Mohon tunggu...
Monica Cicilia
Monica Cicilia Mohon Tunggu... -

International Relations Student in Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mungkinkah Ada "Damai" di Antara Korea Utara dan Korea Selatan?

19 April 2018   12:05 Diperbarui: 19 April 2018   17:07 1017
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pembaca kompasiana pasti sudah paham dengan hubungan Korea utara dan korea selatan yang pecah dalam Perang Korea tahun 1950-1953. Buah hasil Perang Dingin antara Amerika Serikat dan Uni Soviet (Rusia sekarang) itu menggunakan dua saudara dekat untuk menancapkan pengaruhnya di kawasan Asia Timur. Status terakhir dan tidak pernah berubah diantara keduanya adalah Gencatan Senjata.

Meski status gencatan senjata kedua negara disetujui oleh China dan Komando Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang dipimpin Amerika Serikat, bukan berarti keduanya mencapai kata damai seutuhnya. Bahkan setelahnya, kedua negara sering kali melakukan provokasi yang menjadikan kawasan Asia Timur memanas. Semenjak saat itu, banyak pihak yang pesimis jika Korea Utara dan Korea Selatan mencapai kesepakatan damai.

Meski masih terikat dengan masa lalu yang kelam, di tahun 2018 ini tidak menutup kemungkinan kesepakatan damai akan tercapai diantara keduanya. Bahkan minggu depan, Korea Selatan di bawah kepemimpinan presiden Moon Jae In sedang memikirkan cara untuk mengubah perjanjian gencatan senjata dengan Korea Utara di bawah kepemimpiann Kim Jong Un.

Dilansir dari CNNIndonesia , seorang pejabat mengatakan harapannya agar perjanjian mengakhiri perang korea dalam Konferensi Tingkat Tinggi antar Korea dilakukan agar secara resmi dapat menghentikan konflik keduanya. Dalam sejarahnya, beberapa kali korea selatan berusaha bernegosiasi dengan Korea Utara untuk mencapai kesepakatan damai, namun Korea Utara selalu menolak dan berambisi untuk mewujudkan program senjata nuklir serta sering kali melakukan uji coba rudal yang menjadikan korea selatan dan negara dunia internasional merasa terancam.

Secara mengejutkan, di tahun 2018 ini pemimpin diktator korea utara memberikan sinyal akan menghadiri Olimpiade musim dingin di Pyonchang, Korea Selatan. Dianggap sebagai kesempatan untuk menyalakan kembali  api perdamaian diantara keduanya, pihak Korea Selatan menerima dengan tangan terbuka dan mengusahakan agar delegasi korea utara dapat menghadiri pertandingan tersebut. Bahkan, saat upacara pembukaan, atlet kedua negara melakukan pawai dengan satu bendera. Sementara presiden korea selatan menjamu adik diktator korea , kim yo jong di istana presiden korsel.

Akibat pertemuan olimpiade musim dingin ini, kedua negara akan kembali bertemu di Konferensi tingkat tinggi pada 27 april minggu depan untuk membahas lebih lanjut hubungan kedua negara sekaligus membuka jalan agar kim jong un dan Donald trump dapat bertemu di satu forum di bulan selanjutnya. Diharapkan dengan pertemua selanjutnya, hubungan kedua negara dalam dunia internasional semakin baik dan dapat melakukan kerjasama internasional bersama-sama.

Keinginan ini tidak hanya menjadi harapan kedua negara, presiden amerika serikat, donald trump juga memberikan restunya agar Korea Utara dan Korea Selatan segera mengakhiri perang dan berdamai. Meski Amerika Serikat juga memliki hubungan yang naik turun dengan Korea Utara, damai tetap menjadi tujuan akhir agar mewujudkan keteraturan dunia. Dengan perdamaian ini pula, bukan tidak mungkin dapat meredam ambisi Korea utara untuk mengembangkan nuklir yang menjadi ancaman dunia internasional.

Sangat keliru jika korea selatan dipandang hanya kuat dalam soft power lewat berbagai drama korea yang hits di seluruh dunia atau pariwisata dan makanan khas korea yang menggugah selera. Korea Selatan telah membuktikan bahwa lewat Olimpiade Musim Dingin di Pyongchang dapat mempengaruhi hubungan konfliknya dengan Korea Utara ke arah yang lebih baik bahkan tidak menutup kemungkinan untuk bisa mencapai kata 'damai'. Semoga perdamaian diantara korea utara dan korea selatan cepat terealisasi, sehingga rencana penyatuan kembali masyarakat kedua negara yang sempat terpisah dapat dilakukan dan korea selatan dapat membantu kehidupan Korea utara terutama dalam bidang ekonomi lebih baik lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun