Mohon tunggu...
Bening Agistya Andari
Bening Agistya Andari Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

agis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Aksi Predator Hidung Belang

24 Oktober 2024   08:50 Diperbarui: 24 Oktober 2024   08:53 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pelecehan seksual di zaman sekarang sangat banyak sekali ditemui, tidak peduli di mana tempat itu terjadi. Bahkan saat di tempat ramai seperti di kereta (KRL) seseorang yang tidak waspada bisa menjadi sasaran empuk menjadi target orang-orang cabul di luar sana. Banyak sekali kasus pelecehan seksual yang terjadi di tempat umum, seperti pelecehan seksual yang terjadi di angkot Tebet, pelecehan seksual di kereta, dan banyak lagi. Pelaku tidak merasa takut atau sungkan saat akan melakukan aksinya meskipun dikelilingi oleh banyak orang di tempat tersebut.

Di Indonesia sendiri sudah ada ratusan berita yang tersebar luas tentang pelecehan seksual di tempat umum. Parahnya lagi, korban biasanya adalah anak dibawah umur yang seharusnya dijaga, bukan malah dilecehkan. Pelecehannya dapat berupa hal-hal tidak senonoh yang dilakukan pelaku, seperti, memegang alat vital yang merupakan pelecehan fisik, juga pelecehan secara verbal atau yang biasa dikenal dengan catcalling yang dilakukan oleh para pelaku kepada korbannya. Dan si pelaku malah menyalahkan korban, bilang bahwa itu semua karena korban memakai baju yang terbuka. Padahal, mau memakai baju terbuka atau tertutup pun, tidak menutup kemungkinan kalau pelecehan seksual dapat terjadi.

Pelaku yang merasa kurang puas akan aksinya dan merasa aman saat seseorang kurang berani untuk menegur aksinya, akan melakukan hal-hal berbahaya lain. Contohnya seperti, pemerkosaan pada anak dibawah umur yang berujung pada penghilangan nyawa, atau pemerkosaan yang dilakukan laki-laki paruh baya kepada anak dibawah umur, dan parahnya pelaku berani menyuap korban untuk tidak membuka suara kepada pihak berwajib karena diancam oleh pelaku, jika si korban berani membuka mulut, nyawa korban akan melayang.

Dampak yang ditimbulkan dari predator-predator hidung belang di luar sana juga dapat mengganggu mental si korban yang mendapat pelecehan. Membuat korban trauma untuk melakukan aktivitas yang mengharuskan dirinya keluar rumah sendiri, dan membuat korban menjadi takut kepada laki-laki, padahal tidak semua laki-laki merupakan pelaku pelecehan.

Maka, dimanapun kita berada, tetaplah waspada, apalagi saat kita pulang tengah malam dari suatu tempat. Ataupun saat kita sedang naik kendaraan umum, tidak menutup kemungkinan predator mata belang akan beraksi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun