Mohon tunggu...
Sunan Doro
Sunan Doro Mohon Tunggu... Wiraswasta - Linux Lover

Linux Defender, Android Supporter, Coffee Lover

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

#016 Bulan Sabit di Ufuk Republik

16 Agustus 2014   14:20 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:24 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Didorong kemarahan, payudaranya kena colek, Anisa mengejar. Geram bukan main, tiga kali lompatan mengantar Anisa ke sebidang kebon pisang. Seorang lelaki bertubuh sedang, mengenakan jaket kulit hitam berdiri dengan kaki terpentang, kedua tangan mengepal dikedua sisi badan. Tanpa ba bi bu, Anisa langsung menyarangkan pukulan lurus dengan loncatan panjang. Lelaki berjaket hitam mendengus, menarik bagian tubuh atas ke belakang, membalas dengan tendangan putar. Anisa menekuk kedua kaki, menghindari serampangan kaki lawan. Tubuh Anisa berputar di udara, menyusulkan tendangan. Si jaket hitam membuang diri ke samping, hampir saja pelipisnya kena gasak tumit yang bergerak bagaikan kilat. "lelaki jahil, kurang ajar, siapa kau" bentak Anisa geram. Tidak ada jawaban. Anisa kembali meloncat tinggi, menukik cepat menghantan dengan tangan kiri. Lawan menangkis dengan tangan kanan, secepat kilat Anisa menyusulkan pukulan lurus dengan tangan kanan terkepal, serangan tangan kiri tadi memang hanya gertakan, untuk membuat lawan menangkis sehingga terbukalah pertahanannya."Eh ..." suara lawan terkejut melihat kecepatan gerak tangan kanan Anisa. Ia segera miringkan tubuh ke kiri seraya membuang diri ke depan. Tanpa membuang kesempatan Anisa melancarkan sepakan kuat dan cepat, saat melihat posisi lawan melayang. "Desss.." lawan terguling, paha kirinya terkena sepakan Anisa, nyeri bukan main.

Tanpa membuang waktu, Anisa melayang tinggi, meluncur turun dengan kedua kaki lurus, mengerahkan seluruh tenaga ingin rasanya segera menggencet tubuh si jaket hitam. Lawan menatap tubuh Anisa meluncur bagai balok jatuh, Ia menyadari serangan berbahaya dan mematikan. Lelaki jaket hitam, berguling satu kali, sambil telentang menyambitkan sesuatu. Anisa terkesiap melihat benda hitam tiba-tiba meluncur ke arahnya, namun Ia tidak kehilangan kontrol, dengan sigap dan indah Anisa berputar diudara, kini kepalanya dibawah, menangkap senjata lontar lawan, melakukan salto satu kali dan mendarat tanpa suara diatas tanah. Sayangnya sesaat sebelum mendarat, Anisa melihat lawan bangun, melompat secepat kilat ditelan kegelapan malam. Anisa menarik nafas, membereskan blazer, menatap sepotong pisau ditangan dan ngeloyor kembali ke pinggir jalan tol, dimana mobilnya diparkir. Anisa mengedarkan pandangan ke sekeliling, meyakinkan diri tidak ada kemungkinan gangguan. Membuka pintu mobil, masuk dan memacu cepat mobilnya. Anisa memutuskan tidak mengejar lelaki tak dikenal yang telah mencolek payudaranya, nalar kesadaran mengingatkan Ia tidak mengenal daerah tersebut, juga menyadari lawan pandai melontar pisau, sangat berbahaya mengejar tanpa perhitungan, meskipun kegeraman memenuhi rongga dada.

Bersamsung ...
#017

Catatan : Tulisan berikut ini seluruhnya FIKTIF, sebuah FIKSI kreasi Penulis. Persamaan Nama, Peristiwa, Tempat tidak lebih hanya sebagai bingkai cerita. Tidak ada maksud dan tujuan untuk mendiskreditkan siapapun atau pihak manapun, segala usul, saran, kritik, keberatan agar menghubungi penulis. Kompasiana tidak bertanggung jawab atas Isi tulisan. Selamat menikmati

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun