Well, pada mulanya program ini dibuat karena iseng. Ya, hanya sekedar iseng! Kemarin, saya membolak-balik buku latihan psikotes, dan sampailah pada halaman tes Pauli-Kraepelin, sebuah tes yang tidak jarang membuat orang yang sedang menjalaninya merasa tertekan. Dan terkenanglah beberapa kali pengalaman saya ketika menjalani tes Pauli-Kraepelin ini. Menghadapi selembar kertas besar seukuran koran pada umumnya, dengan ‘untaian’ angka yang berderet-deret, berpikir keras dan berusaha untuk menyelesaikan tiap baris angka dengan cepat dan tepat tanpa kehilangan fokus. Benar-benar detik-detik yang penuh dengan tekanan.
Sekilas Mengenai Tes Pauli-Kraepelin
Agak susah juga mencari informasi mendetail mengenai kedua jenis tes ini, alasan yang biasa ditemui adalah terbentur pada masalah kode etik profesi psikolog. Dan berikut adalah sedikit informasi yang berhasil saya gali dari sini dan sini. Tes Kraepelin diciptakan oleh seorang psikiater Jerman bernama Emilie Kraepelin pada tahun 1856-1926. Alat tes ini terlahir karena adanya dasar pemikiran dari faktor-faktor yang khas pada sensori sederhana, sensori motor, perseptual, dan tingkah laku. Pada mulanya merupakan tes kepribadian. Namun dalam perkembangannya telah berubah menjadi tes bakat, dengan cara merubah tekanan skoring dan interpretasi. Awal mula dari tes Pauli adalah tes Kraepelin. Sejak tahun 1938, Prof. Dr. Richard Pauli bersama Dr. Wilhelm Arnold serta Prof. Dr. Van Hiss memperbaharui tes Kraepelin sehingga menjadi suatu metode yang sangat menguntungkan dan dapat dipercaya yang diberi nama “Tes Pauli”. Richard Pauli sebenarnya tergolong dalam suatu aliran yang ingin membuat psikologi sebagai suatu bidang eksperimen, seperti misalnya Wilhelm Wundt, Gustav Theodor Fechner, Oswald Kulpe dan lain-lain. Kedua hasil tes tersebut dapat digunakan untuk mengukur daya tahan, ketekunan dan ketelitian. Hal ini erat kaitannya dengan potensi hasil kerja seseorang. Hasil kerja merupakan fungsi dari motivasi dan kemampuan. Motivasi adalah hasil dari niat dan kemauan. Sedangkan kemampuan merupakan kekuatan tindakan yang responsif berupa gerakan motorik, kegiatan intelektual, dan pengendalian diri. Ada 6 aspek yang diukur dalam tes Pauli-Kraepelin, yakni:
- Energi psikis
- Ketelitian dan tanggung jawab
- Kehati-hatian
- Pengendalian perasaan
- Dorongan berprestasi
- Vitalitas dan perencanaan
Kamu dapat melihat contoh lembar tes Pauli-Kraepelin ini di sini.
Berkenalan dengan SimpleMath v1.0
Karena diinspirasi oleh tes Pauli-Kraepelin, maka SimpleMath juga secara tidak langsung turut mengadopsi beberapa hal yang terdapat dalam tes tersebut. SimpleMath hanya mengenai operasi penjumlahan dua angka. Begitu juga dengan cara menjawab, SimpleMath hanya menerima satu angka dalam setiap jawaban. Loh, bagaimana bila nanti keluar soal, misalnya; 6 + 9? Bukankah jawabannya = 15? Iya, benar, jawabannya memang lima belas. Namun kamu hanya diminta untuk memasukkan angka satuannya saja sebagai jawaban, yakni; 5.
Ada beberapa pengaturan yang bisa disesuaikan dalam SimpleMath, yakni;
- Durasi; kamu bisa menentukan sendiri berapa lama permainan akan berlangsung, dalam satuan menit.
- Pencatatan; kamu bisa menentukan apakah akan melihat statistik seputar kemampuan dasar penjumlahan matematika kamu atau tidak, di akhir permainan.
- Penampilan penghitung waktu; kamu bisa menentukan apakah penghitung waktu akan ditampilkan atau tidak.
Download di sini, di sini, atau di sini | Ukuran file: 51 Kilobytes
MD5: F0569C284C81737C514F89F5D559F67B
---
Diterbitkan juga di blog saya.