Berdasarkan hasil wawancara kami, ada beberapa narasumber yang memberikan keterangan tentang cerita turun-temurun dari para pendahulu tentang sejarah dusun, namun kurang mengetahui detail waktu kejadian dan tahun disahkannya dusun-dusun tersebut.
Hasil wawancara di Dusun Pakan menyatakan bahwa orang yang disebut sebagai “Bedah Kerawang” atau “Babat Alas” di Dusun Pakan adalah Kiai Ageng Jaya Pancayudha atau nama lainnya adalah Kiai Ageng Gambuhan. Beliau memiliki hewan peliharaan kesayangan yakni kuda sembrani atau “Jaran Sembrani”. Konon kuda sembrani adalah kuda yang memiliki sayap dan mampu terbang seperti buroq (tunggangan Nabi Muhammad SAW saat melakukan isra’ miraj).
Secara logika kuda adalah hewan berkaki empat yang tidak bisa terbang karena tidak memiliki sayap. Namun kuda sembrani dianggap sebagai kuda special yang memiliki nilai magis tersendiri.
Dusun ini dinamakan “Pakan” karena kuda sembrani tersebut makan di daerah dusun ini. Kemudian untuk rumah/tempat tinggalnya berada di dusun Binangsri. Tempat persinggahan kuda sembrani berada di Dusun Jeruk.
Sedangkan informasi mendalam mengenai Dusun Tokol masih belum diketahui secara pasti karena keterbatasan waktu kami untuk melakukan wawancara dan narasumber yang jarang berada di rumah sehingga kami kesulitan untuk bertemu beliau.
Informasi lebih mendetail tentang sejarah Desa Purworejo pada umumnya dan ke-empat dusun yang ada di Purworejo pada khususnya terdapat pada artikel ilmiah kami.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H