Sebuah hubungan saat dijalani tentu dipenuhi dengan serba-serbi penuh warna. Ada kalanya hubungan dipenuhi dengan sukacita kebahagiaan, Namun ada kalanya hubungan juga dipenuhi dengan duka dan keributan. Tapi kalau hubungan kamu jadi terlalu sering ribut, Bisa jadi kamu terjebak dalam Toxic Relationship nih!
Hah? Toxic Relationship?
Yes! Pastinya teman-teman udah gak asing dong dengan istilah ini. Dikutip dari Kompas Health, Toxic Relationship adalah hubungan yang membuat salah satu pihak merasa tidak didukung, direndahkan, atau diserang.
Sampai sini udah kebayang ya betapa gak nyamannya ada di hubungan dengan kondisi seperti itu. Bagaimanapun caranya pokoknya kita semua harus terhindar dari toxic relationship! atau jangan-jangan teman-teman pembaca disini justru membaca artikel ini karena sudah terlanjur terjebak di dalam toxic relationship?
Tenang-tenang... kita bisa mulai perbaiki dan menghindari toxic relationship terjadi dalam hubungan kita! Salah satu kuncinya adalah.... Revisi komunikasi!
Kalian tau gak sih kalau peran komunikasi antar pribadi yang ada didalam hubungan akan sangat mempengaruhi keharmonisan hubungan? Hal ini sesuai dengan salah satu prinsip komunikasi antarpribadi yang menyebutkan bahwa komunikasi antarpribadi dapat mengembangkan dan mempertahankan hubungan, termasuk hubungan kamu sama dia!
Maka dari itu sebagai alumni toxic relationship yang tentunya gak mau ada orang lain terperangkap di dalam lubang yang sama, aku punya beberapa tips dan trik untuk menghadapi toxic relationship melalui revisi komunikasi!
1. Kenali lebih dalam
Mengenal pasangan secara mendalam merupakan fondasi keharmonisan hubungan. Melalui saling mengenal baik dari segi budaya, rutinitas, kepribadian, bahkan love language, kita dapat lebih nyaman berkomunikasi dengan pasangan. Melalui hal itu diharapkan kamu dan pasangan juga dapat lebih leluasa dalam menjalani aktivitas bersama. Bahkan, kamu dan dia juga dapat menghadapi konflik dengan cara terbaik sesuai dengan karakter yang kalian miliki.
2. Menanamkan kecerdasan emosional dalam berkomunikasi bersamanya
Kecerdasan emosional atau emotional intelligence adalah kemampuan untuk memahami perasaan, untuk menilai perasaaan yang tepat untuk situasi tertentu, dan untuk mengomunikasikan perasaan tersebut secara efektif. Hal ini berperan penting dalam komunikasi antara kamu dan si dia, bahkan bisa mempengaruhi keharmonisan yang ada diantara kalian. Tanpa kecerdasan emosional, emosi yang ada antara kalian berdua dapat berjalan tanpa terkendali. Maka dari itu, yuk belajar untuk memiliki kecerdasan emosional!
3. Belajar untuk tidak hanya mendengar, tetapi juga benar-benar meresapi percakapan
Proses mendengarkan tidak semudah yang kita kira. Dalam proses mendengarkan terdapat tahapan menerima, memahami, mengingat, mengevaluasi, dan merespon pesan baik secara verbal maupun non verbal. Maka dari itu, kamu dan pasangan harus lebih memperhatikan pentingnya saling mendengar saat berinteraksi. Taruh smartphone-mu dan simak perkataannya agar komunikasi tetap berjalan lancar. Apabila kamu sudah sama-sama belajar untuk benar-benar mendengarkan secara efektif sesuai dengan tahapan yang ada, diharapkan baik kamu dan si doi dapat saling memahami satu sama lain.
4. Perasaan dan logis yang seimbang
Meskipun dalam hubungan seorang perempuan umumnya cenderung menggunakan perasaan dan laki-laki umumnya menggunakan logika, hal ini harus di jaga untuk tetap seimbang antara kamu dan dia. Cobalah untuk lebih memahami sesuatu dari perspektif si dia. Melalui hal ini, kamu dan dia dapat lebih mudah untuk saling memahami.
Itulah tips dan trik revisi komunikasi yang dapat kamu dan si dia terapkan dalam hubungan kalian agar terhindar dari Toxic Relationship. Pahamilah bahwa hubungan berjalan seperti cuaca yang tidak selalu terik dan sejuk, terkadang ia juga dapat berubah menjadi hujan besar yang disertai kilat-kilat menyeramkan. Maka, semua tergantung dengan bagaimana kita menghadapi cuaca tersebut, apakah kita akan memilih bijak untuk menggunakan payung dan menghadapi hujan hingga terik datang atau justru menghadapinya dengan membiarkan diri kehujanan hingga terjatuh sakit. Pastinya, kita akan menemukan solusi terbaik tergantung dengan pilihan dan aksi yang kita lakukan dalam menghadapi situasi tersebut.
