Mohon tunggu...
Xicca Priveria
Xicca Priveria Mohon Tunggu... Mahasiswa - Trobairitz

Halo, terima kasih sudah sempat berkunjung!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ledakan di Ruang Tenang

13 Agustus 2021   10:17 Diperbarui: 13 Agustus 2021   10:22 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash


Kau salah besar.


Inilah senjata terbesar, pencuri terbaik, penjahat terlicik juga tempat di mana semua kebijaksanaan bergumul dan meronta minta ditarik. Setidaknya, aku bukan jiwa yang mengambang. 

Setidaknya, aku menghargai diriku ketika tidak ada yang menghargaiku."


Aku memandangmu kembali lurus-lurus, suaramu tercekat. Kamu tidak lebih baik dari aku, tapi tidak lebih buruk dari si otak confetti. "Katakan kata kuncinya." Kamu memandangku tidak percaya. "K---kenapa tidak lakukan seperti biasa saja?"


"Oh? Jadi sebenarnya kamu tidak lupa?"


Aku mengambil confetti menjijikkan itu, berminyak, kalau aku sedang waras, aku mana mau memegang ini. Dengan satu tangan memegang confetti berminyak, aku tersenyum seraya menyentuh lembut pipimu. Kamu bergetar, air mata muncul di pelupuk. Ini bagian yang paling aku suka. Perlahan aku menarik rahangmu, menahannya supaya tetap terbuka dan memasukkan segumpal confetti itu ke dalam mulutmu.


"MMMMMHH!"


Ah, pesakitan.
Mari kita mulai acara pembakaran.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun