Even if I were to be born again, there's only you
 oh!Â
Tictoc tictoc, even as time passes, oh, I
        Jantungku berhenti berdetak pada detik itu juga. Aku tau jelas apa artinya perasaan ini, perasaan yang pertama kalinya kurasakan waktu aku berumur 12 tahun. Pria ini... kenapa bisa begitu tampan? Dia Cuma koki kan? Tapi berpakaian seperti ini... cocok sekali dengannya!
        "Eng..." gumamku, tak jelas mau bilang apa.
        "Maaf, apa Anda mau membeli sesuatu? Sayangnya restoran kami tutup lebih cepat malam ini. Datanglah di lain kesempatan," katanya dengan suara tegas tapi sekaligus lembut, "sekali lagi saya minta maaf."
        Dia membungkukkan badannya. Aku menggelengkan kepalaku.
        "Ah... tidak apa-apa. Aku akan datang lagi lain kali. Terima kasih."
        Aku berbalik dan berlari pergi, dalam hati berjanji lain kali akan kembali ke restoran ini. Aku sudah jatuh cinta pada pria Korea pada hari pertama aku sampai di Seoul! Tapi aku tidak pernah tau, rupanya nasib memang membawaku selalu dekat dengannya, sekalipun aku mau atau tidak. Tapi aku juga tidak tau kalau perasaan cintaku padanya tak bisa berjalan mulus. Andaikan aku tau... mungkin aku bisa mencegah diriku untuk tidak jatuh cinta padanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H