Hari ini hari yang indah. Angin pagi berhembus membaw udara nan sejuk. Hari penuh kebahagiaan di suku Benowo. Ribuan warga suju Benowo berpesta di pagi yang cerah ini. Ikut gembira menyambut lahirnya anak dari kepala suku, sang penerus bapaknya. Anak laki-laki ini, kelak akan membawa berkah bagi suku Benowo, demikianlah yang diramalkan oleh Nenek Jamini.
Setahun kemudian. Anak laki-laki dari kepala suku sudah bisa berlari. Bahkan sering diajak berburu sama kepala suku. Anak itu diberi nama: Son.
"Dimana Son?" kepala suku bertanya pada isterinya.
"Bukannya dia ikut berburu denganmu?" jawab isterinya, "tadi pengawalmu mengajak Son, katanya dapat perintah darimu untuk memngajak Son"
"Siapa? Pengawal yang mana?" (kepala suku mulai bingung). Pasalnya, ia berburu sejak pagi hari. Kini hari sudah petang. Dan Son diajak orang yang nengaku pelayannya juga pagi tadi.
"Maafkan saya. Saya tidak kenal yang mengajak tadi, sebab memang saya tidak pernah keluar dari rumah dan tidak mengenal satu pun dari pelayan, tuan." jawab isterinya.
Isterinya adalah seorang budak yang dimerdekaan oleh kepala suku. Dia dibeli dari orang luar suku saat sedang singgah di suku Benowo.
Son, dimana kau, nak? kata sang kepala suku dalam benaknya. (bersambung...)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H