Mohon tunggu...
andy andy
andy andy Mohon Tunggu... wiraswasta -

beyond the limit and enjoy mobility

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

KISAH HIDUP BILL GATES SANG GENIUS MILIARDER (3)

9 Juli 2010   16:55 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:58 451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Namun setelah 4 tahun, penyelidikan yang rumit itu ternyata berakhir cukup happy end bagi Bill (yang membuat para pesaing kecewa berat). Akhir Juli 1994, menurut Newsweek, pemerintah federal AS hanya menjatuhkan perintah larangan bagi raksasa ini untuk melanjutkan praktik dagang yang mengakibatkan monopoli. Kekhawatiran sementara pengamat bahwa raksasa ini bakal dipecah-pecah oleh pemerintah federal akibat “dosa-dosa”nya, ternyata tidak sampai terwujud. Dapat dipastikan Microsoft bakal tetap atau makin berjaya. Ujung tombak kemajuan itu, siapa lagi kalau bukan para pemrogramnya,

Di Microsoft, pemrogram direkrut langsung dan universitas oleh Bill dan Steve Balmer. Bill mengenali wajah dan nama semua pemrogramnya. Tak hanya itu, ia juga hafal nomor pesawat telepon dan pelat mobil mereka! Bukan apa-apa ingatannya memang fotografik.

Untuk menjadi tenaga di bagian teknik di Microsoft, syarat utamanya jelas IQ tinggi, semangat besar, inisiatif, dan cara berpikir yang jelas. Biasanya anak-

anak dari Jurusan sains, matematika atau komputerlah yang dipilih. Setelah diwawancarai di kampus mereka diterbangkan ke markas besar Microsoft di Seattle

untuk melihat-lihat.

Walaupun gajinya tidak besar, orang.orang berbakat biasanya tergiur juga dengan iming-iming saham yang besar dan kesempatan bekerja di lingkungan yang bebas. Menurut Balmer, dan suara dan nada bicara ia sudah bisa menilai seberapa besar energi dan semangat orang itu.

Ladang pencarian mereka meliputi 15 universitas di AS, 4 di Kanada, dan 6 di Jepang. Kesanalah mereka mencari orang-orang genius nyentrik, bersemangat, dan penuh inisiatif, seperti Bill Gates.

Bagaimana rasanya direkrut sebagai pemrogram di Microsoft diceritakan oleh Neil Friedman, lulusan Carnegie Mellon University Ketika ia mengunjungi kantor Microsoft, perbedaannya langsung terasa. “Tidak ada aturan berpakaian. Sepatu tenis atau sneakers oke. Pegawai tidak perlu berdasi. Di lorong kantor, bisa saja pegawai bermain anggar sebagai selingan.”

Seminggu bekerja, ia mendapat tugas besar pertama, membuat sambungan e-mail antara kantor-kantor Microsoft di luar negeri dengan markas besarnya di Ballevue (Microsoft pindah ke sana tahun 1979). “Pekerjaan ini di IBM membutuhkan 100 orang, di sini saya boleh dikata dibiarkan bekerja sendiri,” katanya.

bersambung

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun