Mohon tunggu...
Syarif Dhanurendra
Syarif Dhanurendra Mohon Tunggu... Jurnalis - www.caksyarif.my.id

Pura-pura jadi Penulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Negeri Damai Nan Penuh Kehangatan

28 Januari 2019   00:28 Diperbarui: 28 Januari 2019   00:40 5
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://bobo.grid.id

Aku gembira terlahir di negeri ini. Negeri yang penuh kegembiraan dan kehangatan. Pemimpin negeri ini sangat baik dengan rakyatnya. Seluruh menterinya peka dengan kondisi masyarakat. Tumbuhan tak pernah luput dari pandangan pemerintah dan tak pernah lupa untuk memberikan mineral dan vitamin kepada mereka. Tumbuhan di negeri ini pun menyanyi setiap harinya.

Hewan-hewan pun hidup dengan damai. Ada Kakakuri yang di cap sebagai raja Hutan, namun lembut dengan kawan-kawan rantai makanan di bawahnya. Entah kemudian dia makan apa, aku tak tahu. Bigshanks yang memiliki bisa paling mematikan, namun faktanya dia tidak pernah memangsa seekor tikus pun di negeri ini. Yonku yang merupakan hewan pelari tercepat, bahkan bisa menyaingi larinya Ferari, sering membantuku beli makanan di pasar. Sungguh negeri yang penuh kedamaian.

"Tahukah kamu, Kawan, bahwa kedamaian ini adalah semu?" kata Kakakuri.

"Maksudmu?" Jawabku.

"Ya, negeri kita ini terlihat damai, namun sebenarnya tidak benar-benar damai."

"Aku masih tak paham dengan yang kau katakan, kawan."

"Negeri ini dipimpin oleh seorang politikus ulung, kawan. Dia adalah orangnya pemerintah dunia. Dulu, dia adalah seorang bajak laut yang sangat kejam. Bahkan pemerintah dunia pun tak berani dengan dia. Akhirnya, dia diberikan negeri ini untuk menyeimbangkan perdamaian dunia (kepentingan pemerintah dunia"

"Kenapa jadi hampir sama dengan cerita negeri Dresrosa di Onepiece?"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun