Mohon tunggu...
Rossel Carol
Rossel Carol Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

Volleyball

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Refleksi Teladan Bunda Maria

1 April 2023   18:31 Diperbarui: 1 April 2023   20:13 1706
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Teladan Bunda Maria (Sumber: HIK)

Bunda Maria. Semua umat Katolik pastinya mengenal dan mengimani sosok Bunda Maria karena ia adalah ibu dari Sang Juruselamat yang diutus ke dunia. Bunda Maria mulai ikut turut ambil bagian dalam karya penyelamatan Allah ketika ia diserahkan tugas oleh Allah melalui Malaikat Gabriel yang menyampaikan kabar kepada Bunda Maria bahwa ia akan mengandung dan melahirkan Sang Juruselamat yang harus ia beri nama Yesus.

Sikap keteladanan Bunda Maria sama seperti Pesawat yang berusaha untuk tetap bertahan walaupun banyak rintangan di udara seperti angin kencang, hujan badai, dan sebagainya agar bisa mengantar penumpang ke tempat tujuan dengan selamat. Bunda Maria juga tetap teguh dan berserah diri kepada Allah atas segala gejolak yang ia alami dalam hidupnya dan menyimpan serta merenungkan semua permasalahan dalam hatinya karena ia tidak mau orang lain merasakan penderitaan yang ia rasakan. Bunda Maria berusaha memikul semua bebannya sendiri dengan tetap teguh dan tabah dalam melalui semua penderitaan yang ia rasakan, terutama saat ia mengikhlaskan Putranya untuk disalibkan demi menebus dan menghapuskan segala dosa umat manusia. Walaupun hatinya teriris karena melihat penderitaan yang dialami oleh Putranya dalam jalan salib menuju Golgota, tetapi ia tetap tegar dan berusaha bangun untuk menghantar dan menemani Putranya untuk menunaikan tugas-Nya sebagai Sang Juruselamat hingga Ia wafat, bangkit, dan diangkat ke Sorga. Seluruh hidup Bunda Maria diabdikan untuk mewujudkan karya penyelamatan Allah dan ia selalu berserah diri kepada kehendak Tuhan dengan berkata: "Terjadilah padaku menurut perkataan-Mu".

Keistimewaan Bunda Maria yang saya teladani dalam hidup melalui karya keselamatan Allah adalah sikap ketaatan dan keteguhan terhadap tugas yang diberikan Allah walaupun banyak sekali cobaan dan gejolak yang ia hadapi dalam hidupnya dan selalu berusaha untuk menyimpan segala permasalahan yang ada di dalam hatinya.

Terkadang saya malah mengeluh dalam melaksanakan suatu tugas atau saat menghadapi permasalahan yang tidak bisa saya lewati terutama dalam menjalani hidup panggilan saya untuk menjadi seorang imam. Untuk menjadi seorang imam tidaklah mudah karena harus melewati proses yang cukup panjang terdiri dari masa formatio, masa studi, dan masa pastoral yang dimaksudkan untuk melatih para formandi agar bisa mengolah diri dan berkembang menjadi pribadi yang baik dalam segi rohani, intelektual, dan sosial pelayanan sehingga bisa menghasilkan para calon imam yang berkualitas dan bermutu. Terkadang saya terombang-ambing di dalam gejolak dan pergulatan yang saya alami dalam hidup sehingga saya sering ragu-ragu dalam melangkah dan mengambil keputusan karena takut akan mengambil keputusan yang salah. Seharusnya saya bisa mengambil keputusan dan terus melangkah maju walaupun banyak pergulatan dan gejolak yang saya hadapi karena semuanya itu diberikan oleh Tuhan untuk menguatkan dan meneguhkan iman saya kepada-Nya. Saya harus bisa berserah diri seluruhnya kepada Tuhan sama seperti yang dilakukan oleh Bunda Maria dalam melaksanakan tugas yang diberikan Allah kepada-Nya sebab semua yang saya hadapi dan alami telah diatur sedemikian rupa oleh Tuhan untuk mencapai suatu tujuan yang ingin Ia capai. Saya harus tetap teguh dan yakin bahwa Tuhan tidak akan pernah meninggalkan umat-Nya yang senantiasa berseru dan berserah diri kepada-Nya. Saya juga harus tetap berusaha untuk bangun kembali bila saya terjatuh sama seperti Bunda Maria yang selalu bangkit dan bangun kembali saat menghadapi suatu permasalahan agar saya bisa terus melangkah maju untuk menjalani hidup panggilan saya dengan baik dan lancar dengan penuh sukacita dan kegembiraan sehingga saya bisa mencapai cita-cita yang ingin saya gapai yaitu untuk menjadi seorang imam.

Ya Bunda Maria, doakanlah saya kepada Putra-Mu agar saya bisa mengarungi samudera hidup ini dengan penuh sukacita dan kegembiraan karena saya yakin dan percaya bahwa engkau dan Putramu selalu mengiringi dan melindungi langkah kaki saya dalam menjalani segala lika-liku kehidupan yang saya miliki untuk mencapai cita-cita yang ingin saya gapai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun