Degradasi lahan akibat penumpukan limbah mengurangi kemampuan lahan untuk menyerap CO2, yang pada gilirannya mempercepat pemanasan global.
Degradasi lahan juga mengganggu ekosistem lokal, mengurangi keanekaragaman hayati yang penting untuk keseimbangan ekologis dan mitigasi perubahan iklim.
Â
3. Transportasi dan Energi dalam Pengelolaan Limbah
Pengangkutan limbah sabut kelapa dari tempat penghasil ke lokasi pengolahan atau pembuangan memerlukan bahan bakar fosil, yang berkontribusi pada emisi gas rumah kaca. Proses pengolahan limbah sabut kelapa, terutama jika dilakukan dengan teknologi yang tidak efisien, juga bisa memerlukan energi dalam jumlah besar, yang jika bersumber dari bahan bakar fosil, akan menambah jejak karbon. Berikut adalah dampaknya.
Â
Penggunaan bahan bakar fosil untuk transportasi limbah menambah emisi CO2, memperburuk masalah pemanasan global.
Proses pengolahan yang tidak efisien menambah konsumsi energi global, yang kebanyakan masih bergantung pada sumber daya tidak terbarukan yang menghasilkan emisi tinggi.
Â
4. Potensi Manfaat Jika Dikelola dengan Benar
Jika limbah sabut kelapa dikelola dengan benar, misalnya melalui pengomposan atau daur ulang, dampak negatif terhadap pemanasan global dapat diminimalkan atau bahkan diubah menjadi dampak positif. Pengomposan sabut kelapa membantu mengurangi emisi metana dan CO2 karena proses dekomposisi terjadi secara aerobik (dengan oksigen), yang menghasilkan emisi gas rumah kaca yang lebih rendah. Berikut adalah dampaknya,
Â
Produk daur ulang dari sabut kelapa, seperti bahan konstruksi atau media tanam, dapat berperan dalam menyerap karbon dan menyimpannya dalam bentuk biomassa, yang membantu mengurangi jumlah CO2 di atmosfer.