badui u subhan
DI MUARA
badai datang, dalam hatimu,
sebelum mercusuar
menyala.
waktu, seperti juga hidupmu,
tersapu dari pantai
yang damai.
sementara, di puncak gunung
gelap, senyap.
segala lenyap.
di muara, di sisa senja,
kau menunduk.
kian merunduk.
/Banten, 2012
badui u subhan
SESEORANG BERDOA
seseorang berdoa, mungkin kamu,
dalam gelap kamar.
tuhan yang tak mudah dijangkau,
seperti cakrawala,
jangan beri aku cahaya
seperti musa
di puncak tursina.
tuhan, menjauhlah
dari keluh kesah
nafsuku.
seseorang berdoa, mungkin aku,
singkat
dan menggigil.
/Banten, 2012
badui u subhan
FRAGMEN DI BULAN JANUARI
kau tiba-tiba datang
dan berbisik:
ini januari dan aku akan
berhenti bernyanyi.
matahari belum tinggi.
belum habis secangkir kopi.
apakah kau bahagia?
tidak, ini januari,
dan selama hidupku
tak ingin aku bahagia.
sebab itu, aku
menjumpaimu.
apakah kau bahagia
dalam duka?
ini januari.
kuharap esok, lusa, dan seterusnya
adalah januari.
/Banten, 2012
badui u subhan
BAGIMU
aku tak pandai merayu,
tak seperti cahaya lampu
bagi laron-laron
sehabis hujan.
“betulkah?”
aku hanya sepercik api
yang kelak menghanguskan rambut,
kulit, daging, tulang,
dan hatimu.
“mestikah?”
/Banten, 2012
badui u subhan
DARI SELATAN KE UTARA
dari selatan, di mana peradaban
lebur dan berserakan,
angin berhembus
bersama bau angus.
kita, di sini, memandang langit
dari sebuah jendela: jerit
elang, kumparan jelaga,
gelombang duka.
kau dan aku terus bertanya,
dalam dada,
berapa lama lagi
giliran kita.
ada baiknya kita percaya,
seperti mereka, di balik cinta
selalu ada kelewang
dan senapang
kawan, barangkali kita mesti
segera berlari, mengungsi
ke utara, ke masa depan
yang kerap disembunyikan
para pembuat peta.
/Banten, 2012
badui u subhan
KENANGAN
hingga kini aku percaya:
kenangan
bukanlah kesenangan
kenangan
bukanlah kemenangan
hingga kini aku percaya:
kau tak pernah percaya.
/Banten, 2012
badui u subhan
TENTANG ESOK
aku tahu,
esok bukan hanya milikku.
kembang jambu batu
akan mekar, tapi kembang kertas
akan gugur
dan tersapu.
aku tahu, lusa
bukan hanya aku yang punya.
buah jambu batu
dimakan kelelawar, tapi mengkudu
akan lebat dan bau.
/Banten, 2012
badui u subhan
EPISODE RUMAH
-kepada dei
aku akan segera berkemas
dan berlari ke jalan tanpa rambu.
di sini hanya ada cemas
dan tangis redam seorang ibu.
tak perlu kau tanya
apa tengah terjadi.
aku rela diriku tergilas,
koyak, dan raib bersama debu.
di sini tak ada yang lebih ganas
ketimbang lelaki tua berhati batu.
tak perlu kau tanya
siapa sebenarnya aku.
/Banten, 2012
badui u subhan
PERPISAHAN
-neka
apa yang memaksa kita berpisah
tak lain samudera gelisah
seperti kontingen malam
terburai oleh mimpi-mimpi lebam
kau dan aku bersepakat menjauh
sebelum tiba musim keluh
sebab hanya dengan jarak
cinta kian berbiak
/Banten, 2012
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H