Pernah nggak sih, kalian ngerasa ketinggalan seru-seruan pas liat story teman-teman di Instagram? Atau, panik karena nggak diajak nongkrong bareng? Nah, kalau pernah, kalian nggak sendirian! Itulah yang disebut FOMO, alias Fear of Missing Out. Fenomena ini lagi hits banget di kalangan remaja zaman sekarang, bikin banyak dari kita selalu pengen update dan nggak mau ketinggalan apa-apa.
FOMO adalah rasa cemas atau takut ketinggalan sesuatu yang keren atau penting yang lagi dilakuin orang lain. Misalnya, pas lihat teman-teman lagi liburan seru atau pesta heboh, kita jadi merasa nggak asik karena nggak ikut-ikutan. Media sosial jadi faktor utama yang bikin FOMO makin menjadi-jadi. Banyak dari teman-teman saya yang tidak menyadari bahwa dirinya juga FOMO.
KENAPA FOMO BISA TERJADI?
Pertama, Media Sosial. Instagram, TikTok, dan Twitter jadi sumber utama FOMO. Lihat postingan orang lain yang selalu terlihat sempurna dan seru bikin kita merasa hidup kita kurang menarik.
Kedua, Tekanan dari Teman. Remaja sering ngerasa harus selalu ikut-ikutan biar nggak dianggap kuper. Kalau nggak ikut, takutnya jadi bahan gosip atau diabaikan.
Ketiga, Komunitas Online. Di grup chat atau komunitas online, selalu ada aja update menarik yang bikin kita takut ketinggalan info terbaru.
KENALI APA SAJA DAMPAK FOMO!
Pertama, Stres dan Kecemasan. Perasaan takut ketinggalan bisa bikin kita stres. Selalu merasa harus update dan cek notifikasi bisa bikin kita nggak tenang.
Kedua, Kurang Tidur. Karena takut ketinggalan, kita jadi sering begadang cek media sosial. Padahal, kurang tidur itu nggak baik buat kesehatan.
Ketiga, Penurunan Harga Diri. Lihat kehidupan orang lain yang kelihatannya sempurna bisa bikin kita ngerasa nggak cukup baik. Padahal, yang kita lihat di media sosial itu cuma sisi terbaik mereka aja.
GIMANA CARA MENGATASI FOMO?
Pertama, Batasin Waktu di Media Sosial. Coba deh, atur waktu khusus buat cek media sosial. Misalnya, cuma pas istirahat atau setelah selesai ngerjain tugas.
Kedua, Nikmati Kehidupan Nyata. Ajak teman-teman buat nongkrong langsung, main olahraga bareng, atau ikutan kegiatan seru lainnya di dunia nyata.
Ketiga, Berpikir Positif. Ingat, apa yang kita lihat di media sosial itu cuma sebagian kecil dari kehidupan orang. Nggak semua yang terlihat sempurna itu nyata.
Keempat, Ngobrol dengan Orang Terdekat. Kalau FOMO udah bikin kamu stres, coba deh curhat ke orang tua atau teman dekat. Bisa juga konsultasi ke ahli biar dapet solusi yang tepat.
FOMO memang tren yang bikin kita selalu pengen update dan nggak mau ketinggalan apa-apa. Tapi, penting buat kita belajar mengelola perasaan ini biar nggak berdampak negatif. Sebagai penutup, mari kita ingat bahwa FOMO bukanlah sesuatu yang harus dikutuki. Sebaliknya, ini adalah peluang untuk kita lebih bijak dalam memilih apa yang benar-benar penting dalam hidup. Daripada terus merasa takut ketinggalan, lebih baik kita fokus pada apa yang membuat kita bahagia dan bermakna.
Misalnya, daripada terus-terusan cek media sosial, kita bisa mengisi waktu dengan hal-hal yang lebih produktif seperti belajar, berolahraga, atau mengejar hobi. Aktivitas-aktivitas ini tidak hanya membantu mengurangi stres, tetapi juga bisa meningkatkan kualitas hidup kita.
Selain itu, penting juga untuk membangun hubungan yang sehat dan nyata dengan orang-orang di sekitar kita. Meluangkan waktu untuk bertemu langsung dengan teman-teman atau keluarga bisa memberikan kebahagiaan yang lebih tulus daripada sekadar melihat foto-foto di media sosial.
Dengan demikian, kita bisa menciptakan tren sendiri yang membuat hidup lebih seru dan memuaskan. Daripada merasa takut ketinggalan, kita bisa menjadi orang yang menciptakan momen-momen berharga. Jadi, yuk, mulai dari sekarang, kita fokus pada hal-hal yang benar-benar berarti dan memberikan kebahagiaan sejati dalam hidup kita!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H