Setiap anak santri tidak ada yang merasa takut atau benci dengan kedatangan kami di pesantren mereka, malah mereka yang sangat senang dan antusias dapat bertemu dengan orang-orang baru yang berbeda dengan apa yang mereka sendiri biasa untuk lihat. Mereka menerima kami dengan hati yang terbuka dan penuh kepedulian. Mereka mau mengajar kami tentang budaya-budaya mereka dan cara merkea melakukan kehidupan sehari-hari mereka dengan ramah dan sopan. Mereka pun juga sering bertanya kepada kami mengenai kehidupan dan budaya kami di kota dan kami dengan senang hati juga menceritakan kebiasaan kami dan terutama saya juga menjelaskan mengenai kehidupan saya sebagai seorang Kristiani yang tentunya memiliki kebiasaan beragama yang sangat berbeda dengan mereka. Kami berdua mengalami sebuah pertukaran budaya yang sangat berdampak kepada satu sama lain dan kami berdua juga tetap menjaga sikap dan menghargai satu sama lain. Itulah toleransi yang diperjuangkan oleh pahlawan-pahlawan kita dan yang seharusnya semua rakyat Indonesia dapat sadari serta jadikan sebagai sikap yang wajib dimiliki.
Keberagaman adalah sebuah anugerah yang patutnya kita sebagai warga Indonesia banggakan. Tidak ada harta yang lebih mahal dari harta akan budaya dan nilai-nilai budaya yang berbeda di seluruh penjuru wilayah dari Sabang hingga Merauke. Setiap budaya tersebut patutnya untuk kita hargai dan tidak malah menjadi sebuah pemecah antar sesama rakyat Indonesia. Toleransi menjadi tonggak pemersatu bangsa yang harus diintegrasikan dalam kehidupan setiap rakyat Indonesia. Karena sesungguhnya perbedaan itulah yang membuat Indonesia menjadi satu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H