Mohon tunggu...
Diandi Nurhakim_032
Diandi Nurhakim_032 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

akun ini didedikasikan untuk mata kuliah Ilmu Dakwah, dalam bentuk sebuah artikel semoga ilmu ataupun pandangan baru dalam berdakwah yang ada di artikel ini menjadi manfaat bagi pembacanya. Terima kasih kepada: Syamsul Yakin Selaku Dosen Mata Kuliah Ilmu Dakwah.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Metode Dakwah dalam Al-Quran

18 Mei 2024   16:33 Diperbarui: 18 Mei 2024   16:50 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Metode Dakwah dalam al-Qur'an

Oleh: Syamsul Yakin

Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

penyunting: Diandi Nurhakim

Metode adalah memilih cara yang tepat. Metode dakwah adalah memilih cara yang tepat dalam berdakwah sesuai dengan strategi dan pendekatan dakwah.

Secara urut dapat dikatakan, pendekatan dakwah yang digunakani oleh dai di-break down jadi strategi dakwah. Kemudian strategi dakwah yang dipilih oleh dai di-break down lagi menjadi metode dakwah.

Dalam al-Qur'an, metode dakwah itu ada tiga, Serulah  (manusia)  kepada  jalan  Tuhan-mu  dengan  hikmah  dan  pelajaran yang  baik  dan  bantahlah mereka  dengan  cara  yang  baik.  Sesungguhnya Tuhanmu  Dialah  yang  lebih  mengetahui  tentang  siapa  yang  tersesat  dari jalan-Nya  dan  Dialah  yang  lebih  mengetahui  orang-orang  yang  mendapat petunjuk. ( Q.S. An-Nahl/16;125).

Metode dakwah pertama adalah bilhikmah (dengan hikmah).

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah.” Q.S.An-Nahl 125.

 Menurut Syaikh Nawawi dalam kitab Tafsir Munir, bilhikmah adalah dengan argumentasi yang pasti atau bukti yang akurat.

Aktivitas   dakwah   melalui   metode   bi al-hikmah   harus memperhatikan tiga faktor, yaitu: a) Keadaan dan situasi mad’u b) Kadar atau ukuran  materi  dakwah  yang  disampaikan  agar  mad’u  merasa  tidak  keberatan dengan  beban  materi  tersebut.  c)  Metode  penyampaianmateri  dakwah  dengan membuat variasi yang sesuai dengan kondisi saat itu.

Orang yang memiliki hikmah disebutkan di dalam al-Qur'an sebagai orang yang diberikan karunia yang banyak. "Barangsiapa yang dianugerahi hikmah, dia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak" (QS. al-Baqarah/2: 269).

Metode dakwah kedua adalah dengan memberi pelajaran yang baik “Mau’izhatul Hasanah”.

Al-mau’izhatul  Hasanahberarti pengajaran  yang  baik, atau pesan-pesan yang baik yang disampaikan sebagai nasihat, sebagai pendidikan dan  tuntunan  sejak  kecil.

Bagi Syaikh Nawawi, pelajaran yang baik adalah bukti-bukti yang meyakinkan. Bagi Ibnu Katsir, dakam tafsirnya, pelajaran yang baik adalah semua yang dapat dijadikan pelajaran yang terkandung di dalam  al-Qur'an dan hadits Nabi.

Metode dakwah ketiga adalah dengan  cara debat yang baik atau diskusi. Maksudnya, tulis Ibnu Katsir, para dai pada kondisi tertentu perlu berdebat atau berbantah. Namun hendaklah dilakukan dengan cara yang baik. Cara yang baik itu, lanjut Ibnu Katsir, adalah dengan lemah lembut dan cara yang bijaksana.

Bagi Syaikh Nawawi. berbantah dengan cara yang baik adalah dengan menggunakan dalil yang tersusun (rasional dan sistematik).

Hal itu dikatakan oleh Syaikh Nawawi mengingat bahwa manusia itu terbagi tiga. Pertama, manusia yang memiliki akal sehat. Kedua, manusia yang memiliki nalar bersih tapi belum sesempurna memiliki akal sehat. Ketiga, manusia yang hanya suka berdebat tapi tidak memiliki ilmu.

Jadi metode dakwah adalah cara dakwah yang dipilih seorang dai dengan cara bilhikmah, memberi pelajaran yang baik, dan berdiskusi dengan lemah lembut dan penuh tenggang rasa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun