Mohon tunggu...
waliyulhamdi
waliyulhamdi Mohon Tunggu... web developer berbasis CMS Open Source -

pencerita, penikmat buku dan ... atau apalah

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Elegi Buku di Akhir Zaman Revolusi Gutenberg

20 Desember 2015   09:51 Diperbarui: 20 Desember 2015   10:57 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai pengantar mari kita mulai cerita tentang dunia musik …

Meski di tahun awal dirilis pada tahun 1995, MP3 tidak mendapat sambutan memuaskan. Usaha pun terus dilakukan agar teknik ini dapat lebih memenuhi keinginan manusia, khususnya pecinta musik. Diupayakan bagaimana agar file MP3 bisa dengan mudah ditransfer melalui internet. Tahun 1999, Napster membuka layanan berbagi file. Di sinilah MP3 mulai makin dikenal. Kemudian bermunculan MP3 player yang kian popular di seantero dunia dan saat itulah dimulainya guncangan besar dalam industri musik.

Pada awal-awal tahun 2000-an ada upaya membendung upaya penyebaran file MP3 secara ilegal (ini salah satu pisah yg dipakai membunuh Napster) namun usaha itu seperti “menepuk air di dulang, terciprat muka sendiri” akhirnya industri musik mengakui kekalahan dan mereka pun mengikuti alur permainan popularitas “berbagi file MP3”. Industri musik yang awalnya menggarap bisnis dari rekaman-distribusi-konser/show akhirnya harus ikhlas menerima bisnis utama hanya tersisah di wilayah konser/show karena bisnis di wilayah rekaman dan distribusi sudah tidak begitu menjanjikan.

Berkebalikan dengan para pebisnis di industri musik, para artis merayakan kemerdekaan mereka, keberadaan MP3 dan teknologi komputer memudahkan mereka untuk terus berkarya dan mendistribusikan karyanya secara mandiri (meski tetap ada peluang kecil untuk para pebisnis untuk memainkan bisnis rekaman dan distribusi). Selain para artis, para penikmat musik juga merayakan kemerdekaan mereka untuk memperoleh dan menikmati musik yang mereka sukai (mereka dapat memperoleh dengan sedikit usaha berselancar di internet dengan bantuan mesin pencari atau copy-paste dari seorang teman). Jika seorang artis menjadi populer maka pintu untuk mengadakan konser/show terbuka lebar, sang artis pun dapat mengadakan konser/show secara mandiri atau diinisiasi oleh para penggemarnya atau kalau memang dianggap menguntungkan maka para pebisnis industri musik akan meliriknya.

 

Mmm ...

Senasib dengan industri musik, industri buku mulai mengalami nasib yang sama.

Jauh sebelum ide tentang portable dokumen muncul, ide tentang pembaca e-Book lebih dulu muncul. Menurut wikipedia, ide tentang pembaca e-Book muncul pertama kali tahun 1930 dan dicetuskan oleh Bob Brown setelah dia menonton film “talkie” namun dia belum menemukan seperti apa bentuk pembaca e-Book tersebut. Ada pun penemu e-Book, meski sejarahnya panjang menurut beberapa sumber yang didapatkan wikipedia penemu e-Book adalah Michael S. Hart dengan “Project Gutenberg” yang diluncurkan tahun 1971 sejak itu file e-Book terus berkembang dan lagi-lagi teknologi komputer dan internet membuat mereka menemukan kebebasannya. Tahun 1993 file Portable Document Format (PDF) ditemukan dan inilah format awal e-Book yang cukup populer. Perkembangan file e-Book terus berkembang dan ditemukanlah format-format file baru yang bisa disebut e-Book, diantaranya : ePub, fb2, mobi, lit, bahkan format file seperti odt, doc, rtf, txt, html, dan format file lainnya yang dimungkin untuk dibaca oleh perangkat pembaca e-Book sering dipakai sebagai format file e-Book.

Seiring berkembangnya file e-Book, perangkat pembaca e-Book pun mulai dikembangkan. Pada awalnya e-Book dibaca dengan menggunakan komputer (Personal Computer) lalu bergeser seiring popularitas laptop (Potable Computer). Namun penggunaan laptop belum memuaskan karena berbagai keterbatasannya.  Sejak tahun 1997 ada banyak perusahaan yang mencoba mengembangkan perangkat pembaca e-Book, misalnya 3 perusahaan besar yaitu sony, microsotf, amazon. Perangkat pembaca e-Book terus berkembang dan mulai populer seiring dengan mulai banyaknya buku-buku yang dipasarkan dalam format e-Book. Perangkat pembaca e-Book besutan Amazon menjadi sangat populer karena Amazon mengiringinya dengan keseriusan menggarap ketersediaan e-Book. Awalnya Amazon kindle merupakan perangkat pembaca e-Book yang sangat populer namun akhirnya tergeser oleh perkembangan komputer yang memungkinkan ditemukannya perangkat Smartphone (perangkat yang menggabungkan beberapa fungsi komputer dengan perangkat handphone) dan terus berkembangnya teknologi internet. Kini dengan Smartphone orang dapat menikmati e-Book hanya dengan menambahkan aplikasi-aplikasi yang bisa berfungsi sebagai pembaca e-Book.

Popularitas e-Book meningkat seiring perkembangan dan popularitas perangkat pembaca e-Book, dan dimulailah guncangan besar dalam industri buku.

Teknologi buku (selanjutnya kita sebut saja dengan Teknologi hardcopy – yang masih menggunakan kertas sebagai bahan dasar) merupakan teknologi yang tergolong kuat dalam menghadapi gempuran perkembangan teknologi. Sejak tahun 1440 buku yang dicetak dengan mesin berbasis mesin temuan Johannes Gutenberg masih berhasil menghadang dan mengalahkan berbagai teknologi yang mencoba mengubah format buku, seperti teknologi surat kabar, radio, televisi, namun tak ada yang berhasil. Mesin Gutenberg mulai terancam sejak ditemukannya komputer yang berlanjut ditemukannya internet. Perkembangan komputer dan internet terus mengancam Mesin Gutenberg, hingga akhirnya ditemukanlah e-Book beserta perangkat pembaca e-Book. Mesin Gutenberg pun mulai kekurangan kerjaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun