Komunikasi merupakan sebuah proses yang melibatkan individu satu dengan individu lainnya. Ruang lingkupnya pun cukup luas. Kita tidak bisa hanya dengan menyebut bahwa komunikasi hanya terjadi dalam satu diri individu saja. Komunikasi tersebut lingkupnya bisa dari diri sendiri hingga hubungan yang lebih besar lagi yakni kelompok dengan kelompok, maka tidak heran bila penerapannya ada dimana-mana. Salah satunya yakni komunikasi yang ada di dalam organisasi. Â
Komunikasi berasal dari akar kata yang berarti selalu (1) melibatkan pertukaran simbol atau tanda verbal dan nonverbal, (2) hubungan kebersamaan yang harmonis antara komunikator dengan komunikan. Simbol atau tanda bahasa verbal sebagai bahasa lisan dan tulisan.Â
Sementara tanda nonverbal seperti simbol atau meniru, gerakan dan suara. Hubungan kebersamaan yang harmonis tidak selalu sama dengan relasi positif sebagai keintiman atau keakraban, tetapi pembentukan hubungan kontak antara pengirim pesan dan penerima pesan melalui simbol atau tanda tertentu yang bersifat verbal atau nonverbal. Aplikasi ini simbol dari kontak yang baik yang dibuat oleh diri sendiri (terkadang Intrapersonal) dan juga dengan pihak lain (antarpersonal).
Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dihilangkan dari kegiatan komunikasi organisasi sebagai bagian integral dari sistem dan ketertiban kehidupan sosial manusia dan masyarakat. Kegiatan komunikasi dapat dilihat dalam setiap aspek kehidupan sehari-hari manusia, yaitu dari manusia bangun sampai tidur di malam hari.Â
Tentu saja sebagian besar dari kegiatan hidup menggunakan komunikasi yang baik adalah komunikasi nonverbal dan verbal. Namun, apa yang dimaksud dengan komunikasi itu sendiri.
Ketika berkomunikasi, sebenarnya berusaha untuk membina kebersamaan dengan seseorang. Manusia mencoba untuk berbagi informasi, ide atau sikap. Sebagai contoh, mencoba untuk berkomunikasi dengan para pembaca untuk menyampaikan gagasan bahwa sifat komunikasi adalah upaya untuk membuat penerima atau pemberi komunikasi memiliki pemahaman yang sama dengan kotak surat yang ditentukan (Suprapto, 2006:2-3).
Sebelum melihat implementasi pendekatan komunikasi organisasi yang diterapkan di pemerintahan terkait dengan penyampaian kebijakan, mari membedah terlebih dahulu mengenai enam pendekatan komunikasi organisasi, pertama pendekatan klasik, pendekatan ini menurut Katherine Miller dalam hal konten komunikasinya adalah:Â
"The content of communication in these organizations is restricted to work-related issues. In the classical theories we have considered, there are certain things that should be talked about and certain things that should not be talked about in the organization."(Miller, 2012:30).Â
(Konten komunikasinya dalam organisasi-organisasi ini dibatasi untuk isu-isu yang terkait dengan pekerjaan. Dalam teori-teori klasik yang telah kita membahas, ada hal-hal tertentu yang harus dibicarakan dan hal-hal tertentu yang tidak harus dibicarakan dalam organisasi).Â
Berdasarkan penjelasan di atas bahwa konten komunikasi yang dilakukan dalam organisasi dalam pendekatan klasik ini dibatasi kepada masalah tugas dan pekerjaan dalam organisasi.Â
Dalam pendekatan klasik ini menekankan bahwa ada yang perlu dan ada yang tidak perlu dibicarakan dalam organisasi. Prinsip ini menunjukkan bahwa karyawan harus fokus pada tujuan organisasi, bukan pada kebutuhan dan keinginan individu mereka sendiri.