Kalau berbicara mengenai memancing di air tawar, di desa saya lebih enak kalau mancing di Singai Brantas, orang-orang di desaku menyebutnya "Kali Brantas".
Ada banyak cara untuk memancing di Sungai Brantas ini. Mulai dari adanya pancing jaring, pancing yang tidak pakai umpan atau jarum, tapi pakai semacam jaring untuk menangkap ikannya. Pancing jaring juga memerlukan senar dalam pemakaiannya.
Jenis Pancing jaring ini cukup banyak dipakai di daerah saya. Pancing jaring ini juga cukup memuaskan. Sebab, tidak sedikit pula ikan-ikan yang tertangkap oleh jaring.
Cara memakainya hampir sama dengan pancing biasa. Jaring dikaitkan ke senar. Ada reel, pelampung, dan joran. Atur posisi melempar kail, lemparkan di tengah sungai Brantas. Kemudian terus ulurkan senar pancing menggunakan reel.
Tentu teknik mengatur pelampung dan kedalaman jaring juga harus diatur. Karena sungai Brantas di desa saya cukup dalam, maka tidak perlu khawatir jaring akan nyangkut di bebatan sungai atau tanah padas.
Selain menggunakan jaring, Kompasianer juga bisa menggunakan kail seperti biasanya. Umpannya juga bermacam-macam. Ada yang menggunakan lumut brantas, tempe, dll.
Ikan di sungai Brantas di kampung saya masing sangat banyak. Mulai dari ikan rengkik, trawas, bader, dll.
Untuk warga Jawa Timur, Sungai Brantas merupakan berkah. Dari kaki Gunung Arjuna di Malang, sungai besar( bengawan) Brantas bersama 39 anak sungainya menggeliat serta membentang di 15 kabupaten di Jawa Timur.Â
Legenda Sungai Brantas tidak dapat dilepaskan dari Kediri. Dilansir dari Kompas. com, dikisahkan di masa kemudian, kawasan Kediri merupakan suatu kerajaan besar bernama Kerajaan Medang yang dikala itu dipandu oleh Prabu Airlangga.
Si Prabu berasal dari Bali serta jadi Raja Medang sehabis menikahi seseorang gadis Raja medang. Prabu Airlangga diketahui selaku wujud yang religius.Â