memasuki sebuah caf bersama Valene.

"Bagus. Nanti kalian duduk di meja yang ini," jawab Valene sambil duduk di meja untuk berdua yang dekat dengan jendela besar caf itu.

Yoonsung mengambil posisi duduk di hadapan Valene.

"Ah benar, kami akan terlihat dari luar!"

"Lalu aku tinggal mengajak Andrew untuk pura-pura mensurvey caf-caf di seberang. Gampang kan?"

"Noona benar-benar cerdas!"

"Ah ngomong-ngomong, Yoonsung bekerja di tempat yang sama dengan Kyungju?"

"Ya. Kami bekerja di Sineo."

Ternyata Kyungju tidak bohong, ujar Valene dalam hatinya.

"Tapi mengapa dia begitu sibuk, dan Yoonsung tidak?"

"Aku juga sibuk kok noona, tapi sepertinya haraboji sedang punya kepentingan sendiri dengan Kyungju hyong."

Rasanya sulit sekali Valene mencerna kata-kata Yoonsung. Apa hubungan kakek-kakek dengan perusahaan? Namun sejurus kemudian, mata Valene membesar.

"Haraboji?"

"Ya. Haraboji adalah CEO dari perusahaan Sineo Korea. Dia adalah pemegang saham terbanyak saat ini."

"KAU JANGAN BERCANDA!"

Suara Valene pastilah keras sekali karena semua orang memandanginya dan Yoonsung.

"Tidak, kami tidak bercanda noona. Apa noona tidak heran kenapa Mr. Kim bisa diutus menemani noona? Dia adalah sekretaris Kyungju hyong."

"PANTAS AKU SUDAH LAMA CURIGA! Bagaimana rasanya bekerja disana? Di bagian apa kalian?"

Yoonsung tertawa kecil sebelum mulai bercerita pada Valene hal-hal apa saja yang ingin diketahui Valene.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun