Mohon tunggu...
Xalulla Arthalivia Wibisono
Xalulla Arthalivia Wibisono Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Hobi menonton film

Selanjutnya

Tutup

Politik

Hak Asasi Manusia: Menuju Kemerdekaan Palestina

3 Februari 2025   12:12 Diperbarui: 3 Februari 2025   12:14 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: widerimage.reuters.com/photographer/mohammed-salem.html

Meriahnya kembang api telah mewarnai langit-langit di berbagai belahan dunia pada tahun baru 2025, tetapi tidak dengan negara Palestina. Negara dengan pohon zaitun sebagai kekhasannya itu justru mendapati rudal-rudal dari Israel yang menghiasi langit mereka. Konflik Israel-Palestina tersebut awalnya terjadi pada 15 Mei 1948 dan berakhir pada 15 November 1988 ketika Dewan Nasional Palestina dan organisasi Pembebasan Palestina di Aljir telah menyatakan kemerdekaan Negara Palestina. Pada 7 Oktober 2023 ketika Israel mendapat serangan dan Hamas, konflik Israel-Palestina kembali memanas hingga sekarang. 

Akibat dari konflik tersebut puluhan bahkan ratusan ribu rakyat Palestina terkena dampaknya, menurut data yang disampaikan oleh Kementerian Kesehatan Gaza terdapat sekitar 107.000 yang terluka dan 45.000 korban jiwa. Mereka kehilangan anggota keluarga dan tempat tinggal karena serangan yang diluncurkan oleh Israel mengenai rumahnya hingga hancur lebur, akibatnya mereka terpaksa mengungsi. Bukan hanya tempat tinggal mereka yang terkena serangan, Rumah sakit di Gaza juga menjadi target serangan Israel  pada Juni 2024, mereka menuding Rumah Sakit Indonesia dan RS Al Syifa sebagai markas Hamas. Puluhan pasien yang berada di rumah sakit tersebut menjadi korban, tentara Israel mengepung dan mengancam siapa saja yang berusaha keluar dari rumah sakit tersebut akan di tembak.

Lalu kemana hak asasi manusia rakyat palestina selama ini? Mereka terus kehilangan keluarganya dengan cara yang mengenaskan dan tinggal di tempat yang tidak layak. Bantuan-bantuan yang dikirim oleh negara lain untuk rakyat Palestina tidak dapat masuk karena dihadang oleh  tentara Israel. Selain itu, beberapa rakyat palestina yang disandera oleh tentara Israel mendapat perilaku kekerasan dari tentara Israel. Dilansir dari wawancara yang dilakukan oleh OHCHR terhadap rakyat Palestina yang merupakan mantan tahanan Israel, sebagian dari mereka mendapat penyiksaan dengan metode waterboarding, dilarang tidur hingga tersengat listrik. “Kesaksian yang dikumpulkan oleh kantor saya dan badan-badan lain menunjukkan serangkaian tindakan yang mengerikan, seperti penyiksaan dengan air (waterboarding) dan pelepasan anjing ke tahanan, di antara tindakan-tindakan lain yang merupakan pelanggaran jelas terhadap hukum HAM internasional,” kata Kepala OHCHR Volker Türk.   

Setelah kurang lebih 15 bulan konflik Israel-Palestina berlangsung, akhirnya Hamas dan Israel resmi bersepakat untuk melakukan gencatan senjata selama enam minggu yang akan dimulai pada 19 Januari 2025 dengan pertukaran tahanan dan sandera. Hal ini diumumkan oleh Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed Bin Abdulrahman Al Thani selaku mediator pada Rabu, 15 Januari 2025. Dilansir dari detikNews, Jumat (17/01/25), kesepakatan gencatan senjata tersebut berisikan antara lain pertukaran tahanan dan sandera, penarikan pasukan Israel dari koridor Philadelphi, negosiasi tahap dua pada hari ke-16 gencatan senjata, dan bantuan untuk Gaza.

Rakyat Palestina menyambut kabar tersebut dengan perasaan haru dan gembira, mereka merayakan kepulangan keluarganya yang telah ditahan oleh Israel dengan meriah. Dilansir dari Al Mayadeen, Khalil al-Hayya, seorang pemimpin Hamas di Jalur Gaza memuji upaya rakyat Palestina, merefleksikan keteguhan mereka dan dukungan regional dan internasional yang signifikan dalam perjuangan yang sedang berlangsung untuk pembebasan.

“Pada momen bersejarah ini, kami menyatakan kebanggaan dan kehormatan kami kepada rakyat kami di Gaza,” kata al-Hayya.

Konflik antara Israel-Palestina telah meninggalkan luka fisik dan juga luka batin bagi para korban, trauma yang dialami oleh rakyat Palestina mungkin akan terus membekas di diri mereka. Kesulitan yang mereka alami selama kurang lebih 15 bulan telah berakhir, kesepakatan gencatan senjata yang dilakukan mulai 19 Januari 2025 diharapkan menjadi akhir dari konflik Israel-Palestina dan awal dari kebangkitan Palestina yang merdeka.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun