Mohon tunggu...
Putri Afin Nurhayati
Putri Afin Nurhayati Mohon Tunggu... Ilmuwan - Peneliti Biologi Masa Depan, Mencoba setia dengan berpihak pada alam, Penyambung suara hati bumi

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Coba Lihat Pohon Sekitarmu!

4 November 2020   19:40 Diperbarui: 4 November 2020   19:45 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Amphidromus furcillatus

Gambar tersebut di ambil di zona pemanfaatan resort Ranu Darungan, Taman Nasional Bromo Tengger Semeru yang berlokasi di Kabupaten Lumajang . Menggambarkan seekor keong yang sedang menempel di suatu ranting pohon. Apakah pembaca pernah melihatnya?

Keong di atas bernama Amphidromus furcillatus, keong asli Indonesia. Memangnya ada keong palsu? Bukan. Maksudnya keong tersebut asli warga Indonesia bukan pendatang dari negara lain. Tentang asli dan pendatang akan dibahas di artikel yang lain yaa.

Amphidromus ini termasuk dalam hewan bertubuh lunak yang berjalan menggunakan kaki perut. Memiliki bentuk dan warna yang unik, sering ditemui dengan warna yang mencolok di berbagai daerah. Keong ini disebut sebagai keong pohon karena mampu 'memanjat' hingga ketinggian 20 meter atau disebut keong arboreal. Ukurannya ada yang sekitar 5-7 cm dan ada juga yang lebih dari 10 cm. Hewan ini dapat mudah ditemukan di kawasan hutan primer yang memiliki intensitas hujan cukup tinggi biasanya di area pegunungan. 

Peneliti keong biasanya menggunakan metode 'payung terbalik' untuk mengambil hewan ini dari atas pohon, dengan cara menggoyang-goyang ranting atau dahan pohon dan menadahkan keong yang jatuh tersebut ke payung yang terbalik. Dalam dunia penelitian, keong ini sedang dalam pengujian manfaatnya terutama di bidang kesehatan.  

Sayangnya, keong ini belum ada status baik dalam IUCN atau CITES artinya upaya konservatif untuk menjaga keberadaan hewan ini sangat minim, padahal hewan ini sangat rentan mengalami kepunahan karena sangat sensitif terhadap perubahan tata guna lahan di suatu tempat.  Jadi buat pembaca yang ingin mengetahui keong ini secara langsung bisa dicoba nih untuk jalan-jalan memasuki hutan Indonesia. Kalau bertemu, berarti anda beruntung ^^ 

Salam Lestari, Salam Konservasi! 

sumber foto : pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun