Setelah 360 detik aku membisu
Demonstrasi besar-besaran terjadi di otakku
Milyaran neuron menuntut kejelasan atas sikapku
Gedung parlemen penalar ditaklukkan dengan ringan
Otakku berputar kencang
Nalarku berjalan gentoyoran
Akhirnya aku terdiam
Di istana pikiran
Istana itu gaduh
Presiden nampak lumpuh
Para menteri kabinet tak satu pun nampak batang hidungnya
Milyaran neuron di gedung parlemen tadi bergeser mengejarku ke istana
Diriku dilempar jutaan kertas gugatan tentang hal yang sama
Tentang puisiku sebelumnya
Presiden berbisik padaku dan berkata
neuron-neuronmu tak tahu apa-apa
jelaskan pada mereka
tentang apa yang sebenarnya
Kutemui milyaran neuron itu
Aku berkata kepada mereka
bahwa negara sedang tidak biasa saja
bahwa bangsa sedang lara dan banyak yang amnesia
bahwa kedunguan terjadi di mana-mana
bahwa berbie sedang menjelma di istana negara
Negeri jabalekat ikut menikmati
Rakyat hanya tahu tentang berbie
Lewat koran dan televisi
Bukan yang semesti
Maka kita butuh revolusi
Untuk keberlangsungan rumah ini
Milyaran neuron itu terdiam
Membuat suatu barisan tebal
Berjalan tegas
Bak prajurit siap berperang
Otakku kembali tenang
Tenteram dan nyaman
Dadapan, 20 Januari 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H