Sikap dan tindakan seperti itulah yang membuat teror tidak mendapat tempat berpijak dan bertumbuh subur. Menamggapi teror di Selandia Baru ini, budayawan Candra Malik menyitir petuah KH Ahmad Shiddig dari Jember, bahwa sesungguhnya kita ini bersaudara.Â
"Jika pun bukan saudara dalam Islam, ukhuwah Islamiah, kita masih bersaudara dalam kebangsaan, ukhuwan wathaniah. Kalaupun tidak, kita tetap saja bersaudara. Bersaudara dalam kemanusiaan, ukhuwah basyariyah. Tak ada alasan untuk membenci sesama manusia." (JP, Jumat, hal 19).
Sang Guru Agung lebih dulu bersabda: "Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.Â
Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar."
Kiranya hujan di musim hujan ini bisa menyejukkan hati yang membara di tengah 'permusuhan' sesama anak bangsa karena berbeda pilihan. Kita bukan musuh. Kita saudara. Jangan sampai kemerdekaan yang diraih dengan keringat dan darah para pahlawan dikotori oleh emosi sesaat dan ambisi sesat yang membuat Grace Natalie ogah berteriak 'Merdeka' sebelum Indonesia benar-benar merdeka dari persekusi.
Xavier Quentin Pranata, pelukis kehidupan di kanvas jiwa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H