Mohon tunggu...
Okky Dinova
Okky Dinova Mohon Tunggu... Full Time Blogger - just your normal "weird" guy

Resensi Film / Serial TV / Video Game dan berbagai tulisan "iseng" lainnya XD http://okkydinova.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

[Resensi Film] Beauty And The Beast: Kisah Klasik Si Cantik dan Si Buruk Rupa

17 Maret 2017   20:02 Diperbarui: 17 Maret 2017   20:13 7320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Prolog

Beberapa tahun terakhir ini, Disney mulai aktif me-remake kembali dongeng-dongeng klasik mereka dalam bentuk live-action. Ada Maleficent yang tampil berbeda dan unik, ada pula Cinderella yang tampil seadanya sesuai dongeng aslinya. Dan sekarang adalah giliran Beauty and The Beast.

Memang apa yang menarik dari kisah Beauty ?? bukankah ini kisah cinta yang berbasiskan Bestialy dan Stockholm Syndrome XD. Trailer film ini sendiri sudah ditonton puluhan juta orang di Youtube.

Tidak lupa ada rumor yang mengatakan bahwa salah satu tokoh di film menganut paham 'pelangi' (baca : LGBT), sontak beberapa negara melarang peredaran film ini. Untung saja Indonesia tidak ikut-ikutan latah seperti mereka.

Tapi menurut official Disney, tokoh tersebut memang LGBT, semoga hal itu tidak menghilangkan minat anda dalam menonton film ini.

Story

Mengambil setting di Prancis, seorang Pangeran yang punya segala-galanya + gemar berpesta dikutuk menjadi makhluk buruk rupa oleh seorang penyihir yang diusir saat pangeran tersebut mengadakan pesta besar. Tidak lupa para pelayannya terkena kutukan tersebut dan ditambah lagi ingatan masyarakat ikut-ikutan dihapus yang membuat eksistensi Pangeran ini ikut menghilang.

Hikmah : Ternyata Penyihir itu gampang Baper

Kutukan ini memiliki batas waktu dalam bentuk kelopak bunga yang disimpan di tempat khusus, jika kelopak bunga ini habis maka sang Pangeran dan pelayannya akan menjadi makhluk buruk rupa selamanya.Jika ingin menghilangkan kutukan tersebut maka harus ada seorang gadis yang mencintai Pangeran buruk rupa tersebut. Terdengar mustahil ?????

Sampai suatu hari seorang gadis yang bernama Belle terpaksa tinggal di istana Pangeran tersebut dikarenakan menggantikan posisi Ayahnya yang dihukum karena mencuri bunga. Bisakah Belle mematahkan kutukan tersebut ???

Karena memakai dongeng aslinya tanpa ada modifikasi, tentunya tidak sulit menjawab pertanyaan di atas XD.

Film ini juga memiliki diversifikasi aktor (baca : tidak didominasi aktor/artis kulit putih) yang cukup baik.

Akhir kata, This is a Fun Movie dengan lagu-lagu yang indah untuk didengar.

Characters

Belle (Emma Watson)

Inilah Belle, Gadis Hipster di masanya XD. Pasalnya kerjaan dia hanya membaca dan melamun saja. Karena dia adalah satu-satunya gadis di kota yang gemar membaca maka tidak heran mayoritas penduduk kota menganggap dia aneh dan tak jarang sering mem-bully dirinya.

Setelah mengetahui bahwa ayahnya ditahan oleh Beast, dia menggantikan posisi ayahnya dan terpaksa menjadi tawanan Beast. Untungnya para pelayan (dalam bentuk perabotan rumah tangga) di istana mencoba meyakinkan Beast bahwa Belle mungkin bisa mematahkan kutukan mereka. Lalu dimulailah hubungan mereka.

The Beast (Dan Stevens)

Dikutuk karena mengusir seorang penyihir dari pesta istana, memiliki sifat yang keras + egois sehingga cukup sulit baginya untuk mematahkan kutukan tersebut. Bisakah Belle meluluhkan hatinya ???

Gaston (Luke Evans)

Bagai punuk merindukan Bulan, begitulah kalimat yang tepat untuk menggambarkan Gaston.

Gaston itu tampan, veteran perang, semua orang di kota (apalagi para gadis) memuja dirinya. Sayangnya dia jatuh cinta kepada orang yang salah yaitu Belle. Dia selalu mencoba PDKT kepada Belle namun sayangnya selalu ditolak oleh Belle. Tapi hal itu tidak membuat dia patah hati.

Setelah mengetahui keberadaan Beast, dia beserta penduduk kota berniat membunuh Beast, berhasilkah usahanya ????

LeFou (Josh Gad)

*Ini dia karakter LGBT di film ini

teman dekat Gaston yang akan melakukan apapun demi Gaston, bahkan berbohong. Aksi dia banyak mengundang gelak tawa. Dia karakter support terbaik bagi Gaston.

Ya memang sih aksi dia terlihat 'aneh', tapi JAUH lebih sopan jika dibandingkan dengan berbagai tokoh pria di dunia pertelevisian Indonesia yang bertingkah seperti wanita (baca : Banci).

Jika saja saya menonton film ini sebelum mengetahui tentang kontroversi dirinya, maka saya tidak akan menganggap LeFou sebagai tokoh LGBT, bagaimana dengan anda ?????

Conclusionsebuah kisah klasik yang dibalut dengan teknologi masa kini tanpa meninggalkan ciri khas aslinya. Sayang tidak ada kejutan dari segi cerita.

My Score

85, Perfect Live-Action

temukan review lainnya di sini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun