Mohon tunggu...
Okky Dinova
Okky Dinova Mohon Tunggu... Full Time Blogger - just your normal "weird" guy

Resensi Film / Serial TV / Video Game dan berbagai tulisan "iseng" lainnya XD http://okkydinova.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Resensi Film Koki-koki Cilik, Lapar "Yes" Sisanya "Ya Gitu Deh"

10 Juli 2018   22:57 Diperbarui: 10 Juli 2018   23:10 1656
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Prolog

"Gua mau Sineas Indonesia bikin film untuk anak-anak!!!"

"Generasi sekarang "amburadul" karena tidak ada film yang menjadi panutan!!!"

"mending main "tok-tok" daripada nonton film buatan indonesia (lho!!!)

 Beberapa kalimat di atas (mungkin) sudah menjadi asupan harian bagi anda yang berada di dunia maya, tapi kalimat di atas memiliki satu persamaan yaitu "Indonesia butuh film untuk anak-anak" karena meskipun dunia perfilman indonesia mulai bangkit tetapi masih didominasi oleh genre horor, komedi dan romance. Film untuk anak-anak masih terbilang sangat jarang untuk jaman Now yang konon generasinya merasa sudah sangat dewasa.

 Selain "Koki-Koki cilik" ternyata masih ada film anak-anak pada bulan ini yaitu "kulari ke Mall" (judul sengaja saya samarkan biar anda bingung) yang kurang menarik perhatian saya karena berpikir jika film tersebut hanya akan sekedar "promosi tempat wisata" saja.

Saya memilih "Koki-Koki cilik" karena memiliki tema yang tergolong sangat jarang jarang di dunia perfilman Indonesia yaitu tentang masakan/kuliner (bahkan bisa dibilang film ini adalah pelopor untuk tema masakan). Menggabungkan dunia anak-anak dengan dunia kuliner seharusnya bisa menjadi senjata kuat film ini untuk mencuri banyak perhatian.

Tapi bagi saya pribadi, TUJUAN utama film tentang masakan adalah untuk membuat penonton LAPAR (standar saya memang aneh), bukan menghibur penonton dengan kualitas akting dan cerita yang ditampilkan. Karena alasan inilah sampai sekarang saya tidak bisa mengapresiasi penuh film "Chef" (2014) yang memiliki tema + jalan cerita yang seru karena selalu lapar dan "ngidam" cuban sandwiches setiap kali saya menonton film tersebut.

(aduh jadi laper...)

 Bisakah "Koki-Koki cilik" membuat saya kelaparan ???

Story

Bima adalah seorang anak yang berkeinginan mengikuti "Cooking Camp", sebuah acara kemping memasak yang sangat bergengsi dan mahal. Dengan melakukan berbagai hal akhirnya Bima mampu mengikuti "Cooking Camp" dan akhirnya berkesempatan mempelajari dunia kuliner sekaligus mengikuti kontes memasak tahunan di "Cooking Camp", berhasilkah Bima menghadapi semua hal tersebut ???

Karena film ini untuk anak-anak jadi berbagai karakter yang ada di film ini terlihat sangat stereotype (ada tukang bully, sok "Shantique", lebay, bersikap dingin, perfeksionis, dll), tapi kebanyakan dari karakter anak-anak hanya berfungsi dari segi komedi saja sih -_-. Cukup disayangkan beberapa pemeran dewasa kurang bisa tampil maksimal para beberapa adegan (mungkin karena film ini ditujukan untuk anak-anak).

Untuk kuliner/masakan saya acungi satu jempol karena mampu tampil menarik dan natural (baca : tidak ada elemen hiperbola) meskipun proses pembuatannya terkesan instant (baca : tidak ada penjelasan teknik memasak,bahan yang digunakan, dll), padahal hal-hal tersebut saya nilai cukup penting karena bisa "mengajak" penonton untuk membuat masakan yang serupa. Kritik terakhir dari segi masakan adalah MINIMNYA masakan yang berasal dari Indonesia karena didominasi oleh masakan dari luar negeri.

Tapi bakal terkesan aneh juga kalau "rendang" muncul dalam film seperti ini sih

Menjelang pertengahan film saya mulai sedikit bingung dengan esensi "Cooking Camp" yang ada pada film ini, apakah "Cooking Camp" sebuah acara belajar memasak KHUSUS untuk anak-anak atau sebuah kontes memasak yang hanya bisa diikuti individu tertentu ???, karena percaya atau tidak biaya masuk untuk "Cooking Camp"adalah 12,5 juta Rupiah untuk 1 anak!!!

Alhasil film ini berhasil membuat saya lapar sekaligus bengong.

Characters

Bima (Farras Fatik)

Anak "misqueen" (baca : miskin) yang baik hati, ramah, dan RAJIN MENABUNG yang bercita-cita ingin mengikuti "Cooking Camp" karena dia ingin menjadi seorang chef. Dengan bantuan beberapa pihak akhirnya Bima bisa mengikuti Cooking Camp dan bersiap-siap untuk mempelajari dunia kuliner sekaligus mengikuti kontes memasak tahunan, tapi jangan lupa karena ada banyak anak-anak berbakat masak lainnya dalam "Cooking Camp". 

Tapi tenang saja karena Bima dipersenjatai "buku resep jadoel" yang berisi resep-resep lokal yang (ironisnya) terlihat seperti masakan "kampungan" bagi para peserta "Cooking Camp" lainnya.

Audrey (Chloe X)

Perempuan berbakat yang sudah menjuarai Cooking Camp 3 kali berturut-turut, karakter Audrey sendiri mudah ditebak yaitu penyendiri, dingin, dan perfeksionis. Tapi siapa sangka di balik itu semua Audrey memiliki sebuah "rahasia" yang dia sembunyikan dari orang lain!!!

Rama (Morgan Fey)

cleaning staff "Cooking Camp" yang ternyata memiliki bakat memasak sekaligus memiliki masa lalu yang tragis (tapi kurang digali sih), Bima akan membutuhkan bantuannya untuk memenangkan kontes di "Cooking Camp".

Chef Grant (Ringgo Agus Rahman)

Kepala sekolah sekaligus instruktur utama di "Cooking Camp" yang akan menghibur penonton dengan aksinya yang "cukup" lucu, tapi bukan berarti dia tidak bisa bersikap sedikit "keras" sih.

Pak Malik (Adi Kurdi)

Pendiri "Cooking Camp" yang bertindak sebagai juri pada film ini sekaligus menjadi contoh "kapitalisme" di mata saya karena dengan mahalnya biaya masuk "Cooking Camp" tidak berbanding lurus dengan pelayanan yang disediakan.

Conclusion

Koki-koki cilik tetap mampu menjadi tonton yang menghibur bagi anak-anak, apalagi dari segi masakan XD meskipun tampil cukup minimalis dari segi cerita,karakter, dan detail masakan yang ada."Koki-koki cilik" berhasil membuktikan bahwa film anak-anak masih "hidup" sampai saat ini.

dan yang terpenting film ini bisa membuat anda menjadi K-E-L-A-P-A-R-A-N

My Score

75, mending masak sendiri di rumah

===============================================

Temukan Review lainnya di SINI

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun