Mohon tunggu...
Okky Dinova
Okky Dinova Mohon Tunggu... Full Time Blogger - just your normal "weird" guy

Resensi Film / Serial TV / Video Game dan berbagai tulisan "iseng" lainnya XD http://okkydinova.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

[Resensi Film] "Suzzanna: Bernapas Dalam Kubur", Kembali ke Tahun 80an

3 Desember 2018   22:49 Diperbarui: 3 Desember 2018   22:52 762
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Prolog

Bagi anda yang besar di tahun 80an mungkin sudah tidak asing dengan "era film eksploitasi" dimana pada era ini dunia film Indonesia didominasi oleh berbagai unsur yang saat ini bisa dibilang tabu seperti darah, adegan sadis, seks, dll. Film-film seperti ini tumbuh subur dikarenakan pada zaman tersebut badan sensor tidak seketat zaman sekarang (bahkan nyaris tidak ada!!!), Masa "Orde Baru" juga mendukung hal ini karena dianggap tidak mengkritik pemerintah. Saya yang terlahir di tahun 90an menganggap beberapa film ini berhasil membuat saya menjadi sosok yang penakut ketika masih kecil -_- . Video dari Vice di bawah ini dapat memberi info lebih jauh tentang film-film di masa tersebut.

Tapi pada akhirnya era ini berakhir juga dan sepertinya dilupakan oleh masyarakat zaman "now", tapi setidaknya era film eksploitasi memberi kita beberapa nama aktor/aktris yang masih bisa dikenang sampai hari ini, dan yang sekarang akan "dilahirkan" kembali adalah Suzanna yang sampai sekarang masih dianggap sebagai "Ratu Film Horor Indonesia" melalui film "Suzzanna : Bernapas Dalam Kubur" (Perhatikan ada perbedaan penulisan pada nama "Suzanna").

Awalnya saya mengira film ini adalah remake seperti yang pernah terjadi pada "Pengabdi Setan", tapi ternyata film ini tergolong "original" meskipun tetap memiliki beberapa unsur khas dari film era 80an. Hasilnya cukup mengejutkan karena film ini menjadi film horor dengan jumlah pendapatan terbesar sepanjang masa dan masih bertahan di bioskop sampai saat ini (3 minggu untuk ukuran film lokal sudah tergolong luar biasa), jadi bisa dibilang review kali ini tergolong sangat telat XD.

Bagi saya sendiri film ini benar-benar berhasil membawa penonton ke tahun 80an meskipun saya yakin beberapa unsur pada film ini kan sulit diterima oleh masyarakat zaman "now".

Suzanna, Ratu Film Horor Indonesia

Memiliki nama asli Suzzanna Martha Frederika van Osch atau lebih dikenal dengan "Suzanna", beliau adalah artis yang terkenal dengan perannya sebagai tokoh mistik (hantu, setan, penyihir, dll). Penampilan, karakternya yang misterius, dan "keajaiban" pratical effect pada waktu itu berhasil membuat Suzanna menjadi ikon film horor pada waktu itu.

Tapi yang membuat Suzanna memorable adalah tingkah laku di balik layar yang semakin memperkuat image mistis pada dirinya yaitu melakukan berbagai ritual khusus (makan melati, bersemedi di ruangan khusus, dll) yang akhirnya membuat dirinya mendapat gelar lain yaitu "Titisan Nyi Roro Kidul". Mungkin ini terdengar "aneh" bisa saja semua hal yang dilakukan Suzanna ini bertujuan sebagai marketing stunt agar dirinya bisa dikenang sampai hari ini (dan memang berhasil bukan ???).

Film-film Suzanna biasanya memakai tema "balas dendam" dimana karakter Suzanna mati secara mengenaskan lalu menjadi sosok hantu yang siap menghantui mereka yang sudah membunuhnya, namun ternyata Suzanna masih mampu memberikan unsur komedi dengan "mengganggu" para rakyat kecil (biasanya pedagang), yang paling terkenal adalah saat dia membeli "sate 100 tusuk" yang ada di film Sundel Bolong (1981). Ironisnya hal ini bagi saya saat ini malah membuat Suzanna lebih cocok menyandang gelar sebagai ikon komedi-horor, bukan horor murni.

Ngomong-ngomong, kira-kira berapa kerugian (baik segi materi dan mental) yang diderita tukang sate  ini yah XD ???

(hantu juga perlu nutrisi XD)

Overview

Pasangan Suzzanna (Luna Maya) dan Satria (Herjunot Ali) sudah menikah selama 7 tahun tetapi belum dikaruniai anak (positive thinking saja, mungkin mereka jarang melakukan hubungan seks XD). Saat akhirnya Suzzanna hamil sayangnya Satria harus dinas ke luar negeri. Malang menimpa saat rumah Suzzanna disatroni perampok yang akhirnya membuat Suzzanna meninggal. Tapi anehnya Suzzanna masih bisa beraktifitas secara normal keesokan harinya meskipun pada akhirnya Suzzanna menyadari jika dia sudah tidak menjadi manusia lagi melainkan menjadi "Sundel Bolong", mulai saat ini Suzzanna mulai merencanakan "balas dendam" kepada mereka yang sudah membunuhnya.

Cerita tampil standar dan "Suzanna banget" sehingga terpaksa saya abaikan, berbagai karakter mewarnai film ini dengan tingkah laku yang menarik namun sayang SEMUA karakter memiliki aksi/dialog humor yang membuat film ini terlihat sebagai film komedi horor. Tapi sayangnya tidak ada adegan "sate 100 tusuk" karena ada masalah dengan hak cipta studio yang bersangkutan -_- .

Luna Maya terlihat sangat berambisi untuk bisa semirip mungkin dengan Suzanna sampai-sampai harus memakai make-up khusus, hasilnya memang terlihat sangat mirip tetapi sayangnya hal ini membuat kualitas aktingnya menjadi sedikit aneh karena minim ekspresi dan suaranya di-dubbing (mungkin karena faktor make-up juga sih). Hal ini membuat saya melihat sosok Luna Maya sebagai "boneka" (boneka cantik maksudnya XD). Untungnya hal ini bisa ditutupi karena peran Suzzanna pada film ini membuatnya terlihat sebagai wanita kaya yang cukup tertutup.

(sudah mirip belum ???)

Film ini sukses memperkenalkan kembali unsur-unsur khas yang ada pada tahun 80an, terutama dari segi religi (jadi bagi yang islamphobia harap hati-hati yah XD) dan logika masyarakat pada waktu itu yang bisa dianggap "primitif" untuk ukuran zaman "now". Tapi ada sedikit "kejutan" pada ending yang membuat film ini tampil cukup berbeda dengan film horor pada tahun 80an.

Masuk ke unsur horor, sayang sekali film ini AMAT SANGAT mengandalkan image Suzanna untuk menakut-nakuti penonton dengan sinematografi (teknik pengambilan gambar) yang tampil ala kadarnya sehingga membuat film ini kehilangan unsur horor dan semakin terlihat sebagai film komedi, bahkan special effect tampil sangat palsu dan dipastikan tidak akan membuat anda ketakutan.

Satu hal yang menggangu bagi saya adalah adanya berbagai foto Suzanna asli pada film ini yang terlihat sangat "photoshop banget" sehingga membuat saya bingung sebenarnya film ini ingin memperkenalkan Luna Maya sebagai Suzzanna "baru" atau (kembali) mengingat mendiang Suzanna asli sih ???

Overall film ini dibuat untuk sarana nostalgia bagi mereka yang pernah merasakan era film eksploitasi dan menjadi media "penghormatan" untuk mendiang Suzanna. Disarankan untuk menonton film ini tanpa menggunakan pemikiran/logika zaman sekarang karena akan merusak pengalaman anda saat menonton film ini

Conclusion

Film ini dibuat Dari,Oleh, dan Untuk mereka yang ingin merasakan kembali sensasi menonton film tahun 80an, generasi sekarang mungkin akan sedikit kesulitan dalam mencerna film ini meskipun film ini bisa menjadi media untuk memperkenalkan kembali sosok "Ratu Film Horor Indonesia". Film ini akan terlihat "Wah" bagi generasi lama dan "aneh" untuk generasi saat ini. Saya sendiri awalnya memberikan nilai 65++ untuk film ini karena unsur "nostalgia", tetapi akhirnya saya tambah karena ending yang (sebenarnya) mencoba merusak salah satu unsur khas pada film tahun 80an.

My Score

75++ , Kembalinya Ikon Horor Indonesia

Temukan review lainnya di SINI

Bonus

Ada adegan dimana Suzzanna membaca novel "sundel bolong" dan menonton layar tancep film "sundel bolong" yang diperankan oleh Suzanna asli.

Suzzanna membaca Suzanna asli

Suzzanna menonton Suzanna asli

jadi intinya.....

(SuzannaCeption XD)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun