Setelah saya pindah sekolah ke sekolah biasa, saya lebih leluasa untuk melihat pertandingan sepak bola di televisi, meski saya tidak pernah melihat pertandingan Messi ketika bermain di Barcelona karena jam malam dan saya lebih memberatkan sekolah, lagipula, saya tidak punya teman mengobrol soal sepak bola lagi selain dengan Bapak saya.
Gegara Messi bermain di F.C. Barcelona, saya jadi penasaran dengan Timnas Spanyol yang katanya banyak mengambil pemain dari klub yang menaungi Messi. Saya akhirnya menonton Piala EURO 2008, lagi-lagi modal saya adalah kepo atau penasaran dengan teman-teman se-klub Messi bermain dan saya langsung jatuh cinta dengan gaya permainan Timnas Spanyol.
 Timnas Spanyol yang kala itu masih ada Sergio Ramos, Puyol, David Villa, Iker Casillas, Iniesta, Xavi. Menurut saya, gaya permainannya cantik dan tidak keras. Ternyata intuisi saya benar karena Timnas Spanyol kemudian menjadi juara EURO tahun itu.
Ketika Piala Dunia 2010, saya jadi semakin semangat menonton karena saya tidak hanya mendukung Messi dan Timnas Argentina, karena saya juga mendukung Timnas La Furia Roja. Saya sedih karena Timnas Argentina kalah, dan ternyata Piala Dunia 2010 adalah milik Timnas Spanyol.
Messi tetap menjadi idola lapangan hijau saya, meskipun tidak semua pertandingan bisa dilalui olehnya. Seperti ketika kalah di Piala Dunia 2010, kalah di Copa America atau gagal di Final Piala Dunia 2014 yang membuat kerap membuat saya mewek karena sedih melihat idolanya kalah.
Terlebih, saya merasa seolah-olah tumbuh Bersama Messi. Mungkin saya tidak melihat semua pertandingannya, tapi saya masih ingat momen ketika dia masih duduk di bangku cadangan, bermain bersama pemain senior Timnas Argentina seperti Tevez dan Zanetti, lalu menjadi pemimpin bagi Timnas Argentina. Saya beruntung bisa melihat pertandingan ke-1000-nya yang terjadi terjadi ketika Timnas Argentina versus Timnas Polandia kemarin.
Saya paham, setiap permainan ada pasang-surutnya. Messi pun tidak terkecuali. Saya juga tahu Messi sudah mengungkapkan keinginannya untuk pensiun, tapi dia kembali masuk ke dalam squad Timnas Argentina. Ketika mendengar berita keinginannya untuk mundur dari Timnas Argentina, saya sedih dan bertanya-tanya dalam hati, apakah saya bisa tetap melihat pertandingan sepak bola lagi?.
Melihat Timnas Argentina kalah kemarin, saya pasrah saja jikalau Messi berakhir pensiun tanpa pernah mengantar Argentina sebagai juara Piala Dunia. Saya mulai belajar untuk jumawa atas kekalahan. Sebenarnya, saya sempat tidak yakin kalau Argentina bisa lolos fase grup, ternyata saya salah besar.Â
Ternyata Timnas Tango bisa menunjukkan performa terbaiknya pada pertandingan selanjutnya. Apalagi Messi tidak sendirian yang akan pensiun dari Timnas setelah Piala Dunia 2022, masih ada Christiano Ronaldo, Luka Modric, Thiago Silva, dan Pepe Reina.
Khawatir Timnas Argentina pulang lebih cepat, saya malah melihat banyak pertandingan di Piala Dunia tahun ini dan malah sekarang mulai mendukung Timnas Jepang untuk zona Asia, selain Timnas Spanyol, dan Argentina.
Bagaimana keadaan saya setelah Messi pensiun? Mungkin frekuensi saya menonton bola akan sedikit menurun, apalagi saya mulai kekurangan teman untuk membicarakan sepak bola dan faktor umur, hehe. Tentunya saya akan tetap mendukung Timnas Argentina, Timnas Spanyol, dan Timnas Jepang.