Tak perlu tahu detil cerita untuk bersimpati atau menaruh empati, bukan?
Tidak ada kata lain selain 'sangat setuju' dengan pendapat Wepe di atas sehingga saya mengangkat kedua jempol tangan. Jika perlu dua jempol kaki juga.
Kapan Giliranmu?
Sebenarnya ada cara yang lebih jitu untuk menghindarkan diri dari kenyinyiran seperti itu. Seorang pemuda jomblo, jengkel sekali dengan seorang tantenya.Â
Soalnya setiap kali dia menghadiri pernikahan anggota keluarga, tantenya itu selalu mendatanginya, menepuk punggungnya dan dengan gaya demonstratif serta suara dibesarkan bertanya, "Kapan giliranmu?"
Pertanyaan yang seharusnya netral ini terdengar seperti petir yang membuat telinga terpental. Sejak itu dia jadi malas untuk datang ke hajatan pernikahan.Â
Suatu kali tiba-tiba dia mendapatkan ide cemerlang. Saat ada anggota keluarga yang meninggal dunia, dengan langkah besar-besar dia mendatangi tantenya. Alih-alih dengan suara keras, dia cukup menepuk lembut punggung tantenya sambil berbisik, "Kapan giliran Tante?" Ucapan netral tapi kurang ajar ini membuat tantenya tidak lagi menggodanya.
Benarkah Ahok Akan Menikahi Puput? Kapan? Di Mana? Kok Bisa Sih? Apakah Keluarganya Setuju?
Itulah sederet pertanyaan kepo yang sampai saya menulis tulisan pendek ini masih berseliweran ke media sosial. Dunia jurnalistik mengenal istrilah cek dan recek. Mengapa tidak bertanya langsung kepada BTP? Atau Puput? Atau keluarganya?
Inilah jawab keluarga Puput yang saya ambil dari JawaPos.com: "Puput sudah dewasa. Dia bisa menentukan jalan hidupnya sendiri. Termasuk untuk mengurusi rencana pernikahannya (dengan Pak Ahok). Semuanya Puput sendiri yang mengurusi. Sebagai orang tua, kami hanya bisa memberikan yang terbaik," ungkap Teguh saat ditemui di kediamannya di RT 01 RW 09 Kelurahan Pasir Gunung Selatan, Kecamatan Cimanggis, Depok, Senin (29/1).
Nah, jika ortunya sendiri membiarkan Puput memilih jalannya sendiri, mengapa kita yang bukan siapa-siapa dan bukan apa-apanya Ahok maupun Puput ikut sahut menyahut? Bukankah jauh lebih baik agar kita mendoakan yang terbaik saja?