Generasi Z, atau yang sering kita sebut Gen Z, adalah generasi yang lahir sekitar pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an. Mereka tumbuh di tengah perkembangan teknologi yang pesat, jadi nggak heran kalau mereka punya akses informasi yang lebih luas dibanding dengan generasi sebelumnya. Ini yang bikin pandangan mereka menjadi lebih terbuka dan banyak dari mereka yang sudah punya gambaran jelas soal gimana cara mendidik anak dan menjadi orang tua yang baik, bahkan jauh sebelum mereka punya anak. Kenapa bisa begitu? Yuk, mari kita bahas!Â
1. Akses informasi yang mudah
Dalam urusan cari informasi Gen Z bisa dibilang jagonya. Mau cari tips parenting atau belajar soal perkembangan anak? tinggal buka internet, semua ada. Mereka bisa akses artikel, video, sampai diskusi di forum-forum secara mudah tanpa perlu ribet-ribet beli buku parenting.
2. Media sosial sebagai guru
Media sosial bukan hanya memberi dampak negatif tapi media sosial juga punya pengaruh besar tentang parenting. Di sana, banyak banget konten tentang parenting  yang biasanya dibagikan oleh para influencer, psikolog, atau orang tua lainnya yang paham akan parenting yang baik. Gen Z sering banget nemu konten kayak gini di Instagram, Tik Tok, X, ataupun YouTube. Jadi mereka terpapar dengan tips dan trik yang up-to-date dan menjadikannya sebagai role model untuk kehidupan mereka kedepan.
3. Peduli sama kesehatan mental
Gen ZÂ tumbuh di mana kesehatan mental udah mulai dibicarakan secara terbuka. Mereka ngerti betapa pentingnya kesehatan mental, nggak cuma buat diri sendiri tapi juga buat anak-anak mereka nanti. Makanya, mereka cenderung pengen jadi orang tua yang peduli sama kesehatan mental anaknya, dengan mendukung emosional anak dan nggak membebani anak dengan ekspektasi yang berlebihan.
4. Belajar dari pengalaman pribadi
Banyak dari mereka yang merasa masa kecilnya kurang didengar atau terlalu banyak tekanan. Ini jadi motivasi buat para Zoomers untuk jadi orang tua yang lebih baik di masa depan. Mereka nggak pengen anak-anaknya ngerasain hal yang sama dengan yang dirinya alamin. Mereka pengen anak-anaknya ngerasain masa kecil yang lebih bahagia, nyaman, penuh perhatian, dan bebas dari trauma.
5. Terbuka dan inklusif
Gen ZÂ juga dikenal dengan sikap yang lebih terbuka dan inklusif. Ini berlaku juga dalam parenting. Mereka nggak mau terlalu kaku. Yang penting, anak-anak mereka bisa jadi diri sendiri tanpa harus dihakimi. Mereka juga lebih suka membangun komunikasi yang sehat dan terbuka kepada anak-anak mereka nanti.Â
6. Nilai-nilai baru dalam masyarakat
Nilai-nilai dalam masyarakat juga udah banyak berubah, dan Gen ZÂ adalah generasi yang ikut merasakan perubahan ini. Mereka lebih peduli soal kesetaraan, keadilan, dan hak individu. Ini bikin mereka lebih kritis terhadap pola asuh yang terlalu ketat atau otoriter, dan lebih milih pendekatan yang mendukung kreativitas dan kebebasan anak.Â
Kesimpulan
Jadi,  meskipun Gen Z belum banyak yang jadi orang tua, mereka udah punya bekal pengetahuan dan perspektif yang kuat  soal parenting. Maka dari itu mereka punya potensi besar buat jadi orang tua yang hebat karena berpikir kritis, peduli dan tahu akan pentingnya kesehatan mental, dan tumbuh di era teknologi yang semakin canggih. Ditambah lagi, mereka punya rasa ingin tahu yang tinggi dan nggak takut buat coba cara-cara baru untuk selalu terbuka buat belajar. Dengan semua itu, Gen Z nggak cuma siap jadi orang tua, tapi juga siap bikin generasi berikutnya jadi lebih baik, dan siap menghadapi dunia yang terus berubah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H