Dalam era yang modern ini, kemajuan teknologi semakin tidak bisa dibendung. Dengan adanya kemajuan ini, masyarakat terpaksa harus mengadopsi kemajuan teknologi ini agar tidak ketinggalan oleh kemajuan ini. Dengan tingginya permintaan masyarakat akan barang teknologi ini, membuat perusahaan harus dapat memanjakan pasar dengan barang yang tidak ketinggalan jaman mengenai kemajuan teknologinya namun dengan harga yang cocok menurut pasar (masyarakat) itu sendiri.
Dengan kemajuan teknologi ini juga, suatu perusahaan sangat mudah untuk memasarkan barangnya melalui media daring (online) yang dimana hal ini sangat berkaitan dengan sistem ekonomi liberal. Lalu, bagaimanakah ekonomi liberal ini berdampak sangat besar dalam memajukan perkembangan sektor teknologi ini?
Ekonomi Liberal merupakan teori yang sudah muncul sejak abad 17-an dengan populernya Adam Smith yang menjadi salah satu tokoh penting dalam teori ini. Dalam buku Adam Smith yang berjudul An Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of Nations (1776), Adam Smith berpendapat bahwa dalam ekonomi liberal memfokuskan bagaimana setiap individu memiliki ketertarikan untuk mengejar kepentingan pribadinya yang dimana maksudnya ialah mengejar kepentingannya untuk hidup.Â
Dalam Ekonomi Liberal, kepemilikan pribadi merupakan salah satu poin penting yang dimana kepemilikan pribadi ini tidak memiliki batasan oleh pemerintah atau tidak dapat diintervensi oleh pemerintah. Dengan adanya poin penting yang dimana kebebasan dalam mengejar kepentingannya untuk hidup membuat teori ekonomi ini merupakan teori yang dimana membuat individu didalamnya terpaksa untuk kreatif dan membuat harga produknya bersaing dalam pasar tersebut agar tidak kehilangan konsumennya.
Sesuai dengan poin sebelumnya yang dimana ekonomi liberalis menganut kebebasan dalam menjual suatu barang dalam pasar, hal ini sangat berbanding lurus dengan bagaimana perusahaan yang bergerak dalam sektor teknologi dalam memasarkan barangnya di pasar terbuka. Dalam hal ini, kita contohkan saja dengan perusahaan teknologi raksasa yang berasal dari China yaitu Xiaomi. Siapa yang dimasa kini tidak mengetahui akan nama Xiaomi? Rasanya hampir dari semua kalangan dari kalangan rendah hingga elit mengetahui akan nama brand ini.Â
Xiaomi merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang teknologi yang ditemukan oleh Lei Jun pada April 2010 di Beijing, China. Pada awalnya, Xiaomi hanya bergerak di bidang smartphone saja yang dimana smartphone rilisan pertama mereka yaitu Redmi 1S yang dirilis pada tahun 2014 merupakan salah satu smartphone yang booming pada tahun tersebut. Mengutip dari techinasia.com (2014), 5.000 Unit Redmi 1S terjual hanya dalam waktu 7 menit di Indonesia melalui marketplace Lazada.Â
Tidak hanya di Indonesia, Penjualan Redmi 1S di India bahkan terjual lebih cepat dengan unit yang lebih banyak yang dimana Xiaomi India dapat menjual Redmi 1S-nya sebanyak 40.000 Unit hanya dengan waktu 4 detik. Dengan melihat data ini, berlakunya suatu pasar bebas melalui suatu media online yang dimana merupakan salah satu bentuk dari ekonomi liberal membuat suatu perusahaan yang bergerak di sektor teknologi dapat dengan mudah dengan menggaet pasarnya memanfaatkan teknologi yang hadir di masa kini seperti kemudahan berjualan melalui marketplace yang bersifat bebas.
Dengan kemudahan berjualan dalam suatu pasar liberal, perusahaan teknologi dituntut untuk menjual produk yang beragam agar tetap dapat bertahan dalam pasar liberal. Dalam hal ini, kita contohkan perusahaan yang sudah bergerak di bidang prosesor komputer yaitu AMD (Advance Micro Device Inc.). AMD pertama kali didirikan pada tahun 1969 oleh Jerry Sanders dan 7 koleganya. Namun, ketika berbicara dalam hal prosesor komputer atau yang biasa disebut CPU, Intel pasti terpikirkan oleh kita sebagai brand yang lebih dikenal dan lebih superior di mata masyarakat.
Namun, hal tersebut dapat dibuktikan tidak selalu stagnan oleh AMD. Hal ini dapat dilihat apabila kita kembali pada tahun 2017 yang dimana AMD CEO yaitu Lisa Su memperkenalkan CPU dengan lineup yang bernama Ryzen. Ryzen merupakan lineup CPU terobosan dari AMD yang akhirnya berhasil mengalahkan kesuperioran Intel dengan lineup i-series nya. Pada tahun 2017, AMD akhirnya berhasil menorehkan hasil penjualan diatas Intel yang dimana Intel mengungguli hasil penjualan CPU dalam beberapa dekade terakhir.Â
Menurut wccftech.com (2017), AMD mengungguli 10.4% CPU Market Share dari Intel pada kuartal ketiga pada tahun 2017. Ada beberapa alasan yang membuat CPU Ryzen ini lebih dipilih oleh masyarakat pada tahun 2017 antara lain seperti AMD Ryzen lebih hemat daya tanpa memotong performa yang ditawarkan oleh AMD Ryzen. Penjelasan sebelumnya merupakan salah satu bukti penting bahwa kekreatifan suatu perusahaan (individualis) dalam melakukan Research and Development dalam suatu produk akan menghasilkan penjualan yang tinggi dalam pasar yang bebas.
Tidak hanya suatu kekreativitasan saja, bersaingnya harga suatu produk menjadi salah satu kunci dalam ekonomi liberal. Hal ini dapat kita lihat seperti contoh sebelumnya yaitu bagaimana AMD akhirnya berhasil mengalahkan Intel setelah bertahun-tahun dikalahkan. Hal ini berkat adanya terobosan CPU yang bernama Ryzen. Ketika Ryzen dirilis pada tahun 2017, Ryzen langsung menjadi primadona bagi masyarakat di masa itu karena harga yang dirasa lebih murah dibanding rivalnya yaitu Intel.Â
Mengutip anandtech.com (2017), I5-8600K yang memiliki 6 Core/6 Thread dijual dengan harga 257$ sedangkan Ryzen 5 1600X yang memiliki 6 Core/12 Thread dijual hanya dengan harga 219$. Seperti yang kita tau, dengan lebih banyak core ataupun thread yang dimiliki oleh suatu CPU maka dapat disimpulkan bahwa CPU tersebut lebih cepat atau memiliki performa yang lebih besar. Yang dimana dalam kasus ini, Ryzen 5 menawarkan harga yang lebih murah dengan performa yang lebih besar daripada rivalnya yaitu I5. Hal ini yang merupakan salah satu faktor penting bagaimana harga yang lebih bersaing akan menjadi salah satu poin penting dalam hal kesuksesan dalam suatu pasar bebas.
Dengan adanya pasar liberal sendiri membuat perusahaan yang bergerak di sektor teknologi dituntut untuk mengeluarkan produk dengan performa yang lebih tinggi dengan harga yang bersaing. Apabila suatu perusahaan teknologi tidak bisa keep up dengan permintaan pasar, maka perusahaan tersebut akan dapat mengalami kemunduran seperti yang terjadi pada Intel.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H