Mohon tunggu...
Xanavi Arta S
Xanavi Arta S Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Padjajaran, Program Studi Ilmu Sejarah

A chronically online person... also a huge fan of Japanese Culture.

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Coba-coba Rental Pacar Virtual Pakai Muka Idol K-Pop

27 Juni 2024   13:00 Diperbarui: 27 Juni 2024   13:02 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semakin berkembangnya zaman, semakin banyak hal baru yang bisa ditemukan. Rentalan bukan lagi sekedar rental mobil atau rental PS untuk bermain Mario Bros. Pernah dengar tentang rental pacar? Mungkin kalau di dunia nyata hal ini cukup lumrah, ya. Ada yang menyewa hanya untuk sekedar menemani berjalan-jalan, atau menemani bermalam.

Eits, tapi yang satu ini beda, loh. Bukan menyediakan jasa di dunia nyata, tapi di dunia maya! Penasaran 'kan? Yuk, simak tulisanku mengenai pengalaman mencoba rental pacar virtual ini.

Tahun 2023 tepatnya di tanggal 6 Januari untuk mengisi waktu luangku di hari ulang tahun, aku memutuskan untuk mencoba rental pacar virtual. Biasanya disebut Boyfriend and Girlfriend Rent (disingkat BFR/GFR). Tentunya di hari itu aku memilih memakai jasa BFR. Sebenarnya mudah mencari orang-orang yang menyediakan jasa ini di platform Twitter dan Telegram. Cukup cari base terkait rentalan ini (contoh @rentfess).

Langkah pertama tentunya aku mencari seseorang yang menggunakan faceclaim idol K-Pop yang aku suka. Aku memutuskan untuk mencari BFR yang menggunakan facelaim Mark Lee dari grup NCT. Setelahnya dilanjutkan dengan sesi stalking terkait profile dari tiap penyedia jasa ini. 

Biasanya mereka akan mencantumkan informasi umum terkait nama dan umur dari orang dibalik akun tersebut. Penulisan umur ini ditujukan agar kenyamanan antar talent (penyedia jasa) dan client (pengguna jasa) tetap terjaga, karena umumnya para talent yang sudah berumur >20 tahun sangat menghindari client yang masih dibawah umur.

Selanjutnya aku membaca terkait tentang talent tersebut. Saat itu aku tidak terlalu memikirkan kriteria yang aku mau karena hanya coba-coba saja. Setelah sekiranya menemukan talent yang aku mau, aku lanjut membaca terkait regulasi dan syarat ketentuan untuk memakai jasanya. Tiap talent mempunyai paket rental dengan harga yang berbeda-beda, tapi kali ini aku memilih paket VVIP karena hari itu adalah hari ulang tahunku. 

Menurut temanku yang sudah sering menjadi client, harga rata-rata untuk sewa perhari ada disekitar 20~30 ribu. Mahal? Lumayan, tapi untuk harga yang sudah disebutkan biasanya include jam kerja fleksibel, PDA (Public Display of Affection), dan 1 free service yang bisa kamu pilih sendiri. Oh iya, biasanya untuk paketan VVIP talent hanya menerima 1 client di semua platform, dalam artian selama masa sewa maka talent sepenuhnya akan memerhatikanmu.

Jika sudah fix ingin menggunakan jasa dari talent tersebut, maka hal selanjutnya yang harus dilakukan adalah mengisi formulir pemesanan dan mencantumkan tanggal booking. Sebelumnya juga kamu bisa check terlebih dahulu ketersediaan talent di tanggal yang kamu mau. Cantumkan profile dan semua hal tentangmu dalam formulir yang disediakan. Pengisian ini juga diperuntukan agar talent bisa paham seperti apa clientnya nanti dan bentuk afeksi apa yang diinginkan oleh client. 

Namun karena talent juga manusia, maka talent pun berhak untuk menolak jika ia merasa tidak bisa memenuhi keinginan clientnya atau kurang cocok dengan formulir yang sudah diisi oleh client. Tak lupa juga sebagai client harus mencantumkan faceclaim yang akan digunakan saat sesi berlangsung, tentunya aku menggunakan wajah idol K-Pop agar sesuai dengan yang digunakan oleh talent.

Berbeda dari pacaran di kehidupan nyata, semuanya dilakukan secara online melalui platform media sosial. Aku memlih Twitter dan Telegram sebagai tempat berkomunikasi dengan talent. Bila dikehidupan nyata kamu akan menerima afeksi fisik, maka di dunia virtual kamu hanya akan mendapatkan afeksi dari sekedar bubble chat media sosial. 

Seperti orang berpacaran pada umumnya, bebagi kasih dan membuat panggilan sayang. Aku pribadi awalnya merasa aneh dan tidak nyaman karena harus bersikap romatis terhadap seseorang yang bahkan tidak kukenal. Tapi dengan kehadiran BFR, hari ulang tahunku kala itu menjadi lebih berwarna.

Tidak bisa dipungkiri bahwa saat itu servis yang diberikan oleh talent sewaanku sangatlah sempurna. Entah karena pribadinya yang dermawan atau karena hari itu ulang tahunku, tapi ia memberikan banyak sekali bonus service yang tidak perlu aku bayar. Salah satunya adalah menonton film bersama menggunakan platform berbayar. Dalam pricelist yang ia punya dituliskan bahwa untuk mendapatkan servis tersebut maka client harus membayar. Tetapi saat itu justru aku tidak diharuskan untuk membayar.

Sekarang, mari kita lihat dari sudut pandang talent BFR/GFR yang kukenal.

Jadi talent tuh enak, kerjaannya mudah dan ga ribet harus wawancara dan lamar kerja. Cukup duduk manis dan bagi-bagi afeksi ke orang yang membutuhkannya habis itu dapat uang deh. Belum lagi pacarannya virtual, identitas asli aman dan bisa jadi siapapun cuman bermodal pakai muka idol K-Pop. (K, 22 tahun)

Yang aku tangkap dari K terkait pekerjaannya adalah bahwa menjadi talent itu pekerjaan yang sangat fleksibel dan bisa diselingi dengan pekerjaan utama yang dipunya. Uang yang didapat juga bisa untuk menambah keseharian. Akan tetapi, K juga berujar bahwa untuk menjadi talent BFR/GFR dibutuhkan mental capacity yang baik karena menyediakan servis untuk melayani orang juga tidak semudah itu.

Ujaran K terkait mental capacity kemudian dibuktikan oleh temanku, G, sebagai ex-talent BFR. Aku bertanya padanya kenapa ia memutuskan untuk berhenti menjadi talent padahal uang yang dia dapat dari hasil kerja ini juga bisa dibilang tidak sedikit.

Jujur iya sih, easy money banget. Tapi it did something to your mental health. Terlalu draining sampai gue udah ga ada tenaga. (G, 22 tahun)

Ironis, pekerjaan yang dimaksud untuk saling berbagi afeksi malah justru bisa berdampak pada mental seseorang yang menyediakan jasanya. 

Memang betul pekerjaan ini juga tidak bisa dibilang mudah karena disela kekosongan yang harusnya bisa digunakan untuk istirahat, malah terpakai untuk meladeni client yang membutuhkan afeksi. Hal ini tentunya dapat menguras tenaga dan mental bagi sang penyedia jasa. Namun apa boleh buat, harus bersikap profesional selagi sesi masih berjalan.

Pelajaran yang bisa kuambil dari pengalamanku beserta sudut pandang teman-temanku sebagai talent adalah untuk memperlakukan manusia sebagai manusia juga. Walaupun ia menyediakan jasa, tapi kita juga harus menghargainya. Tidak heran mengapa harga sewa rental pacar ini tergolong mahal karena servis yang diberikan serta tenaga yang dikeluarkan juga bukan main-main.

Cukup gunakan jasa ini ketika kamu mau, kamu membutuhkan, dan kamu mampu. Sekali-dua kali boleh, tapi jangan sampai keterusan. Tanpa sadar tiba-tiba dompet langsung kosong.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun