Mohon tunggu...
Syarif Dhanurendra
Syarif Dhanurendra Mohon Tunggu... Jurnalis - www.caksyarif.my.id

Pura-pura jadi Penulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Individu adalah Guru bagi Dirinya Sendiri

17 Juni 2022   01:59 Diperbarui: 17 Juni 2022   02:15 425
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Individu adalah Guru Bagi Dirinya Sendiri. Kita tentu sempat mendengar pepatah yang berkata kalau pengalaman merupakan guru yang terbaik. 

Perihal tersebut nampaknya benar. Kita dapat belajar banyak lewat pengalaman-pengalaman kita. Tetapi, bila benar kalau pengalaman merupakan guru yang terbaik, hingga bukankah sepatutnya dapat ditentukan kalau terus menjadi tua seorang hingga terus menjadi ia bijak? 

Entah kenapa perihal ini tidak senantiasa berlaku. Alim tidaknya seorang tidak senantiasa berbanding lurus dengan tingkat umur. Terdapat orang orang yang lebih muda tetapi jauh lebih alim daripada kita. Begitu pula kebalikannya.

Selaku seseorang muslim, telah selayaknya kita jadi seseorang yang dapat belajar dari pengalaman. Dalam Hadis Bukhari- Muslim disebutkan kalau Abu Hurairah meriwayatkan suatu hadis di mana Rasulullah Saw. mengatakan, "Seorang Mukmin tidak terjatuh pada lubang yang sama 2 kali". 

Tetapi, apakah perihal itu berarti pengalaman mempunyai derajat yang sama dengan seseorang guru? Lalu kenapa terdapat begitu banyak hadis tentang memuliakan guru tetapi tidak terdapat satupun perintah buat memuliakan pengalaman.

Warnanya perihal yang luput dari pengamatan kita merupakan kalau tidak senantiasa seorang belajar dari guru. Analogi kalau pengalaman merupakan guru didasari anggapan kalau sumber belajar merupakan guru. Sementara itu tidak. Terdapat kalanya kita belajar dari buku tanpa dorongan dari seseorang guru. 

Terdapat perbandingan antara guru serta pengalaman. Guru dapat memusatkan kita dalam mengambil kesimpulan serta membimbing kita dalam pengambilan keputusan. Sedangkan buku serta pengalaman tidak. Keduanya cuma membagikan kumpulan data kepada kita. Kita sendirilah yang setelah itu wajib merumuskan serta memastikan perilaku.

Hingga, masuk ide sekalipun mempunyai banyak pengalaman tidak berarti seorang hendak jadi terus menjadi alim. 

Perihal itu merupakan sebab pengalaman merupakan modul belajar, bukan guru. Terus menjadi meningkat umur bukan jaminan seorang hendak meningkat alim. Karena mempunyai pengalaman cuma setara dengan mempunyai buku selaku modul belajar. Kita apalagi dapat menolak buat belajar sama sekali meski mempunyai segudang buku.

Dengan menguasai ini, hingga kita wajib menyadari kalau pengalaman merupakan modul pendidikan yang baik. Tetapi guru terbaik merupakan guru. Bila kita tidak sukses menciptakan guru buat membimbing kita belajar, hingga percuma sebanyak apapun pengalaman yang kita miliki.

Berita baiknya merupakan, buat belajar dari pengalaman, kita dapat jadi guru buat diri kita sendiri. Kita dapat membimbing diri kita buat menarik kesimpulan serta memutuskan gimana wajib berlagak dari pengalaman. Hingga, dengan belajar dari pengalaman, kita sudah menjadikan diri kita selaku guru buat diri kita sendiri. Serta dengan begitu, hingga kita sudah menghormati diri kita sendiri.

Mudah-mudahan kita tercantum orang-orang yang dapat belajar dari pengalaman. 

Tag: ruang guru, ruangguru, ruang guru adalah, bright ruang guru, ruang guru desktop.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun