Mohon tunggu...
Syarif Dhanurendra
Syarif Dhanurendra Mohon Tunggu... Jurnalis - www.caksyarif.my.id

Pura-pura jadi Penulis

Selanjutnya

Tutup

Politik

Menyoal PC IPNU Nganjuk dan Konstruksi Iklim Komunikasi dalam Konfercab

29 Januari 2021   16:23 Diperbarui: 29 Januari 2021   16:34 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Syarif PC IPNU Nganjuk | Dokpri

Dengan berat hati saya harus menulis hal ini. Saya ikut Konfercab sudah 3 kali, yaitu 2014, 2016, 2018. Konflik dalam Konfercab itu sangat lumrah. Namun kecurangan tidak sepantasnya dilakukan oleh organisasi yang notabene berisi insan terpelajar dan agamis ini.

Rekan-Rekan pembaca yang budiman. Konfercab ialah forum pembelajaran politik antar Pimpinan Anak Cabang. Setiap PAC berhak mengusung calon dari daerahnya masing-masing. Setiap PAC berhak menentukan pilihannya kepada siapa pun. Dan setiap pengusung calon Katua Cabang, berhak (bahkan menurut saya wajib) melakukan komunikasi ke PAC-PAC lain secara kelembagaan.

Siapa bilang PC Nganjuk hanya milik daerah timur saja? Hukum dasarnya adalah: setiap PAC berhak mengajukan calon ketua cabang jika syarat administrasi sudah terpenuhi.

PC IPNU Nganjuk | Dokpri
PC IPNU Nganjuk | Dokpri
Dalam Konfercab, PAC yang besar adalah PAC yang bisa membaca peluang dan mengeksekusinya dengan tepat. Sebanyak apa pun Ranting dari PAC-nya, namun tidak bisa membaca peluang, maka jangan harap menduduki kursi Ketua Cabang.

Selain peluang, tentu personal dari kader yang diusung juga harus dipersiapkan dengan matang. Kader yang dapat memimpin PC Nganjuk ada dua syarat minimal: (1) telah memenuhi syarat administrasi, sudah Makesta dan Lakmud, dan usia sesuai peraturan; (2) punya legitimasi, minimal di internal PAC/Kecamatan asalnya.

Poin pertama berfungsi untuk menjaga marwah organisasi. Poin kedua ialah untuk membangun pondasi, baik pondasi ketika konsolidasi di suksesi konfercab maupun pondasi back up-an ketika menjalankan kepengurusan.

Jika Ketua Pimpinan Cabang (PC) tidak mendapat legitimasi di internal PAC ia berasal, maka konsekuansinya akan sangat nampak pada saat menjalankan gugas kepengurusan. Misalnya, ketika PC mengadakan Lakut, seorang Ketua harus memotivasi semua PAC agar dendelegasikan kader-kadernya, di sisi lain malah PAC-nya sendiri (asal dari Ketua) malah tidak mengirimkan. 

Contoh lain, ketika Ketua sangat aktif dan memberikan kritik kepada PAC yang tidak aktif, justru malah PAC-nya sendiri tidak aktif. Demikian pula Ranting tempat ia tinggal juga perlu diaktifkan dan mensupportnya di kepengurusan Cabang. Jika PAC asal sudah tuntas, maka akan sangat mudah memacu PAC-PAC lain untuk berkembang.

Namun, perlu di ketahui pula bahwa jangan sampai seorang Ketua terkesan menganak-tirikan PAC lain yang bukan dari asalnya. Sebab, Ketua Cabang adalah simbol dari semua PAC di Kabupaten Nganjuk. Keberpihakan yang berlebihan hanya akan memperkeruh keadaan. 

Ketua PC juga harus pandai menjaga komunikasi kepada semua Ketua PAC. Sebab, PAC berdiri juga dengan keringat yang cukup banyak. Tinggal merawat aja malah dibuat susah. Jangan sampai PAC-PAC yang baru aktif, malah vakum lagi gegara Komunikasi Ketua PC buruk dengan pimpinan tertinggi PAC.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun