Tapi anehnya ternyata Sony juga masih "ngotot" untuk membuat crossover antara Venom dengan Spider-man dari MCU, bahkan Studio juga ikut ngotot dengan mengatakan jika Venom sudah berada di MCU (meskipun dalam film ini tidak ditemukan adanya koneksi film ini dengan MCU -_- ).Â
Marvel Studio sendiri tidak memiliki peran dalam pembuatan film ini dan tidak memiliki rencana untuk memasukkan Venom dalam MCU. Jadi antara Sony yang kelewat plin-plan atau semua ini hanya sekedar marketing stunt untuk film-film mereka di masa depan (karena seperti yang kita ketahui MCU memiliki pasar yang besar dalam dunia film Superhero).
Jadi ingat tulisan terdahulu saya tentang hal ini, jujur saya jadi kasihan dengan Kevin Feige jika hal ini benar-benar terjadi.
(sangat ambigu)
Tapi katakanlah film ini termasuk dalam MCU, maka (kembali) harus saya ingatkan aksi si "botak ungu" yang menghapus 50% populasi makhluk hidup yang ada di alam semesta ini, jadi apa ini berarti 50% tokoh dalam film Venom kelak akan menjadi abu ??? atau lebih parah terpaksa harus di-reboot di masa depan ???
(dia lagi, dia lagi -_-)
Conclusion
Sebagai fans Venom saya kecewa karena banyak hal, tapi yang jelas adalah Venom di film ini terlihat seperti "orang dewasa yang dipaksa menjadi bayi" -_- , apalagi promosi agresif tentang "Venom = anti-hero" yang pada akhirnya malah menjadi bumerang dalam film ini.
 Tapi jika dilihat dari sudut pandang orang awam, film ini terbilang solid dan mampu memperkenalkan publik tentang sosok Venom. Sony bisa dibilang on fire pada tahun ini untuk franchise Spider-man (game PS4 Spider-man , Venom, dan Into The Spider-Verse).
My Score
55, We Are (not) Awesome...
Temukan review lainnya di SINI