Mohon tunggu...
XAVIER QUENTIN PRANATA
XAVIER QUENTIN PRANATA Mohon Tunggu... Dosen - Pelukis kehidupan di kanvas jiwa

Penulis, Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengapa Kita Kepo dengan Urusan Orang Lain Termasuk Rencana Pernikahan Ahok dengan Puput?

31 Januari 2019   11:50 Diperbarui: 31 Januari 2019   12:19 1036
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://www.tribunnews.com/seleb/2019/01/28/puput-nastiti-devi-rela-korbankan-beberapa-hal-ini-demi-menjadi-istri-basuki-tjahaja-purnama

Tak perlu tahu detil cerita untuk bersimpati atau menaruh empati, bukan?

Tidak ada kata lain selain 'sangat setuju' dengan pendapat Wepe di atas sehingga saya mengangkat kedua jempol tangan. Jika perlu dua jempol kaki juga.

Kapan Giliranmu?

Sebenarnya ada cara yang lebih jitu untuk menghindarkan diri dari kenyinyiran seperti itu. Seorang pemuda jomblo, jengkel sekali dengan seorang tantenya. 

Soalnya setiap kali dia menghadiri pernikahan anggota keluarga, tantenya itu selalu mendatanginya, menepuk punggungnya dan dengan gaya demonstratif serta suara dibesarkan bertanya, "Kapan giliranmu?"

Pertanyaan yang seharusnya netral ini terdengar seperti petir yang membuat telinga terpental. Sejak itu dia jadi malas untuk datang ke hajatan pernikahan. 

Suatu kali tiba-tiba dia mendapatkan ide cemerlang. Saat ada anggota keluarga yang meninggal dunia, dengan langkah besar-besar dia mendatangi tantenya. Alih-alih dengan suara keras, dia cukup menepuk lembut punggung tantenya sambil berbisik, "Kapan giliran Tante?" Ucapan netral tapi kurang ajar ini membuat tantenya tidak lagi menggodanya.

Benarkah Ahok Akan Menikahi Puput? Kapan? Di Mana? Kok Bisa Sih? Apakah Keluarganya Setuju?

Itulah sederet pertanyaan kepo yang sampai saya menulis tulisan pendek ini masih berseliweran ke media sosial. Dunia jurnalistik mengenal istrilah cek dan recek. Mengapa tidak bertanya langsung kepada BTP? Atau Puput? Atau keluarganya?

Inilah jawab keluarga Puput yang saya ambil dari JawaPos.com: "Puput sudah dewasa. Dia bisa menentukan jalan hidupnya sendiri. Termasuk untuk mengurusi rencana pernikahannya (dengan Pak Ahok). Semuanya Puput sendiri yang mengurusi. Sebagai orang tua, kami hanya bisa memberikan yang terbaik," ungkap Teguh saat ditemui di kediamannya di RT 01 RW 09 Kelurahan Pasir Gunung Selatan, Kecamatan Cimanggis, Depok, Senin (29/1).

Nah, jika ortunya sendiri membiarkan Puput memilih jalannya sendiri, mengapa kita yang bukan siapa-siapa dan bukan apa-apanya Ahok maupun Puput ikut sahut menyahut? Bukankah jauh lebih baik agar kita mendoakan yang terbaik saja?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun