Mohon tunggu...
Yasmin A
Yasmin A Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Sunan Gunung Djati

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Trauma Healing bagi Masyarakat Kertasari Pasca Gempa Bumi

7 Oktober 2024   18:05 Diperbarui: 7 Oktober 2024   18:06 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada tanggal 18 September 2024 pukul 09.41 WIB terjadi bencana alam gempa bumi berkekuatan Magnitudo 5,0 di wilayah Kabupaten Bandung tepatnya di Kertasari, Pangalengan. Gempa tersebut menyebabkan kerusakan bangunan dan fasilitas umum. Selain itu ada ratusan warga yang mengalami luka ringan, sedang dan berat. Tidak hanya itu, banyak warga yang mengalami trauma atas kejadian gempa tersebut.

Oleh karena itu, pada tanggal 28 September 2024 mahasiswa Bimbingan Konseling Islam (BKI) UIN Sunan Gunung Djati Bandung melaksanakan kegiatan Trauma Healing kepada masyarakat Kertasari yang bekerja sama dengan Volunteers in Psychology (VIP) dan relawan lainnya untuk membantu pemulihan masyarakat dari trauma yang mereka alami dan juga pemulihan kondisi psikologis mereka.

Menurut Salsabila Zaahirotul ‘Ulya dan Siti Sophia Alfarida di Posko Gempa Kertasari, banyak anak-anak yang masih bisa menjalankan aktivitasnya di Posko Gempa walaupun masih mengalami trauma. Layanan yang diberikan kepada anak-anak yaitu melalui games, baik dari pengelolaan perasaan, mengalihkan trust issues anak terhadap gempa bumi, dll. Adapun terapi yang diberikan kepada ibu-ibu yang menjadi korban gempa Kertasari yaitu tapping. Terapi “tapping” ini diberikan untuk membuang energi negatif seperti perasaan marah, stress, trauma pasca bencana gempa bumi dan terapi ini dilakukan dengan cara mengetuk beberapa titik pada tubuh sambil memberikan afirmasi-afirmasi positif.

Melalui terapi “tapping”, ibu-ibu yang mengikuti terapi ini sangat berterima kasih karena telah diadakannya sesi terapi ini karena sebelumnya mereka belum pernah melakukan terapi seperti ini. Mereka merasa sedikit tenang karena telah mengeluarkan/membuang energi negatif yang ada pada diri mereka melalui tangisan dan mereka menyadari bahwa datangnya bencana gempa bumi tersebut merupakan takdir baik yang Allah berikan kepada mereka dan mereka pun sadar bahwa mereka tidak mengalami ini sendirian, tetapi berbarengan dengan warga lainnya yang sama-sama menjadi korban dari gempa Kertasari ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun