Mohon tunggu...
Rossel Carol
Rossel Carol Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

Volleyball

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sembuh dari Luka dan Menyembuhkan yang Terluka

7 Mei 2023   17:45 Diperbarui: 7 Mei 2023   17:55 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

           Manusia nuklir adalah manusia yang tidak mempunyai lagi kepercayaan buta terhadap kemampuan teknologi dan sadar bahwa kekuatan-kekuatan yang memungkinkan manusia untuk membangun cara-cara hidup yang baru sekaligus juga mampu menghancurkan diri manusia sendiri.

Manusia nuklir mempunyai beberapa masalah, antara lain dislokasi historis, ideologi yang fragmentaris, dan usaha untuk mencari keabadian. Dan untuk mengatasi masalah-masalah tersebut orang akan mencoba untuk menemukan di dalam diri batinnya hubungan dengan realitas dari yang tidak dapat dilihat, sumber keberadaan, dan pusat keheningan (Jalan Mistik). 

Tidak jarang bahwa manusia sadar bahwa tidak ada pilihan lagi antara dunianya atau dunia yang lebih baik sehingga mereka tidak mau berusaha untuk menjadi manusia yang lebih baik melainkan ingin menjadi manusia yang baru dengan cara-cara yang masih belum ditemukan dalam dirinya sendiri. 

Sebab hidup manusia tidak diatur oleh manipulasi dan didukung oleh senjata melainkan diatur oleh kasih dan didukung oleh cara-cara baru komunikasi antarpribadi (Jalan Revolusioner). 

Kedua jalan ini menjadi satu kesatuan yang memiliki dua sisi bentuk transendensi eksperiensial manusiawi yang sama dalam Jalan Kristiani yaitu melalui jalan pertobatan.

Dunia baru inilah yang nantinya akan memenuhi harapan-harapan kita, mengarahkan tindakan-tindakan kita dan membuat kita berjalan maju, dengan risiko besar, namun dengan keyakinan yang semakin mendalam bahwa pada suatu hari manusia akhirnya akan bebas yaitu bebas untuk mencintai.

Pada angkatan masa kini banyak sekali anak-anak muda yang cenderung menarik dirinya ke dalam atau tidak ingin keluar dari dirinya sendiri. Hal ini bertolak belakang dengan banyaknya pikiran orang yang beranggapan bahwa anak-anak muda angkatan ini adalah angkatan yang sangat aktif. 

Banyak anak muda yang tidak mampu menghadapi masalahnya sehingga memilih untuk mengurung diri dan tidak berani untuk berjalan ke depan menyusuri kehidupannya yang masih sangat panjang. 

Padahal bila mereka mampu membuka pikiran bahwa setiap permasalahan yang dihadapi pasti memiliki jalan keluar dan bahwa mereka tidak berjalan sendiri di dunia yang modern ini maka mereka akan lebih bisa membuka diri terhadap semua permasalahan yang ada dan akan berusaha menghadapinya daripada menyerah yang akhirnya membuat mereka mengurung diri.

Kita saat ini berhadapan dengan angkatan yang mempunyai orang tua tetapi tidak memiliki bapak. Maksudnya bahwa anak-anak muda saat ini sudah sangat banyak yang meninggalkan Tuhan yang awalnya mereka imani. Hal ini terjadi karena ketidakmampuan mereka dalam mengatasi banyaknya godaan yang datang menghadang mereka dan jatuh dalam dosa yang akhirnya membawa mereka ke dalam penderitaan. 

Dan bila mereka sudah merasakan penderitaan yang amat hebat maka Tuhanlah yang akan disalahkan atas segala penderitaannya itu. Kehidupan angkatan yang seperti inilah yang nantinya akan menimbulkan masalah serius bagi kepemimpinan Kristen yang akan datang.

Ketika kita menemukan seorang muda yang mengundurkan diri ke dalam, tanpa bapak, dan resah janganlah kita biarkan dia berjalan sendiri melainkan kita harus mendampinginya sehingga ia bisa menghadapi permasalahnnya sehingga ia bisa kembali kepada jalan yang benar. 

Dan hal ini menuntut kita untuk mampu mengartikulasikan gerakan-gerakan roh yang ada, menanamkan rasa belarasa, dan berusaha menjadi seorang yang kontemplatif. Sebab bila kita menjadi seorang pendoa yang bisa mendoakan semua orang kita pun akan bisa dengan mudah menanamkan rasa belarasa dalam diri kita sehingga kita dapat melihat gerakan-gerakan roh yang merupakan perwujudan dari bantuan Tuhan.

Memang tidak dipungkiri bahwa setiap orang takut akan kematian sehingga mereka sangat berhati-hati dalam hidup mereka dengan melakukan apa saja bahkan melakukan yang yang tidak sewajarnya kepada orang lain. 

Ketika seseorang dinyatakan mengidap sesuatu penyakit yang berbahaya maka ia akan mulai berpikir keras bagaimana ia bisa sembuh dari penyakitnya dan hal inilah yang terkadang membuat pikiran seseorang menjadi tidak rasional sehingga ia tidak mau mendengar saran dan masukan dari orang lain. 

Tidak jarang mereka berpikir bahwa cara yang orang biasa anggap sangat berbahaya dapat menjadi jalan keluar dari penyakitnya walaupun sudah diperingatkan mereka tetap tidak mau mendengarkan dan tetap melanjutkan pemikirannya tersebut. Akan tetapi banyak juga dari antara mereka yang tidak ingin sembuh dari penyakit yang dideritanya. 

Mereka sudah muak dan jengkel dengan kehidupan keras yang dihadapiinya sehingga ia berpikir lebih baik mati saja daripada sembuh dari penyakitnya dan kembali menjalani keseharian dari kehidupannya yang hanya begitu-begitu saja, sebab segala aspirasinya yang paling dalam terputus, segala keinginannya terhambat, usaha-usahanya dikecewakan, dan kehendaknya terbelenggu. Padahal semua yang dialaminya dalam hidup memiliki maksud tersendiri dan semuanya itu telah diatur dan direncanakan oleh Tuhan.

Sebagai calon pemimpin Kristen di masa depan kita harus bisa meyakinkan mereka bahwa setiap hidup pasti memiliki nilai dan makna tersendiri serta harapan-harapan teguh yang dapat melampaui batas-batas kematian sehingga mereka bisa merubah mindset mereka supaya mereka mampu mengatasi segala ketakutannya baik akan kematian maupun akan kehidupan yang akan kembali dijalaninya ketika sembuh sehingga mereka bisa menemukan jalan pembebasan di dalam penderitaan yang dialaminya.

Setiap manusia pasti memiliki luka batin dalam dirinya masing-masing baik yang sudah lama dialami maupun yang baru dialami. Luka tersebut disembunyikan mereka dalam hatinya yang paling dalam dan tidak ingin orang lain tahu lukanya tersebut sehingga orang lain tidak mampu membantunya untuk sembuh dari luka batin yang dimilikinya. 

Walaupun memiliki luka, ia tetap bersedia untuk membantu dan mendampingi orang lain untuk sembuh dari permasalahan hidup dan luka batin yang dimilikinya. 

Seorang pelayan Kristen juga pasti terkadang mengalami luka kesepian akan tetapi ia tetap profesional menghadapi lukanya tersebut dan tetap melayani sesama seperti biasa dengan perhatian penuh yang mereka berikan. 

Sikap para pelayan Kristen ini sejalan dengan sikap Yesus yang selalu mendapatkan luka akibat dosa dan kesalahan manusia seperti penderitaan-Nya dalam Jalan Salib, tetapi Ia tetap mengampuni manusia dan tidak pernah meninggalkan umat-Nya berjalan sendiri.

Kita pun harus bisa mendengarkan suara dan percaya bahwa pelayanan adalah tanda harapan, karena pelayanan itu menampakkan berkas-berkas cahaya kedatangan Mesias, maka kita dapat membuat diri kita sendiri dan orang lain mengerti bahwa kita dalam diri kita sudah membawa sumber usaha pencarian jati diri kita sendiri dan usaha kita untuk lepas dari luka yang kita alami.

#Rossel Carol

#Torajanese

#Katolik

#Psikologi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun