Dewasa ini, film science-fiction memang sedang digemari oleh semua kalangan masyarakat. Kegemaran masyarakat dengan film science-fiction didasari oleh kemajuan ilmu pengetahuan yang tanpa hentinya, sehingga membuat masyarakat berpikir bahwa yang terjadi di film dapat terjadi di dunia nyata baik sekarang maupun di masa depan.Â
Di dalam film science-fiction biasanya menggunakan pengetahuan ilmiah yang sudah ditemukan dan dipelajari yang belum banyak diketahui masyarakat, sehingga lebih menarik untuk diikuti alur ceritanya dan bisa dipelajari teknologinya dengan nyata. Pada kesempatan kali ini, kita akan menelaah lebih dalam tentang penggunaan CRISPR di dalam film Rampage.
Rampage adalah film Science-fiction yang dibintangi oleh aktor ternama Dwayne Johnson atau "The Rock" yang berperan sebagai Davis Okoye seorang primatologist bersahabat dengan seekor gorilla bernama George. Namun karena sebuah eksperimen, George yang pada awalnya ramah dan jinak berubah menjadi seperti monster ganas.Â
Sayangnya serum eksperimen tersebut menyebar ke binatang lain, diantaranya buaya dan serigala. Davis bersama rekannya, Dr. Kate Caldwell (Naomie Harris) harus mencari cara untuk menemukan obat penawar hasil eksperimen Claire Wyden (Malin Akerman) sekaligus mencegah Harvey Russell (Jeffrey Dean Morgan) agar tidak melukai George.
Nah, apakah hasil eksperimen yang diperoleh Claire Wyden ada hubungannya dengan CRISPR ?
Pertama-tama kita telaah dulu istilah CRISPR. CRISPR merupakan singkatan dari Clusteres Regularly Interspaced Short Palindromic Repeats. CRISPR berasal dari fenomena mekanisme pertahanan bakteri ketika melawan virus yang mencoba berkembangbiak di dalamnya atau membunuh bakteri tersebut. CRISPR merupakan bagian dari kekebalan tubuh bakteri, di mana jika bakteri tersebut terjangkit virus, ia lalu menyimpan bagian dari virus untuk dikenali jika sang virus menyerang lagi di lain waktu, dan juga untuk mempertahankan diri melawan virus tersebut
CRISPR bekerja dengan cara Misalnya ada DNA CRISPR, kemudian ada gap (DNA lain), lalu ada DNA CRISPR (dengan satu kata DNA yang sama dengan DNA CRISPR sebelumnya) dan begitu seterusnya, Kemudian pada lini kedua pertahanan bakteri, terdapat suatu kelompok protein atau enzim yang disebut Cas atau CRISPR-associated proteins, yang dapat memotong DNA dan membuang virus-virus yang menginvasi. Terdapat banyak protein Cas, namun yang paling dikenal adalah protein Cas9. Bersama-sama dua hal ini membentuk sistem CRISPR/Cas9. Cas9 itu nanti membaca mana DNA CRISPR mana yang bukan. Ketika ada DNA asing ataupun virus mau masuk, krasnain akan melawan, memotong virus tersebut hingga virus itu tidak bisa berkembangbiak, kemudian daerah (DNA) di antara dua CRISPR yang sama tersebut bisa diganti atau ditambahkan apa saja.
      CRISPR dapat digunakan untuk menyembuhkan beberapa penyakit seperti kebutaan, malaria, penyakit keturunan cystic fibrosis, hingga HIV, bahkan bisa juga digunakan untuk mendesain anak dengan catatan harus dilakukan analisis terlebih dahulu dimana letak kerusakan DNA penderita sehingga bisa diganti dengan DNA yang tepat dengan kata lain harus satu spesies Walau begitu, teknologi ini juga memiliki kelemahan yang bisa berakibat fatal seperti modifikasi yang tidak sesuai target serta dihasilkannya beberapa mutasi yang tidak diinginkan, sehingga membuat penelitian harus dibatalkan karena mutasi yang tidak diinginkan tersebut.
Penelitian di luar angkasa yang dilakukan oleh Dr. Kate Caldwell pastinya akan lebih sulit, memakan banyak waktu dan uang, serta tak akan diijinkan begitu saja oleh negara  dilakukan daripada eksperimen normal di bumi.Â
Di dunia nyata, penelitian yang berbahaya seperti ini pasti akan sangat diawasi oleh instansi seperti CIA dan FBI untuk menjaga kerahasiaan dengan dilakukan dalam lab yang tertutup, dan agar tidak jatuh ke tangan orang jahat seperti Harvey Russel pada film. Penelitian yang pada awalnya ingin menyembuhkan kanker, Â juga dapat dipastikan hampir tidak akan pernah dapat menghasilkan serum super dengan tidak sengaja seperti di film.
Kesimpulannya, teknologi CRISPR memang benar ada di dunia nyata dan pada film Rampage teknologi CRISPR tidak bekerja berdasarkan pada fakta di dunia nyata. Teknologi CRISPR di film Rampage hanya terkesan seperti plot dan pemanis yang dilebih-lebihkan untuk strategi marketing penjualan film saja, walau di dalam film juga beberapa kali ditunjukkan dialog penjelasan tentang teknologi CRISPR. Tetapi, juga tidak menutup kemungkinan bahwa hal seperti ini juga bisa terjadi di masa yang akan datang karena kemajuan ilmu pengetahuan yang tak akan pernah berhenti.
Sumber :Â
inverse,Â
bustle .
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H