Mohon tunggu...
waliyulhamdi
waliyulhamdi Mohon Tunggu... web developer berbasis CMS Open Source -

pencerita, penikmat buku dan ... atau apalah

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Nice dan Mesin Ketik Pak Misbah

11 Februari 2016   10:38 Diperbarui: 11 Februari 2016   11:10 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ah ... Kamu paling bisa, sy pikir kamu akan ngeles lagi dengan jawaban spekulatif." pak misbah tersenyum memperhatikan nice.
Nice membalas senyuman pak misbah lalu berkata "sy suka kopi bapak, ada rasa yang khas yang tidak bisa sy temukan di butiran-butiran kopi yang lain"

"ternyata kamu punya jawaban lain yang tidak kalah spekulatifnya" sanggah pak misbah sebelum tertawa kecil lalu meminum kopi buatan nice.

Nice juga langsung meminum kopinya. Setelah itu dia kembali bertanya "kenapa masih terlihat kesedihan di wajah bapak ? Tidak seperti biasanya, bapak biasanya kalau sudah minum kopi akan langsung bersemangat bercerita tentang buku bagus yang kemudian bapak paksa sy untuk membacanya."

Pak misbah kaget ditanya seperti itu, buru-buru dia berusaha menyembunyikan kesedihannya atas kejadian yang baru dia alami.

"Masa' sih, apakah sy sudah berubah ? Apakah sy sudah menjadi tua ?"

"Aduh ... Memang bapak sudah tua, kalau masih muda pasti akan sy panggil bro dan pasti sudah pernah merasakan manisnya sumpah serapah dari lidahku yang kata orang setajam silet." Nice menjawab sambil berusaha memasang tampang segarang mungkin.

"Hahaha ... Kalau soal bercanda kamu betul-betul paling bisa." Pak misbah tertawa sampai terbatuk-batuk. Nice langsung berjalan tergesah-gesah ke dapur mengambil segelas air putih untuk pak misbah. Saat kembali dari dapur dengan segelas air putih nice melihat pak misbah mengelua-elus dadanya yang mungkin sakit akibat terbatuk-batuk tadi. Nice langsung menyodorkan segelas air putih yang dibawanya dan pak misbah langsung mengambil lalu meminumnya hingga tersisa setengah gelas.
Pak misbah mengangkat betis sebelah kanannya dan menyanggahkannya di atas paha kirinya. Dia kemudian memijit-mijitnya betisnya lalu dia bertanya pada nice "Sy tidak habis pikir, kenapa orang-orang pada umumnya menganggap kau biang kerok ?"

"Ah biar saja mereka mengaggap sy begitu. Seperti yang bapak pernah bilang jalan kehidupan bukan cuma satu garis lurus dimana semua orang berjalan di garis yang sama dengan berbaris rapi mengantri, kehidupan itu paralel di mana banyak jalan kehidupan namun awal dan akhirnya berada di titik yang sama. Banyaknya jalan kehidupan merupakan sumber kekuatan, semakin banyak jalan semakin kuat energi yang dimiliki kehidupan ini. nah anggapan orang terhadap diriku pastilah sesuai dengan jalan kehidupan yang mereka pilih. Seperti bapak contohnya, memilih jalan kehidupan seperti ini pastilah sangat mempengaruhi penilaian bapak terhadap sy. Begitukan pak ?"

Mendengar penjelasan panjang lebar dari nice, pak misbah manggut-manggut dan memasang ekspresi seperti orang yang lagi mendengarkan ceramah seorang ulama kondang lalu berkata "ooo ... Seperti itu ... Mmm"

Melihat ekspresi pak misbah yg dibuat-buat, nice jadi salah tingkah dan jika sudah seperti ini dia akan menggaruk-garuk kepalanya hingga rambutnya yan sudah acak-acakan bertambah acak-acakan tak karuan. Pak misbah kembali tertawa terpingkal-pingkal melihat nice yang salah tingkah jadi seperti orang bodoh. Nice langsung menyodorkan gelas air putih yg masih berisi setengah. Pak misbah mengambilnya namun tidak langsung meminumnya dia menenangkan diri sejenak baru setelah itu dia meminum air putih itu sampai habis.

"Oh iya pak ... soal buku yg bapak janjikan, sy sudah membaca beberapa reviewnya di internet. Seperti yang bapak bilang buku itu kayaknya memang menarik." Kata nice sebelum meneguk lagi kopinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun