Mohon tunggu...
Okky Dinova
Okky Dinova Mohon Tunggu... Full Time Blogger - just your normal "weird" guy

Resensi Film / Serial TV / Video Game dan berbagai tulisan "iseng" lainnya XD http://okkydinova.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

[REVIEW] The Flash Season 2

17 Agustus 2016   00:13 Diperbarui: 17 Agustus 2016   00:23 3009
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

*Tulisan Ini Penuh SPOILER!!!!
Prolog
  Meskipun DC terkesan lemah di layar lebar (lihat saja Batman V Superman dan Suicide Squad yang banjir kritik) dan sering dianggap bahwa Marvel lebih superior dalam layar lebar, ternyata untuk urusan Serial TV DC adalah pemenangnya.

  Dengan Universe tersendiri yang disebut "Arrowverse", stasiun The CW membawa beberapa tokoh DC dalam layar kaca seperti Arrow, The Flash, dan Supergirl. Salah satu keistimewaan serial-serial ini adalah adanya episode "Crossover" dimana para superhero ini bisa bekerjasama dalam beberapa episode spesial yang membuat Arrowverse lebih akrab ketimbang Marvel yang sampai sekarang sulit menerapkan hal serupa dalam serial TV mereka.

(Arrowverse)

  Tapi untuk review ini saya dedikasikan untuk The Flash (yang sekarang sudah memasuki season 2) karena saya tidak tertarik dengan Arrow ataupun Supergirl.

  The Flash sendiri sempat tayang di salah satu stasiun TV swasta di indonesia, dan promosinya cukup unik dengan menggunakan lagu salah satu Band di indonesia, sayangnya ada cukup banyak 'sensor KPI' yang membuat saya menonton The Flash melalui sumber lain.

  Bagi saya, The Flash adalah serial TV superhero terbaik untuk saat ini (Jauh mengalahkan Jessica Jones, Daredevil, maupun Agent Of SHIELD), oleh karena itu sebelum memulai review season 2 saya akan memberikan beberapa alasan mengapa saya suka dan benci terhadap The Flash.

Why I Love The Flash ?

  Pernah menonton kartun Superhero di tahun 80 s/d 90 an ? Pada tahun itu kartun-kartun ini menarik karena memiliki cerita yang tidak rumit, fokus pada satu masalah tiap episode, dan Villain yang berubah tiap episodenya. Dan hal itulah yang saya kembali temukan pada The Flash.

  The Flash memakai konsep yang sama pada tiap episodenya, dan monolog yang dilakukan Barry Allen pada awal episode selalu membuat penonton merasa lebih akrab dengan tokoh yang satu ini (karena diperlihatkan secara singkat tentang bagaimana Barry menjadi Flash dan tujuan hidupnya dalam film ini).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun