Oleh: Syamsul Yakin
Dosen UIN SYarif Hidayatullah Jakarta
penyunting oleh : Diandi Nurhakim
Unsur Dakwah
Subjek  dakwah  yang  dimaksud  ialah  pelaku   aktivitas  dakwah.   Maksudnya,  seorang  da'i  hendaknya  mengikuti  cara-cara  yang  telah  ditempuh  oleh  Rasulullah, sehingga  hasil  yang  diperoleh  pun  bisa  mendekati  kesuksesan   seperti  yang  pernah  di  raih  Rasulullah  saw.,  oleh  karena  itu,  M.  Natsir  mengatakan  bahwa  kepribadian  dan  akhlak  seorang  da'i  merupakan  penentu  keberhasilan  seorang  da'i. Dai dituntut untuk tampil prima. Untuk itu seorang dai harus dapat menentukan pendekatan, strategi, dan metode dakwah yang digunakan. Dai juga harus memiliki pengetahuan yang luas di luar ilmu agama terutama ilmu komunikasi.
Unsur kedua, mad'u atau objek dakwah.
Mad'u disebut juga mitra dakwah. Maksudnya mitra dakwah  bagi dai. Secara sosial, mad'u ada yang berasal dari  masyarakat kelas atas, menengah, dan bawah sebagai sasaran da'i. Secara geografis, mad'u ada yang tinggal di perkotaan dengan beragam pendidikan, pekerjaan, dan latar belakang suku, bahasa, dan budaya. Hal di atas menjadi tantangan tersendiri bagi seorang Da'i untuk menjalankan sunnatullah.
Unsur ketiga, materi dakwah atau sering disebut maddah.
Materi dakwah secara umum terdiri dari akidah, syariah, dan akhlak. Ketiganya digali dari al-Qur'an dan hadits Nabi, termasuk karya para ulama baik klasik, pertengahan, maupun kontemporer.
Secara luas materi dakwah terkait ilmu kalam, fikih, filsafat, logika, dan tasawuf. Lebih luas lagi terkait pendidikan, ekonomi, seni, budaya, dan politik. Lebih luas lagi soal gender, toleransi, dan multikulturalisme.
Unsur keempat, media dakwah.
Masyarakat modern yang cenderung pragmatis juga tak lepas dari sasaran da'i, namun bagi masyarakat modern yang cenderung hedonis dalam kehidupannya lebih menyukai suguhan dakwah melalui media yang mudah diakses oleh mereka. Sehingga munculah istilah media dakwah, misalnya: televisi, music, film dll. Hal ini merupakan jawaban dari kebutuhan masyarakat modern dalam memahami ajaran agamanya melalui suguhan yang bersifat instan namun mampu memberikan kepuasan bagi mereka.
Daya jangkau media dakwah dari masa ke masa kian luas. Hari ini dengan media sosial informasi dakwah  bisa diakses okeh jutaan khalayak media dalam hitungan menit. Karena itu dakwah melalui media  sosial sangat  potensial memengaruhi mad'u.
Unsur kelima, metode dakwah.
Metode dakwah juga merupakan cara-cara sistematis yang menjelaskan arah strategis dakwah yang telah ditentukan ia bagian dari strategi dakwah karna menjadi strategi dakwah yang masih berupa konseptual. Metode dakwah bersifat lebih kongkret dan praktis. Ia harus dilaksanakan dengan mudah. Metode dakwah yang terkenal ada tiga, yakni bilhikmah, ceramah, dan diskusi.
Terkadang metode dakwah dilengkapi dengan bentuk dakwah bilisan, bilhal, dan bilqalam. Baik metode dakwah maupun bentuk memiliki teknik dakwah yang berbeda-beda. Teknik dakwah adalah cara yang digunakan untuk mempraktikkan metode atau bentuk dakwah.
Contoh metode dakwah:
Unsur keenam, efek atau pengaruh dakwah.
Secara mudah, efek dakwah adalah hasil yang telah dicapai dengan dakwah yang telah disampaikan dengan teknik, metode, strategi, dan pendekatan tertentu. Sebenarnya efek dakwah dapat diketahui dengan melakukan evaluasi dakwah. Sebab dengan evaluasi dakwah satu  program dakwah dapat diukur apakah sesuai atau melenceng dari rencana dakwah.
Keenam unsur dakwah ini  adalah pengetahuan terintegrasi satu sama lain yang harus dimiliki oleh dai. Dai diharapkan mampu memahami audience atau mad'u dan juga memahaminya materi-materi mengenai tema yang akan dibawakan. Ada kesamaan antara dai dan mad'u, yakni sama-sama saling untuk memahami dan mendengarkan dari untuk terciptanya dakwah yang berhasil.
saran dan masukkan sangat dibutuhkan untuk artikel ini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H