"Ah Zack, aku teringat ada dokumen penting ketinggalan di kantor." Aku menatap Zack berharap dia mengerti.
"Senang mengenalmu. Tapi aku dan Nathan harus pergi." Dia memeluk Ivy dan pergi menuju pintu keluar. Sejenak aku tertegun. "Nathan! Jadi keluar nggak?" Aku mengiyakan ajakan Zack dan langsung pergi.
Kali ini Ivy tersenyum puas. "Jadi namamu Nathan? Got it..."
Sampai di luar aku menoyor kepala Zack. "Woy ngapain kamu sebut namaku?! You know my rules! No name, no phone number, and..."
"And no money that you have to pay, right?"
"Well... lupakan." Aku melempar kunci mobil kearahnya. "Kamu yang nyetir."
Beberapa menit setelah mobil berjalan, aku tergelitik akan pikiranku terhadap wanita di club tadi. "Eh Zack, cewek yang tadi kamu cium, itu wajahnya kan terlihat tua. Masih aja kamu gebet..."
"Hahahaaa.. Nathan, for me, as long as the shape is good, the face isn't the main one."
Well...Good, Zack.
XXX
Ivy keluar dari club pukul dua dini hari. Terlihat dia sangat berhati-hati dalam melangkah.