Mohon tunggu...
Erlinda Amelia Meca
Erlinda Amelia Meca Mohon Tunggu... Seniman - Pelajar

Hobi saya adalah menulis sebuah lagu, membaca novel, mendengarkan lagu, dan juga bernyanyi.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Beranjak Dewasa di Usia yang Masih Remaja, Apakah Sepenuhnya Salah?

16 Agustus 2024   07:28 Diperbarui: 16 Agustus 2024   07:37 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Di beberapa tahun belakangan ini, usia yang secara psikologis dikatakan sebagai usia "remaja" sudah jarang di posisikan oleh penganut usia remaja tersebut. Pakaian, asupan, kebiasaan, dan gaya hidup sudah sangat berbeda dari gaya hidup mereka yang seharusnya. Ada masyarakat yang berasumsi positif terkait kondisi tersebut, namun ada juga yang berasumsi negatif terhadap kondisi ini. 

Memang perubahan zaman ini tidak bisa disingkirkan dari asumsi masyarakat, apalagi pola pikir setiap individu juga ada yang bisa menerima ataupun sulit menerima akan suatu hal yang kurang enak di dengar. Namun dibalik semua hal yang terjadi baik itu diterima ataupun tidak oleh pandangan masyarakat, setiap individu pasti memiliki alasan tertentu yang menjadi patokan atas perubahan atau perkembangan yang ada pada jati diri mereka sendiri. Lalu apa yang menyebabkan usia pelajar ini terlihat dewasa di zaman sekarang? 

Seperti yang bisa kita lihat, anak kecil berusia 7 sampai 17 tahun sekarang perkembangan fisiknya lebih signifikan dibandingkan dengan generasi sebelumnya, lalu diikuti dengan cara berpakaian yang seolah mereka sudah melewati masa pelajar, kemudian asupan makanan menjadi lebih proper dari generasi sebelumnya yang pemenuhan gizinya saja bisa dikitakan kurang karena keterbatasan tertentu, sampai kehidupan sosial mereka yang lebih mudah, nyaman, dan bebas karena teknologi digital. 

Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, tentu ini sangat berbanding terbalik dan membawa perubahan signifikan pada generasi yang akan datang. 

Generasi tahun 80-90an beranggapan bahwa hal ini cukup membuat mereka terheran-heran dan mayoritas menyayangkan hal tersebut. Bagaimana bisa anak sekecil mereka itu bisa berlagak tidak sesuai umur, bahkan dikarenakan tubuh yang tumbuh lebih cepat membuat badan mereka hampir setara dengan orang dewasa. 

Masa-masa remaja yang seharusnya mereka gunakan untuk mengejar pendidikan dan bermain sesuai umur mereka, hingga sekarang mereka harus menyeimbangi antara belajar, hang out kesana kemari, dan mengikuti trend sesuai arus globalisasi. Pendapat dari remaja itu sendiri, selain kemudahan arus era digitalisasi untuk pendidikan, kemudahan dalam mengakses suatu hal di zaman sekarang juga merupakan faktor jati diri mereka terus bertumbuh dan berkembang mengikuti zaman. 

Dikutip dari laman Detikhealth.com, "Remaja yang sekarang banyak yang berpenampilan tidak sesuai usia dikarenakan oleh faktor konformitas, remaja berusaha untuk menjadi sama dengan teman di lingkungannya agar diterima" kata Agustina, seorang psikolong di Universitas Tarumanegara. 

Faktor finansial juga menjadi titik pengaruh pertumbuhan mereka yang dimana variasi pekerjaan dan gaji para pekerja lebih tinggi dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, sehingga orang tua dari para remaja turut bisa mencukupi kebutuhan mereka. Lalu apakah peran orang tua dalam mendidik anaknya akan berkurang seiring perkembangan zaman? 

Setiap orang tua dari masing-masing anak memiliki komitmen berbeda dalam memahami dan mengasuh anak mereka. Ada orang tua yang mewajarkan dan menganggap biasa terkait zaman yang mendewasakan anak mereka. Mereka akan memenuhi kebutuhan anak mereka dan memberi mereka kebebasan akan hal yang mereka lakukan mengikuti arus. 

Tujuan mereka tentu tidak untuk menjerumuskan mereka ke hal yang buruk, namun karena sekarang segala kebutuhan sangat mudah diakses mulai dari pendidikan, asupan makanan, dan fashion, serta koneksi pergaulan yang lebih leluasa bahkan bisa dari luar kota menjadikan mereka untuk membuka pengalaman belajar baru, orang tua juga yakin/percaya kepada sang anak karena mereka sudah memberi edukasi/ajaran dengan baik agar tidak terjerumus ke hal buruk. 

Orang tua cenderung mengawasi mereka dari jauh dan tidak terlalu ketat dalam memberi peraturan demi kenyamanan sang anak. Di sisi lain, ada juga yang was was terhadap anaknya yang mengikuti arus perubahan zaman ini. Orang tua tidak rela mereka bergaya hidup tidak sesuai umur, memiliki waktu yang lebih besar untuk hang out dibandingkan dengan belajar, dan berpola pikir lebih dewasa dari yang semestinya.

 Kebanyakan mereka akan membatasi penggunaan media elektronik anak mereka, memberi mereka gaya hidup sesuai umur, tidak memberi mereka barang yang belum sesuai umur, dan mangawasi secara ketat pergaulan anak-anaknya. Orang tua takut jika anaknya dibebaskan maka perilaku, kebiasaan, dan kesehatan mental juga fisik mereka terluka. Lalu bagaimana dampak negatif dan positif dari hal ini? 

Dari asumsi masyarakat yang berasal dari golongan generasi sebelumnya yang sempat shock dan berpikir negatif, banyak dampak positif dari hal ini juga loh, Apabila seorang remaja menggunakan akses globalisasi ini dengan bijak dan cermat, mereka bisa menambah ilmu pengetahuan dengan lebih luas, mendapat media belajar digital yang generasi sebelumnya belum rasakan, menggapai prestasi lebih maksimal, dan memperluas relasi positif sebagai remaja yang pandai bersosialisasi. 

Kedewasaan yang dirasakan para remaja saat ini juga membuat mereka untuk belajar beradaptasi dengan lingkungannya secara mandiri. Remaja yang cenderung dewasa dan terlihat negatif apabila di era globalisasi ini mereka belum bisa memanfaatkan segala akses koneksi dengan benar dan bijak. 

Gaya hidup yang terlihat dewasa tanpa diimbangi dengan kegiatan positif alias hanya mengikuti trend (fomo), konformitas bebas (memantaskan dengan lingkungan hidupnya secara bebas) dan sering melakukan hal negatif, akibatnya akan meresahkan masyarakat luas dan menyelewengi aturan norma dalam masyarakat dan UUD RI, pengetahuan yang tidak tercukupi akan mendorong generasi selanjutnya memiliki pengetahuan yang buruk dan kondisi mental yang kurang dikarenakan perhatian dari orang dewasa yang sedikit. 

Norma-norma dalam kehidupan sehari-hari akan sedikit demi sedikit melebur karena efek globalisasi dan media elektronik yang tidak dimanfaatkan dengan baik.

Efek dari permasalahan ini tidak sepenuhnya salah, karena setiap hal yang terjadi pasti memiliki faktor dan dampak positif yang bisa kita lihat. Apa yang dinamakan perkembangan zaman sekarang tidak bisa kita hindari, efeknya pun harus pintar-pintar kita mengendalikannya. 

Sebagai generasi muda yang memahami tentang ketidakselarasan gaya hidup dan usia di lingkungan sekitar, beradaptasi, menyesuaikan dan tidak menjudge adalah perkara penting dalam bersoasialisasi sesama manusia. Jati diri manusia berbeda-beda, sehingga bukan hak kita untuk mengusik kehidupan mereka kecuali ada suatu hal yang melanggar hukum dan norma dalam masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun