Mohon tunggu...
Wynne then
Wynne then Mohon Tunggu... Akuntan - Pelajar

Pelajar SMA Dian Harapan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kearifan Lokal adalah Benteng Generasi Bangsa

18 Februari 2021   13:20 Diperbarui: 18 Februari 2021   13:38 442
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. pribadi penulis

Globalisasi merupakan suatu kejadian yang tidak bisa kita hindari. Arusnya akan berjalan terus dari masa ke masa sehingga banyak perubahan yang sudah kita alami. Dengan adanya globalisasi dan modernisasi yang ada dalam masyarakat, kita sebagai bangsa Indonesia harus mempertahankan kearifan lokal karena sebelum arus globalisasi ini berjalan, Indonesia sudah memiliki kekayaannya sendiri. Budaya atau suku yang menghasilkan berbagai tradisi yang berbeda beda di setiap wilayah membuat kita menjadi negara dengan budaya yang beragam. Hal ini tentunya menjadi salah satu identitas kita bahwa kebudayaan yang kita alami sudah melewati proses yang panjang dan turun temurun sehingga penting untuk kita terapkan dan lestarikan agar budaya tersebut tetap dikenal dan menciptakan kehidupan masyarakat yang lebih baik.

Kearifan lokal sendiri merupakan hasil dari proses adaptasi turun temurun dalam proses yang panjang terhadap suatu lingkungan alam tempat tinggal yang akan menjadi tata nilai kehidupan yang diwarisi antar generasi. Bentuknya pun, bisa lisan ataupun tulisan tentang sistem sosial yang berlaku di masyarakat. Banyaknya ragam budaya di Indonesia menjadi identitas nilai -nilai yang merupakan pedoman hidup setiap masyarakat misalnya bisa kita lihat dari Bebehas yang berasal dari Sumatra Selatan, Palembang. Dimana tradisi ini kerap diberlakukan oleh masyarakat pedesaan di sebuah kabupaten Muara Enim yang memiliki makna untuk merayakan sebuah hajatan sebagai ungkapan terima kasih. Tradisi merupakan kegiatan mengumpulkan beras yang dilakukan oleh wanita khususnya ibu-ibu atau remaja putri secara bergotong royong.

Langkah pertama saat melakukan tradisi ini adalah memisahkan padi pada tangkai atau mengirik, kemudian padi dijemur atau disebut dengan mengisal. Setelah itu ditumbuk dengan lesung kemudian menampikan biji padi pada alat yang bernama isaram. Lalu, baru diberikan kepada rumah yang akan mengadakan hajatan, dan yang mempunyai hajat akan memberikan oleh-oleh berupa bakul berisi berbagai bahan makanan. Budaya ini menjadi salah satu contoh bagaimana mjasyarakat kita masih memiliki pedoman yang berasal dari tradisi yang sudah lahir.

Dari tradisi Bebehas yang sudah disebutkan, tak menutup kemungkinan jika jaman sekarang tradisi tersebut semakin memudar karena berkembangnya teknologi. Hal ini dubtikan dengan tradisi ini sudah jarang ditemukan lagi di Kabupaten Muara Enim. Pola hidup yang kebarat-baratan dan individualism menjadi hal yang sangat mempengaruhi masalah ini. Padahal, seharusnya kita sebagai warga masyarakat Indonesia harus bisa memberikan teladan yang baik agar budaya kita terus dikenal sepanjang masa. Globalisasi yang merupakan arus yang tidak bisa kita hindari terus berjalan menciptakan perubahan-perubahan yang cepat di segala aspek kehidupan. Hal ini membuat kita berlomba-lomba untuk mencapai yang terbaik bahkan menggeser nilai norma dan adat istiadat yang sudah melekat kuat pada jati diri bangs akita. Tentu kita sebagai warga negara Indonesia yang baik tidak boleh membiarkan halo itu terjadi, kita harus lebih menoleh ke arah kebelakang untuk meloihat siapa kita sebenarnya. Kita harus tahu bahwa semua hal yang terjadi di masa lalu bukanlah hal buruk yang harus ditinggalkan melainkan kearifan local yang harus kita pertahankan.

Nilai-nilai budaya yang sudah kita miliki merupakan prinsip hidup yang berguna untuk menciptakan pedoman hidup yang berisi nilai-nilai dalam menghadapi masa depan. Orientasi budaya tersebut bisa berupa disiplin, kerja keras, kejujuran, ketangguhan dan mampu beradaptasi dengan tuntunan jaman yang semakin sulit.

Hal -- hal yang bisa kita lakukan untuk mengatasi atau mencegah agar kearifan lokal tetap melekat adalah dengan mempelajari budaya masing masing atau mau belajar budaya orang lain. Bukan hanya sekedar mengenal, tapi mempraktikkannya dalam kehidupan sehari- hari sehingga kita menjadi generasi teladan yang akan menghasilkan generasi -- generasi yang unggul selanjutnya. Selain itu, bisa juga dengan mengikuti kegiatan dalam rangka pelestarian kebudayaan dan tidak sungkan untuk mengajari sesama tentang kebudayaan tersebut misalnya ikut perlombaan nari jaipong di tingkat kabupaten atau membuka guru les privat untuk menari jaipong. Kita harus menunjukkan rasa cinta kita kepada budaya kita sendiri misalnya dengan menggunakan produk batik, berbahasa Indonesia yang baik dan benar, menghilangkan rasa gengsi dan malu serta menghindari sikap primordialisme dan etnosentrisme. Penguatan akar kebangsaan sangat diperlukan untuk melindungi bangsa kita dari pengaruh negatif dari luar.

Seperti yang sudah kita lihat sekarang, anak-anak lebih cepat menghapal lagu dewasa berbahasa inggris dibandingkan dengan lagu anak-anak khas Indonesia bahkan tidak mengetahui lagu kebangsaan Indonesia. Remaja yang malu jika berpakaian batik dibandingkan baju impor dari luar negri, masyarakat yang konsumtif, indiviualistik dan sebagainya menjadi bukti bahwa kearifan lokal menjadi tantangan besar bagi masyarakat Indonesia sendiri. Sudah seharusnya kita sebagai bagian dari negara ini untuk melakukan tindakan. Sebagai aktor pemberdaya komunitas, pentingnya kita sebagai masyarakat untuk memiliki kesadaran untuk berubah menjadi lebih baik dengan mengedapankan kearifan lokal, dengan memberikan dukungan pada kebijakan yang telah dibuat dan berpartisipasi dalam setiap kegiatan serta memfasilitasi tenaga kerja yang terdidik. Sebagai pemerintah, berperan untuk menetapkan kebijakan, formulasi, implementasi, monitoring dan evaluasi pada budaya bangsa. Misalnya melindungi kebudayaan menjadi deklarasi kedunia hak kepemilikkan budaya Indonesia dan mengajarkan kesenian-kesenian asli Indonesia ke sekolah-sekolah. Peran swasta untuk merekomendasikan kebijakan dan melakukan investasi untuk menghasilkan alat dan teknologi yang terampil.

Bisa kita lihat bahwa pemerintah berperan sebagai penentu rambu-rambu kebijakan, meski peran yang paling menonjol adalah sebagai pengambil keputusan dan pendanaan. Swasta lebih banyak mengambil peran sebagai implementasi penentuan Langkah bersama dengan masyarakat yang mengenai kebutuhan lokal serta masyarakat dalam bentuk pasrtisipasi. Tinggi rendahnya partisipasi yang diberikan berdasarkan kepada tingkat keberdayaan yang dimiliki oleh mayarakat, dan kemampuan pemahaman pada setiap level dalam proses kebijakan publik.

Strategi pemberdayaan komunitas juga bisa dilakukan dengan menciptakan iklim atau suasana yang memungkinkan potensi komunitas masyarakat berkembang, dalam rangka memperkuat potensi atau daya yang dimiliki komunitas masyarat dengan pendidikan, kesehatan, kesempatan dalam memperoleh sumber kemajuan ekonomi. Kemudian, memberdayakan atau mencegah eksploitasi terhadap yang lemah dan mencegah terjadinya persaingan yang tidak seimbang.

Maka dari itu, kearifan lokal ini harus diatasi secara bersama-sama dan dimulai dari diri kita sendiri. Dalam suatu negara, banyak sekali peran-peran di dalamnya yang harus saling membantu untuk mengembangkan negara kita menjadi lebih baik, mengenal globalisasi, mengikuti perkembangan jaman namun tidak meninggalkan jati diri bangsa kita sendiri. Karena nenek moyan kita sudah berusaha untuk bersahabat dengan semua tantangan di jaman dahulu, hingga bisa mempertahankannya hingga saat ini, bisa kita lihat bahkan seharusnya kita bisa lestarikan. Mari kita kuatkan kearifan lokal untuk mempersatukan bangsa kita menjadi benteng yang kuat dalam menghadapi masalah dari luar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun