Mohon tunggu...
Wyndra
Wyndra Mohon Tunggu... Konsultan - Laki-laki

Profesional, penikmat film Warkop DKI & X-File.\r\nHORMATILAH KARYA TULIS MILIK ORANG. Tidak ada FB dan Twitter

Selanjutnya

Tutup

Nature

Hari Lingkungan Dan Kunjungan Rainbow Warrior III

13 Juni 2013   14:43 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:05 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1371111782254466923

Kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan rombongan pada tanggal 7 Juni 2013 lalu ke kapal Rainbow Warrior III menandai akhir dari rangkaian kampanye lingkungan organisasi Greenpeace di Indonesia tahun 2013 ini, setelah bersandar di Pulau Bali dan Papua (Jayapura - Manokwari - Raja Ampat) mulai 9 Mei. Tidak dipungkiri peristiwa ini berkaitan dengan peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia (World Environment Day) yang jatuh pada setiap tanggal 5 Juni. Tentunya kunjungan SBY tersebut bukan alasan Penulis untuk ikut-ikutan melihat lebih dekat kapal Greenpeace tersebut dan bertanya-jawab dengan beberapa kru nya.

Pada tanggal 9 Juni lalu, bersama istri Penulis menyambangi dermaga Nusantara Tanjung Priok tempat Rainbow Warrior bersandar. Ini merupakan kali pertama saya melihat secara langsung kapal yang didisain oleh arsitek perkapalan Amsterdam-Belanda, Gerard Dijkstra & Partners, dan dibangun mulai tahun 2009 di galangan kapal Fassmer Shipyard, Jerman, dengan biaya sebesar 32 juta dolar Amerika atau sekira 23 juta Euro dari donasi 3 juta supporter dan sponsor.

Prosedur kunjungan bergilir yang diterapkan panitia menyebabkan antrian. Bisa dimaklumi karena hilir-mudik pengunjung diatas kapal yang tidak terpantau beresiko menimbulkan ketidakseimbangan kapal berukuran 57.92 meter ini. Terlebih saat memasuki anjungan (bridge), puluhan alat-alat navigasi dan komunikasi elektronik, layar dan derek, patut mendapatkan perhatian khusus.

Setidaknya ada 5 momen penjelasan dan tanya-jawab yang dilakukan diatas kapal. 2 diantaranya oleh kru kapal warganegara Rusia dan Swedia (dengan penerjemah), masing-masing di lokasi depan dek, dan di anjungan (bridge). Keduanya menjelaskan soal teknologi & peralatan kapal, serta sistem kerja personil/kru khususnya pada bagian anjungan. Sedangkan 3 bagian penjelasan lain dilakukan oleh panitia, 2 diantaranya dilakukan dibagianhelipad, sisanya di ruang bawah yang mengajak para pengunjung  terlibat dalam aksi lingkungan Greenpeace sebagai supporter. Dalam sesi tanya-jawab, saya mendapatkan penjelasan bahwa Rainbow Warrior III menggunakan teknologi angin, menggantikan energi fosil sebagai bahan bakar, memiliki teknologi hybrid karena mampu mengolah kembali air laut yang digunakan dan limbah kapal menjadi materi yang ramah lingkungan, serta memiliki sistem hidrolik layar terkini. Penjelasan dalam tanya jawab lain oleh panitia mengatakan bahwa ada 3 perahu (inflatable bloat) dengan spesifikasi berbeda, yang penggunaannya disesuaikan dengan aksi tertentu, sebagaimana kerap diliput media saat mencegat dan menghadang kapal pemburu paus Jepang.

Ada 4 isu kampanye Greenpeace,yang terbaru terkait dengan air (water) dan perairan (ocean). Dalam pemaparan panitia dan penjelasan di buletinnya, Greenpeace mengambil sampel air di Sungai Citarum tahun 2011-2012. Penelitiannya menemukan bahan kimia yang umum digunakan industri tekstil pada kulit buatan dan beberapa pewarna yang bersifat racun pada sistem reproduksi manusia. Hasil riset Pusat Studi Ilmu Lingkungan Universitas Padjajaran mengatakan berbagai kandungan logam berat di dekat Curug Jompong. Selain itu, dari penelitian Greenpeace pada merek "fast fashion" ternama dunia juga ditemukan mengandung bahan kimia berbahaya, beberapa diantaranya diproduksi di Indonesia dan teridentifikasi mengandung bahan kimia berbahaya, sehingga pada akhirnya mencemari sumber dan aliran air.

Banyak pihak, baik pemerintah maupun industrialis/pengusaha, mencibir, mengecam dan melarang aksi-aksi organisasi lingkungan termasuk Greenpeace. Terkait isu air dan perairan, Rainbow Warrior generasi pertama ditenggelamkan dinas rahasia Perancis tahun 1985 di Aucklan, Selandia Baru, saat menentang percobaan nuklir. Terakhir diberitakan, aktris pemeran film serial XENA, Lucy Lawless, ditahan bersama 5 anggota Greenpeace saat memprotes pengeboran minyak (Shell) di perairan Selandia Baru (disini). Para penikmat tayangan Discovery dan Animal Planet di jaringan tivi berbayar tentunya tahu perjuangan kru kapal Sea Shepard yang gigih mencegat dan menghalau kapal pemburu paus Jepang, Nissin Maru (pernah dimuat di halaman utama koran Kompas tanggal 27 Pebruari 2013).

Mereka pengecam, pencibir dan penentang aksi-aksi tersebut umumnya berdalih perlindungan atas kepentingan nasionalnya, terutama ekonomi-komersial, politik, maupun keamanan. Argumentasi klasik yang kerap dipertentangakan adalah pembangunan vs konservasi.

Mungkin dengan preferensi kepentingan ekonomi-komersial tersebut, pemerintah dan pemangku jabatan di DKI Jakarta "lupa" menghadirkan taman-taman kota dan "enggan" membangun deep tunnel, karena tidak menghasilkan keuntungan materi untuk PAD. Atau para pemanggku jabatan di lokasi-lokasi "gemuk" tambang dan migas, boros menerbitkan ijin, tetapi "lalai" dengan pengawasan reklamasi. Dan mereka yang nyaman hidup "instan", mudah membuang sampah dan limbah.

Selamat Hari Lingkungan Hidup....

Menyadur, mengutip, menyalin, termasuk copy-paste, materi dan/atau kalimat dalam tulisan ini tanpa menyebut/merujuk sumber/pemiliknya adalah pelanggaran etika, dan pidana hak cipta (copy rights)”

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun