Tahukah kamu apa itu sampah? sebuah hal yang tidak asing lagi bagi masyarakat kita. Sampah sudah menjadi bagian dalam kehidupan sehari-hari, setiap orang. Ada berbagai macam jenis sampah yang ada di muka bumi ini, mulai dari sampah berdasarkan sumbernya seperti sampah alam,sampah manusia, sampah konsumsi, dan lain-lain.Â
Adapula sampah berdasarkan materi penyusunnya seperti sampah organik dan sampah anorganik. Dampak dari penumpukan sampah juga sangat berbahaya, baik terhadap kesehatan maupun terhadap lingkungan sekitar. Bahkan penumpukan sampah juga bisa berakibat negatif untuk kehidupan sosial dan ekonomi, karena akibat dari kondisi lingkungan yang kotor dan bau tidak sedap akan menciptakan lingkungan dan pemandangan yang kumuh.
Penumpukan sampah akan terus terjadi setiap harinya. Maka dari itu,diperlukan sebuah pengolahan khusus yang bisa digunakan untuk membantu proses penguraian sampah menjadi barang berguna. Pengolahan tersebut akan menjadi salah satu sektor yang akan berguna untuk mengoptimalkan proses daur ulang sampah.Â
Selain menjadi salah satu pemanfaatan daur ulang sampah,juga bisa digunakan sebagai ladang usaha. Produk yang dihasilkan juga merupakan produk unik dan berkualitas. Jika tidak dimulai dari sekarang untuk terus menciptakan inovasi-inovasi dari limbah sampah, kapan lagi?
Sampah terdiri dua jenis yaitu sampah organik dan anorganik. Kedua jenis sampah tersebut, menurut Undang-undang nomor 18 tahun 2008, perlu adanya pengelolaan sehingga tidak menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan masyarakat dan lingkungan. Sampah yang merupakan sisa aktivitas manusia setiap hari sering kali menjadi penyebab kotornya lingkungan.Â
Menurut Dwiyatmo (2007:25), bersih atau kotornya lingkungan sangat dipengaruhi oleh manusia yang berada di lingkungan itu. Kedua jenis sampah memiliki tingkat bahaya masing-masing, sejauh ini sampah yang paling banyak dihasilkan oleh masyarakat adalah sampah anorganik. Hal ini dikarenakan setiap orang membutuhkan barang yang bekas pakainya menjadi sampah anorganik di setiap harinya.
Lalu bagaimana cara agar sampah plastik anorganik dapat menjadi barang yang bermanfaat sekaligus dapat mengurangi populasi sampah anorganik? Tahun demi tahun sampah plastik sudah menjadi problematika bagi seluruh dunia, terdapat penelitian yang menghasilkan fakta mengejutkan yakni dalam satu hari, masyarakat di dunia mampu menghasilkan sampah sedotan yang apabila digabungkan ukurannya dua kali lipat mengelilingi bumi. Hal tersebut sudah mendapatkan solusi yakni pengolahan kembali sampah plastik menjadi produk yang sehari-hari dipakai yang tentunya bermanfaat bagi masyarakat.
Kegiatan ini sudah digaungkan dan dilaksanakan oleh para pengusaha ekonomi kreatif sejak tahun 2014 yang mana diawali oleh badan start up bernama I am Not Plastic yang didirikan oleh Kevin Kumala. Usaha ini kemudian terus berkembang hingga diperkenalkan ke khalayak yang kemudian menjadi inspirasi usaha kreatif lainnya untuk menggunakan plastik sebagai bahan dasar dari produk cantik yang akan mereka hasilkan.
Pelaksanaan pembuatan produk ini tentu tidak lepas dari kegiatan kreatif guna mendorong masyarakat agar mengerti bagaimana sampah plastik dapat diolah kembali dengan cara memisahkan plastik organik dengan anorganik atau dengan cara menjual sampah anorganik ke suatu tempat tertentu yang mana nantinya sampah plastik yang dihasilkan oleh masyarakat mendapatkan insentif.
Pembuatan produk dari sampah plastik memang diharuskan memiliki modal dan tekad yang kuat karena hasil jualnya bisa lebih tinggi karena modal yang dikeluarkan cukup banyak, seperti riset terlebih dahulu, pembelian alat dan pemasarannya. Namun, hal itu tidak menjadi masalah sekarang, karena sudah banyak masyarakat tertarik dengan produk berbahan dasar plastik.
Produk kreatif apa saja yang dapat menghasilkan daya tarik dan nilai jual? Produk tersebut seperti gelas plastik, pot tanaman hias, tas belanja, wadah peralatan rumah tangga dan lain-lain. Produk dari bahan plastik ini terus berkembang dan didukung oleh pemerintah yang mana menjadikan produk kreatif berbahan dasar plastik menjadi sebagian dari kegitan G20. Produk berbahan dasar plastik ini digunakan sebagai cindera mata untuk para pemimpin negara yang mengikuti forum kegiatan G20 yang dilaksanakan di Bali tahun 2022.
Tujuan dari adanya pengolahan ulang berbahan dasar plastik ini yaitu lingkungan dapat bernafas lega karena berkurangnya sampah plastik, masyarakat yang memiliki kreatifitas mendapatkan insentif dari penjualan produk, serta mampu memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai sampah plastik yang mampu mendatangkan bencana apabila tidak segera diatasi.
Berdasarkan permasalahan,proses pemecahan,dan hasil tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan ide kreatif dapat membuat sebuah masalah menjadi sebuah peluang yang akan selalu menjadi berguna jika mampu mengolah dengan tepat.Â
Produk-produk ini jugalah yang nantinya bisa menjadi salah satu contoh ide bisnis yang ramah dengan lingkungan sekitar. Sampah akan terus bertambah,maka dari situlah dibutuhkan pengolahan maksimal agar tatanan kehidupan bisa terus berlanjut. Begitu juga yang diinginkan oleh alam,agar alam tetap seimbang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H